Berita Bali
Perputaran Uang di Bali Rp 2.824 Miliar, Selama Lebaran 2022, Okupansi Capai 70 Persen
Perwakilan Kantor Bank Indonesia Bali mencatatkan selama momen Lebaran 2022 perputaran uang di Bali mencapai Rp 2.824 miliar
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Sementara rangkaian event KTT G20 diasumsikan akan melibatkan lebih dari 20.000 delegasi yang berasal dari negara anggota, Uni Eropa dan tamu undangan.
Selama Triwulan I tahun 2022, tingkat hunian rata-rata The Nusa Dua tumbuh 182 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021.
Sedangkan kunjungan wisatawan, yang didominasi oleh wisatawan domestik, pada periode tersebut tumbuh 124 persen, yaitu 60.388 orang dari 26.913 orang pada triwulan I 2021.
Tingkat hunian rata-rata selama Januari-Maret 2022 mencapai 21,23 persen naik dari tingkat hunian rata-rata 7,53 persen selama Januari-Maret 2021.
Sementara tingkat hunian rata-rata pada April 2022 mencapai 27,30 persen naik dari 9,58 persen pada April 2021.
Masalah Sampah dan Kemacetan
KEGIATAN pariwisata di Bali berangsur membaik pasca kelonggaran yang sudah diberikan oleh pemerintah untuk kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) dan domestik (wisdom).
Namun di balik itu, beberapa permasalahan masih muncul yang dinilai dapat menghambat kegiatan pariwisata.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Ida Bagus Agung Partha Adnyana menjelaskan, permasalahan tersebut tak lain adalah sampah dan kemacetan di beberapa lokasi wisata, seperti Canggu, Kuta, Sanur dan lokasi wisata yang lain.
"Selama masalah macet dan sampah tidak diperbaiki, maka daya saing Bali akan turun. Selama ini wisatawan yang berlibur akan mencari aman dan nyaman," jelasnya, Selasa 10 Mei 2022.
Menurutnya, jika dilihat dari sisi keamanan tentunya Bali sangat kondusif untuk dikunjungi karena di setiap lokasi wisata atau akomodasi di bawah lindungan Desa Adat di mana juga melibatkan aparat desa, seperti pecalang untuk menjaga keamanan.
Namun untuk kenyamanannya jika dilihat Bali juga masih memiliki masalah pada sampah dan kemacetan kendaraan di jalanan hingga berjam-jam.
"Buat wisman tidak bagus, dan kalau itu sampai tahun depan terjadi lagi Bali bisa ditinggalkan," tambahnya.
Selain itu, ia juga berharap semoga Bali tetap dapat melewati masa pandemi Covid-19, meskipun masih terdapat beberapa negara yang melakukan lockdown akibat mengganasnya virus Corona.
Sementara itu, kebanyakan pengusaha Bali menderita kerugian selama pandemi Covid-19.