Berita Buleleng
Irigasi Jebol, 27 Ha Sawah Terancam Kekeringan di Buleleng, Per Krama Sumbang Dua Karung Tanah
Senderan irigasi Subak Kayupas Beduuran di Lingkungan Banyuning Barat, Kelurahan Banyuning
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Senderan irigasi Subak Kayupas Beduuran di Lingkungan Banyuning Barat, Kelurahan Banyuning, Buleleng, Bali, jebol.
Sawah seluas 27 hektare pun terancam kekeringan.
Saluran jebol panjangnya 10 meter dengan tinggi 2,5 meter.
Warga berusaha memperbaikinya dengan membuat tanggul dari tumpukan karung berisi tanah.
Baca juga: Senderan Saluran Irigasi Jebol, 27 Hektar Sawah di Banyuning Terancam Akan Kekeringan
Ini dilakukan agar 27 hektare sawah tetap mendapatkan air.
Saat ini usia padi milik warga sudah memasuki 30 hari.
Kelian Subak Kayupas Beduuran, Gede Wirasada mengatakan, senderan saluran irigasi itu sudah jebol sebanyak dua kali.
Ia mengatakan peristiwa pertama terjadi pada 26 Maret lalu.
"Kala itu panjang senderan yang jebol sekitar enam meter. Warga subak kemudian bergotong royong membuat tanggul. Masing-masing warga diwajibkan menyumbang dua karung tanah," kata dia, Kamis 12 Mei 2022.
Tanggul yang dibuat rupanya tidak bertahan lama.
Senderan saluran irigasi itu kembali jebol pada Senin 9 Mei 2022, bahkan lebih parah dan kini sudah sepanjang 10 meter.
Warga subak kembali bergotong royong membuat tanggul, agar sawah milik mereka tetap dialiri air.
"Waktu jebol pertama, sawah sempat tidak dialiri air selama tiga hari. Sekarang jebol lagi, kami langsung gotong royong membuat tanggul lagi. Karena padi milik warga sekarang sudah masuk usia 31 hari, itu sangat membutuhkan air. Kalau tidak diairi padi bisa terancam mati," ucapnya.
Wirasada mengatakan, saluran irigasi itu sebol saat musim hujan.
Senderan tidak mampu menahan air yang mengalir dengan sangat deras.
Baca juga: Sekda Adi Arnawa Kunjungi Subak Selasih Desa Sedang, Warga Sampaikan Keluhan Soal Perbaikan Irigasi