Berita Karangasem
Peternak Karangasem Mengeluh Lantaran Pakan Ternak Babi Naik Drastis
Peternak babi di Kabupaten Karangasem mengeluh lantaran harga pakan ternak jenis poral naik drastis per-karungnya.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ragil Armando
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Peternak babi di Kabupaten Karangasem mengeluh lantaran harga pakan ternak jenis poral naik drastis per-karungnya.
Yang semula Rp. 175 ribu per-karung isi 40 kilogram, kini meningkat jadi Rp. 205 ribu. Artinya per-karung meningkat sekitar Rp. 30 ribu.
Nengah Darma, peternak asal Desa/Kecamatan Abang, mengungkapkan, harga pakan meningkat jelang lebaran kemarin.
Baca juga: VIRUS PMK, Peternak Menjerit Karena Pengiriman Dibatasi, Harga Babi Lokal Turun Drastis
Menurut dia, kenaikan harga pakan tersebut cukup signifikan, dan membuat para peternak kaget.
Terutama peternak yang pelihara babi dalam jumlah banyak, yakni meencapai puluhan sampai ratusan ekor babi.
"Kalau saya ternak cuma enam ekor. Itupun makanannya saya campur dedak. Jadi nggak terlalu terasa kenaikannya,"ungkap Nengah Darma, Minggu 15 Mei 2022 siang.
Baca juga: Pengiriman 3.000 Ekor Babi Terancam Terkendala, Peternak Minta Pemerintah Berikan Solusi
Peternak yang pelihara dalam jumlah banyak mengeluhkan kondisi naiknya harga pakan ternak jenis polar.
Menurut penuturan para pedagang, kata Darma, harga pakan ternak naik dikarenakan harga bahan bakar minyak (BBM) alami kenaikan.
Sehingga beberapa kebutuhan di Kab. Karangasem mningkat beberapa persen. Peternak berharap harga kembali normal seperti sebelumnya.
Baca juga: Persaingan Harga Kirim Tak Sehat, Peternak Babi Mengadu ke DPRD Gianyar
Ditambahkan, naiknya harga pakan ternak tak berpengaruh ke harga daging babi. Parahnya, harga daging mengalami penurunan perkilogramnya.
Yang semula harga daging babi mencapai Rp. 40 ribu, kini turun menjadi Rp. 35 ribu perkilo. Kondisi ini terjadi usai lebaran hingga sekarang.
Baca juga: PROMO Indomaret Cooking Corner Sampai 17 Mei 2022: Produk Keperluan Dapur Diskon Hingga 50 Persen
"Saya selaku peternak rumahan berusaha mengimbangi pakanan ternak dengan jenis lain. Artinya bukan memakai poral saja, tetapi dicampur daun-daunan jenis ketela rambat. Kalau istilah di desa yaitu dag-dag. Sedangkan poral kita gunakan setengah saja,"akui I Nengah Darma.
Sebelumnya, peternak babi sempat merugi saat ada virus ASF yang nyerang babi.
Saat itu harga daging perkilogramnya hanya 15 - 20 ribu.
Para peternak berharap harga pakan dan daging babi bisa kembali normal, sehingga peternak tidak merugi banyak serta tetap bisa bertahan. (*)