Berita Denpasar

Pertama Usai Pandemi, Perayaan Waisak di Vihara Buddha Sakyamuni Digelar Offline, Dihadiri 1000 Umat

Pertama Kali Setelah Pandemi, Perayaan Waisak di Vihara Buddha Sakyamuni Digelar Offline, Dihadiri 1.000 Umat

Penulis: Putu Supartika | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN BALI/ I PUTU SUPARTIKA
Perayaan Tri Suci Waisak 2566 di Vihara Buddha Sakyamuni, Jalan Gunung Agung Denpasar 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Senin, 16 Mei 2022 sora berlangsung perayaan Hari Trisuci Waisak 2566 di Vihara Buddha Sakyamuni, Jalan Gunung Agung Denpasar.

Rangkaian acara diawali dengan meditasi bersama, menyambut detik-detik Waisak yang jatuh pada pukul 12.13.46 Wita.

Setelah itu, sore harinya dilaksanakan abhayadana atau memberi keselamatan atau ketidaktakutan atau rasa aman kepada mahluk hidup dengan melepas ratusan burung.

Perayaan Waisak tahun ini menjadi yang pertama kali umat bisa berkumpul kembali secara tatap muka setelah masa pandemi Covid-19.

“Untuk tahun ini, umat bisa hadir langsung mengikuti perayaan Waisak secara langsung di vihara. Tentunya kami laksanakan ini dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan secara ketat,” kata ketua panitia perayaan Waisak di Vihara Buddha Sakyamuni, Anita Verina.

Baca juga: Ridwan Kamil Temui Airlangga, Tegaskan Bakal Balas Budi Terhadap Golkar

Baca juga: PERINGATAN DINI BMKG Selasa 17 Mei 2022, Waspadai Hujan Lebat Disertai Angin Kencang di Wilayah ini

Baca juga: Harga Sapi Alami Kenaikan Jelang Idul Adha Ditengah Ancaman Wabah Penyakit Mulut dan Kaki

Anita mengatakan, rangkaian peringatan Hari Trisuci Waisak telah dimulai dengan mahajata atau peringatan ulang tahun Vihara Buddha Sakyamuni sejak sebulan sebelumnya secara online.

Selain berlangsung Sebulan Pendalaman Dhamma (SPD) yang digelar dua kali dalam seminggu, yakni Kamis dan Minggu, dan upacara Pattidana atau pelimpahan jasa serta Visudhi Upasaka Upasika.

Perayaan hari Trisuci Waisak bukan hanya untuk memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Sang Buddha yakni lahirnya pangeran Siddhartha Gautama, Pangeran Siddhartha mencapai penerangan sempurna sebagai Buddha, dan Sang Buddha parinibbhana, namun juga menjadi momentum untuk selalu ingat dan melaksanakan ajaran Buddha.

Perayaan Waisak 2022 ini mengangkat tema Moderasi Beragama Membangun Kedamaian.

Untuk umat yang datang hari ini diperkirakan 1.000 orang lebih, sementara kapasitas wihara ini sebanyak 3.000 orang.

Sementara itu, Sanghanayaka (Ketua Umum) Sangha Theravada Indonesia, Bhikkhu Sri Subhapafifio Mahathera mengatakan moderasi beragama sangat tepat diterapkan di tengah kehidupan dewasa ini.

Hal ini memberi kesempatan bagi umat Buddha dan umat beragama lain untuk melaksanakan agama masing-masing dengan sikap saling bertoleransi, sehingga terbangunlah kedamaian hidup antar umat beragama di Indonesia.

“Saya mengajak umat untuk melaksanakan moderasi beragama dengan menerapkan cinta kasih dan kasih sayang disertai kebijaksanaan, kesusilaan, dan keteguhan pikiran, agar kotoran pikiran dapat dikurangi bahkan dilenyapkan sehingga terbangunlah kedamaian masyarakat di Indonesia,” katanya.

Ditambahkan, moderasi beragama menjadi kebutuhan untuk menemukan persamaan dalam perbedaan, bukan mempertajam perbedaan dengan bersikap eksklusif.

“Moderasi beragama menjunjung nilai kemanusiaan dan menghadirkan keseimbangan pemahaman agama di tengah masyarakat. Moderasi beragama sebagai jalan bijak memadukan cinta kasih dan kasih sayang serta pemahanan agama lebih terbuka terhadap perkembangan kehidupan dewasa ini, sehingga moderasi beragama dapat menjauhkan sikap ekstrem bahkan pemikiran primordialisme dan intoleransi terhadap perbedaan,” katanya. (*)

TRIBUN BALI/ I PUTU SUPARTIKA
Perayaan Tri Suci Waisak 2566 di Vihara Buddha Sakyamuni, Jalan Gunung Agung Denpasar

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved