Berita Bali

Penggunaan Masker di Luar Ruangan Dilonggarkan, Begini Tanggapan Generasi Muda di Bali

Joko Widodo telah mengumumkan keputusan pemerintah terkait pelonggaran penggunaan masker di luar ruang.

Penulis: Putu Honey Dharma Putri W | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Pixabay/coyot
Ilustrasi masker - Penggunaan Masker di Luar Ruangan Dilonggarkan, Begini Tanggapan Generasi Muda di Bali 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pada live pers di akun youtube Sekretariat Presiden, Selasa 17 Mei 2022, Joko Widodo telah mengumumkan keputusan pemerintah terkait pelonggaran penggunaan masker di luar ruang, Rabu 18 Mei 2022.

Setelah banyaknya masyarakat Indonesia yang seolah mulai bosan dengan peraturan menggunakan masker, yang terlihat dari banyaknya masyarakat yang terjaring dalam razia masker yang sering dilakukan oleh aparat.

Kini akhirnya telah diumumkan oleh Presiden Jokowi bahwa penggunaan masker di luar ruangan dilonggarkan.

Dalam keputusan Presiden Jokowi tentang pelonggaran pengunaan masker, beliau juga tetap mengimbau untuk masyarakat yang berkegiatan di dalam ruang dan angkutan umum untuk tetap menggunakan masker.

Baca juga: Pemerintah Longgarkan Kebijakan Pakai Masker, Jokowi: Tetap Pakai Masker Bagi yang Komorbid

Tidak lupa juga bagi para lansia dan masyarakat yang sedang dalam keadaan flu diwajibkan menggunakan masker, guna tetap menghindari kemungkinan adanya penularan kembali.

Sontak keputusan ini mendapat respon yang sangat positif bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Terutama respon yang sangat positif dari kalangan generasi muda.

Berbagai tanggapan maupun harapan generasi muda dari berbagai profesi ini sangat menarik untuk disimak.

Seperti tanggapan dari salah satu pemilik coffee shop Sanka di daerah Renon yang bernama Sara Praditha (22).

Baginya dengan adanya kelonggaran penggunaan masker di luar ruangan ini dapat membuat masyarakat beraktivitas seperti sebelum adanya pandemi Covid-19.

“Ini akan menjadi udara segar bagi masyarakat, karena bisa lebih leluasa beraktivitas seperti sebelum adanya pandemi,” tutur Sara Praditha.

Selain itu, baginya keputusan ini dapat berdampak pada usaha coffee shopnya.

Sebagai pelaku bisnis yang mengedepankan konsep tongkrongan anak muda, menurutnya, usahanya ini akan mengalami peningkatan pengunjung, terlebih lagi coffee shop merupakan tempat nongkrong yang tujuannya untuk bersosialisasi.

“Untuk pelaku usaha pasti akan mengalami peningkatan penjualan. Dari segi sosial juga akan ada peningkatan. Karena kan kebiasaan orang ke coffee shop rata-rata untuk nongkrong,” jelasnya.

Tidak hanya disambut baik oleh Sara sebagai salah satu pelaku usaha, hal ini juga disambut baik oleh salah satu guru SD yang juga merupakan guru muda, bernama Meyta Dwi Lestari (23).

Baginya keputusan ini tentu sangat baik dari segi ekonomi maupun kesehatan.

Karena baginya orang-orang tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk membeli masker.

Sedangkan dalam segi kesehatan, menurutnya, penggunaan masker terlalu lama dapat mengurangi suplai oksigen yang masuk ke dalam tubuh.

“Tentu saya menyambutnya dengan baik, dari segi ekonomi maupun kesehatan. Karena jika dilihat dari segi ekonomi masyarakat tidak perlu lagi menghabiskan uangnya untuk membeli masker dan jika dilihat dari segi kesehatan juga tidak baik jika kita menggunakan masker di luar ruangan seharian oksigen yang masuk tidak maksimal, dan jika menggunakan masker terus menerus bukan oksigen yang kita hirup melainkan karbondioksida dari pernapasan kita,” jelas Meyta Dwi Lestari ketika ditanya oleh wartawan Tribun Bali.

Sedangkan menurut Anggi Oka Pratiwi salah satu generasi muda yang berprofesi sebagai pegawai ini, keputusan pelonggaran penggunaan masker ini tidak hanya bagus dalam segi sosial, ekonomi dan kesehatan, melainkan keputusan ini juga baik dari segi lingkungan.

Seperti penampakan banyaknya limbah masker yang ada, tentu ini merupakan salah satu dampak negatif bagi lingkungan.

“Saya setuju dengan pelonggaran penggunaan masker tersebut, toh saat ini sudah lebih banyak masyarakat yang lengkap menerima vaksin dosis ketiga dan juga rasanya sekarang Covid-19 sudah tidak seseram saat baru-baru mewabah. Lagian semenjak adanya wajib masker, limbah masker jadi banyak. Tentu tidak baik bagi lingkungan,” jelas Anggi kepada wartawan Tribun Bali.

Walaupun terdapat banyak respon positif yang menerima keputusan pelonggaran penggunaan masker ini.

Baca juga: Jokowi Izinkan Lepas Masker di Luar Negara, Pemerintah Daerah di Bali Pilih Tak Mau Gegabah

Ternyata ada generasi muda yang merasa bahwa keputusan tersebut belum efektif untuk diberlakukan.

Seperti tanggapan dari Sonia Mega Nein salah satu pegawai bank BCA ini, menurutnya pelonggaran penggunaan masker ini belum efektif karena tentu sulit membedakan masyarakat mana yang sedang terserang flu maupun yang sehat.

Ia khawatir ini bisa menyebabkan penularan kembali.

Karena baginya tentu tidak semua masyarakat Indonesia menerima vaksin, tentu ada yang memiliki penyakit khusus sehingga tidak diperkenankan untuk mendapat vaksin.

“Menurut saya masih kurang efektif, karena saya masih takutnya penularan/penyebaran virus terhadap sesama karyawan maupun masyarakat. Untuk saat ini kita masih belum bisa pantau mengenai orang-orang yang berinteraksi dengan kita, apa ia dalam keadaan sehat atau flu. Toh juga tidak semua masyarakat Indonesia menerima vaksin. Bisa saja ada yang tidak menerima akibat memiliki penyakit khusus sehingga tidak dapat menerima vaksin dosis apapun,” sanggahnya (*)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved