Virus PMK
Dihantui PMK, Transaksi Jual Beli Sapi di Pasar Beringkit Menurun Sampai 50 Persen
Transaksi jual beli sapi di Pasar Hewan Beringkit, yang berlokasi di Jalan Raya Mengwitani, Kabupaten Badung.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Transaksi jual beli sapi di Pasar Hewan Beringkit, yang berlokasi di Jalan Raya Mengwitani, Kabupaten Badung.
Menurun sampai 50 persen.

Hal itu diduga karena masyarakat kini dihantui, penyakit mulut dan kuku (PMK).
Yang menyerang ternak sapi di sejumlah wilayah di Indonesia.
Meski tidak ditemukan terjangkit pada ternak di Bali.
Namun isu PMK membuat transaksi sapi di Pasar Beringkit anjlok.
Bahkan diduga penjualan sapi untuk keluar daerah Bali juga mengalami penurunan.
Baca juga: VIRUS PMK! Dinas Pertanian Monitoring Pasar Hewan
Dirut Perumda Pasar Mangu Giri Sedana, I Made Sukantra, saat dikonfirmasi Kamis 19 Mei 2022 tak menampik hal tersebut.
Pihaknya mengaku transaksi jual-beli sapi di Pasar Hewan Beringkit, anjlok pasca penyebaran penyakit PMK.
"Isu penyakit PMK memang sangat berdampak terhadap transaksi sapi disini (Pasar Hewan Beringkit -red)," katanya.
Baca juga: VIRUS PMK! Bali Masih Aman, Pemerintah Ingatkan Tetap Waspada

Tak tangung-tanggung, penurunan transaksi sapi hidup di Pasar Hewan Beringkit mencapai 50 persen lebih.
Dijelaskan, sebelum PMK menghantui, transaksi bisa mencapai 700 ekor per hari atau saat pasar hewan buka, tapi kemarin hanya mencapai 300 ekor.
"Jadi dari 700 menjadi 300 kan lebih dari 50 persen penurunannya.
Namun kami belum mengecek penjualan sapi keluar Bali," jelasnya.
Baca juga: VIRUS PMK, Dispertan Badung Akan Kumpulkan Puskeswan dan Pantau Sentra Ternak Serta Pasar Beringkit
Sukantra menilai penurunan traksaksi akibat ketakutan masyarakat maupun peternak membeli sapi.
Padahal, asal ternak sapi yang diperjualbelikan merupakan hasil peternak di Bali.
"Sapi-sapi yang dijual disini tidak ada yang datang dari luar pulau, semua merupakan peternak lokal," katanya.
Ia menjelaskan, sapi yang diperdagangkan di Pasar Hewan Beringkit banyak dikirim dari Kabupaten Buleleng, Bangli, Tabanan, dan dari peternak di Kabupaten Badung sendiri.

"Kami tidak pernah mendatangkan sapi dari luar Bali, malah kebanyakan di kirim ke Pulau jawa. Selain untuk dipelihara, sapi Bali juga bagus untuk di potong atau dikonsumsi," ucapnya.
Kendati demikian, untuk mengantisipasi virus PMK, termasuk kesehatan sapi pihaknya tetap melakukan pembersihan pada kandang sapi di Pasar Hewan Beringkit. Diharapkan tidak ada bakteri maupun virus yang membahayakan sapi yang ada.
"Pembersihan tetap kita lakukan. Namun sejauh ini kita pastikan virus PMK itu belum ada di Bali. Namun kita harap tidak sampai ke Bali dan menyerang sapi-sapi di Bali," tegasnya.
Sebelumnya, Dinas Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Badung memerintahkan jajaranya melakukan pengawasan di sentra peternakan sapi serta Pasar Hewan Beringkit.
"Pasar Hewan Beringkit sudah kami monitor begitu pula Sentra Ternak Sobangan juga kita tingkatkan pengawasanya. Namun, sampai saat ini tidak ada laporan ternak di Badung yang sakit mengarah pada PMK," ungkap Kadispertan Badung, I Wayan Wijana.
Menurutnya, pihaknya telah mengambil langkah-langkah antisipasi untuk mencegah penyebaran wabah penyakit PMK, sehingga ternak di Badung terbebas dari penyakit tersebut.
"Kita sudah ambil langkah-langkah antisipasi dengan mengumpulkan semua Kepala Puskeswan dan Penyuluh agar meningkatkan kewaspadaan," terangnya
Wijana meminta Kepala Puskeswan dan penyuluh melakuka melakukan Komunikasi, Informasi dan edukasi. Tak hanya itu, pihaknya juga meminta jajaranya melakukan pemantauan dan pelaporan dini jika ada laporan yang mengarah pada PMK. (*)
Beberapa sapi di pasar hewan beringkit diikat yang akan dijual.