Pitra Puja I Gusti Ngurah Rai Jelang HUT ke-65, Ini Cikal Bakal Kodam IX/Udayana di Denpasar
Kodam IX/Udayana menggelar Upacara Pitra Puja yang diberikan kepada Brigjen TNI (Anumerta) I Gusti Ngurah Rai, menjelang Hari Ulang Tahun ke-65.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
"Untuk itu, mari kita jadikan nilai-nilai luhur perjuangan Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai sebagai suri tauladan dan pedoman untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan NKRI," ajaknya.
"Nilai-nilai luhur yang tak akan pernah luntur oleh zaman inilah sebagai pedoman dalam upaya mengabdikan diri kepada bangsa dan negara sesuai profesi masing-masing dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," sambung Pangdam
Sementara itu, keluarga Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai, yakni putra sulung I Gusti Ngurah Rai, I Gusti Ngurah Gede Yudana menyampaikan, bahwa digelarnya acara ini sebagai penghormatan terhadap sejarah.
"Di Desa Carangsari ini adalah tempat kelahiran ayah saya dan setelah dewasa beliau pergi ke kota untuk ikut pendidikan kemudian ikut berjuang melawan Belanda di dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diproklamasikan oleh Bung Karno pada tanggal 17 Agustus 1945," tuturnya.
I Gusti Ngurah Gede Yudana dengan nada haru menceritakan, bahwa dirinya sewaktu masih anak-anak belum paham akan sebab bapaknya meninggalkan istri dan anak-anak yang masih kecil.
Saat itu, dirinya beserta ibu dan adik-adiknya juga sempat ditahan oleh Belanda selama 3 bulan bersama tokoh-tokoh dari Carangsari yang tidak menyembunyikan tempat para pejuang berada.
"Waktu itu, saya bertanya kepada Ibu, nanti dimana bisa dapat roti dan susu kalau kita pulang bu? Kemudian Ibu saya menjawab, nanti ayah akan membawanya kalau kita sudah merdeka,"
"Tapi nyatanya sampai sekarang ayah saya tidak kunjung datang memberikan roti dan susu. Untuk itu, marilah kita berjuang untuk bisa mendapatkan roti dan susu, masyarakat Indonesia tidak boleh miskin, harus makmur sentosa," ucapnya. (*)