Info Kesehatan
Cara Mencegah Cacar Monyet, Hindari Kontak dengan Hewan Liar dan Rajin Cuci Tangan
Bagaimana cara mencegah penularan infeksi monkeypox atau cacar monyet? Simak penjelasannya berikut ini.
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Cara Mencegah Cacar Monyet, Hindari Kontak dengan Hewan Liar dan Rajin Cuci Tangan
Tribunners, masyarakat diimbau untuk berhati-hati terhadap virus monkeypox, yang saat ini tengah beredar di beberapa negara.
Lantas, bagaimana cara mencegah penularan infeksi monkeypox atau cacar monyet?
Baca juga: Waspada! Kemenkes Duga Cacar Monyet Bisa Menular Lewat Udara
“Monkeypox sebenarnya merupakan infeksi zoonosis yang disebabkan oleh Pox Virus. Menurut klasifikasi virus ini termasuk dalam famili kelompok virus Poxviridae, menyebabkan cacar Smallpox,” kata Dr. dr. Prasetya Mawardi, SpKK(K), FINSDV, FAADV, di Poliklinik Infeksi Tropik KSM Ilmu Dermatologi dan Venereologi RSUD dr. Moewardi Surakarta, dikutip dari Kompas.com
Menurut dr Annisa Marsha Evanti, mahasiswa PPDS-DV yang bertugas di poli Dermatologi Tropik RSUD Moewardi, langkah utama dalam mencegah cacar monyet adalah dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Adapun cara-cara mencegah cacar monyet adalah sebagai berikut:
1. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir atau memakai pembersih tangan yang bahan dasarnya alkohol
2. Hindari melakukan kontak langsung dengan tikus atau primata
3. Membatasi paparan langsung dengan darah atau hewan yang tidak dimasak hingga matang
4. Menghindari kontak fisik dengan seseorang yang terinfeksi
5. Tidak melakukan kontak dengan material yang terkontaminasi, seperti temapt tidur atau pakaian yang digunakan pasien cacar monyet
6. Menghindari kontak dengan hewan liar atau mengonsumsi dagingnya
Selain itu, ia juga mengingatkan bagi pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah yang terjangkit cacar monyet, untuk segera melakukan pemeriksaan apabila merasakan gejalanya.
Baca juga: PROSES PENYEMBUHAN Cacar Monyet, Bisa Sembuh dalam 2 hingga 4 Minggu Tanpa Rawat Inap
Gejala infeksi virus monkepox yang biasa terjadi, yakni demam tinggi yang muncul secara mendadak setelah pulang dari wilayah berisiko.
Selain itu, terjadi juga pembesaran kelenjar getah bening dan muncul ruam sekitar 3 minggu setelah kepulangan.