Berita Bangli
Harga Pakan Naik, Wayan Ngelah Asal Bangli Bayar Pakan dengan Telur Ayam
Meningkatnya harga telur ayam tidak serta-merta membuat para peternak semringah. Para peternak justru merasa galau.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Meningkatnya harga telur ayam tidak serta-merta membuat para peternak semringah.
Para peternak justru merasa galau.
Pasalnya peningkatan harga telur juga dibarengi dengan biaya operasional yang tinggi, terutama dari sisi pakan.
Salah satu peternak bernama I Wayan Ngelah membenarkan jika harga telur ayam di kalangan peternak saat ini sedang naik.
Kenaikannya Rp3 ribu untuk seluruh jenis telur.
Baca juga: Porprov Bali XV, Bangli Jadi Tuan Rumah Cabor Pexi
Seperti telur ukuran besar (TB), dari harga Rp42 ribu per krat, saat ini harganya Rp45 ribu per krat.
Telur tanggung (TT) dari sebelumnya Rp39 ribu per krat, kini harganya Rp42 ribu per krat.
Begitupun dengan telur kecil (TK) yang sebelumnya Rp37 ribu per krat, sekarang Rp39 ribu per krat.
"Satu krat itu isinya 30 butir. Kalau di pasar harganya bisa Rp50 ribu hingga Rp51 ribu per krat untuk telur besar," ujar Wayan Ngelah saat ditemui di peternakannya Banjar Lumbuhan, Desa Sulahan, Susut, Bangli, Bali, Minggu 5 Juni 2022.
Baca juga: Sentuh Angka Rp1 Miliar, Kejari Bangli Pantau Pemanfaatan APBDes
Walaupun harga telur saat ini sangat bagus, Wayan Ngelah cukup kewlahan untuk memenuhi biaya operasional.
Pasalnya harga pakan jenis comfeed saat ini terus naik.
Dari mulanya Rp280 ribu per 50 kilo, kini Rp330 ribu per 50 kilo.
Sedangkan untuk pemberian pakan 1000 ekor ayam yang dimiliki, Wayan Ngelah mengaku butuh 115 kilo, atau dua karung lebih per hari.
"Saya tidak berani mengurangi pakannya. Karena kalau dikurangi, dalam tiga hari saja sudah terlihat persentase penurunan produksi telurnya," ucap Wayan Ngelah.
Baca juga: HARGA Babi Hidup di Bangli Murah, Peternak Kebingungan!
Agar tetap bisa berproduksi, peternak asal Banjar Penglumbaran Kawan, Desa Penglumbaran, Kecamatan Susut itu terpaksa ngutang pakan ayam ke distributor.
Sedangkan untuk pembayaran utang, menggunakan hasil produksi telur harian.
"Dari 1000 ekor ayam ini bisa menghasilkan 800 lebih butir telur, atau sekitar 26 krat."
"Selanjutnya pihak distributor mensortir telur berdasarkan ukuran, lalu dihargai sesuai harga terkini. Itulah yang digunakan untuk bayar utang pakan. Nah sisanya, baru digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari."
"Paling bisa dapat sekitar Rp. 100 ribuan," ungkapnya.
Baca juga: PPDB di Bangli: Boleh Daftar Diluar Zonasi, Asalkan Sudah Setahun dan Satu Zonasi Sekolah
Pihaknya tidak memungkiri kewalahan dengan tingginya harga pakan saat ini. Memang biaya pakan tertolong dengan harga telur yang naik saat ini. Namun menurutnya harga tersebut cenderung fluktuatif.
"Harga pasar sejak dulu tidak menentu. Mungkin naiknya harga telur karena pengaruh musim hari raya. Namun siapa yang tahu setelah itu?"
"Maka saya sebagai peternak kecil hanya berharap harga telur dan pakan bisa seimbang. Sehingga kami peternak kecil bisa tetap berproduksi," harapnya. (*)
Berita lainnya di Berita Bangli