Berita Bali

Hari Ini Panyekeban Galungan, Hindari Melakukan Hal Ini

Hari ini, Minggu 6 Juni 2022 disebut dengan Panyekeban yang jatuh tiga hari sebelum Hari Raya Galungan atau pada Redite (Minggu) Paing Wuku Dungulan.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Ragil Armando
Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Hari Ini Panyekeban Galungan, Hindari Melakukan Hal Ini 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Hari Raya Galungan tinggal menghitung hari.

Hari raya yang dilaksanakan setiap 6 bulan sekali akan dirayakan pada Rabu 8 Juni 2022 mendatang.

Untuk hari ini, Minggu 6 Juni 2022 disebut dengan Panyekeban yang jatuh tiga hari sebelum Hari Raya Galungan atau pada Redite (Minggu) Paing Wuku Dungulan.

Baca juga: Ini Alasan Coach Teco Memilih Rakasurya Sebagai Starting Ketimbang M. Ridho Saat Lawan PSS Sleman

Dalam Lontar Sundarigama disebutkan bahwa hari ini Sang Hyang Kala Tiga akan turun ke dunia.

Ikang Dungulan Redite Paing, turun Sang Hyang Kala Tiga, menadi Bhuta Galungan, arep anadah anginun ring manusa pada matangnian sang wiku muang sang para sujan den perepiakse juga sira kumekas ikang jenyana nirmala, nimitania, tan ka surupan tekap. Sang Buta Galungan, nadah mangkana mengaram panyekeban ucaping loka. 

Baca juga: Duka Cita Mendalam Presiden Jokowi ke Ridwan Kamil Atas Meninggalnya Eril, Beri Pesan Menguatkan Ini

Artinya, saat Redite Paing wuku Dungulan disebutkan bahwa Sang Hyang Kala Tiga turun ke dunia dalam wujud Sang Bhuta Galungan, yang ingin makan dan minum di dunia ini, oleh karena itu, orang-orang suci, demikian pula para sujana (bijaksana), hendaknya waspada serta mengekang atau membatasi dirinya kemudian memusatkan pikirannya ke arah kesucian, agar tiada kemasukan oleh sifat-sifat yang membahayakan dari pengaruh-pengaruh Sang Bhuta Galungan, dan hal yang demikian, disebutlah hari penyekeban.

Oleh karena itu, mulai hari ini seseorang harus mulai mengendalikan diri.

Baca juga: Prediksi Pemain Persib Bandung vs Tanjong Pagar United, Yaya: Kami Mencari Formasi Terbaik

Tidak mudah marah, emosi, dan selalu sabar agar nanti pada saat Hari Raya Galungan bisa merayakan hari kemenangan Dharma dengan paripurna. 

Sementara itu, I.B. Putu Suamba penulis beberapa buku seperti Siwa Budha di Indonesia dan juga Dosen Politeknik Negeri Bali, Rangkaian Galungan merupakan rangkain upacara terpanjang yaitu mulai dari sejak hari Tumpek Wariga hingga Buddha Kliwon Pahang dengan waktunya 42 hari.

Baca juga: Prediksi Pemain Persib Bandung vs Tanjong Pagar United, Yaya: Kami Mencari Formasi Terbaik

Suamba juga menambahkan turunnya Kala Tiga dan Jaya Tiga memperlihatkan betapa unsur Maya Tattwa dalam bentuk Sakti dominan di dalam pelaksanaan Galungan.

Kala Tiganing Galungan, yaitu tiga kala berturut-turut, mulai hari Redite Paing Dungulan (Penyekeban), Soma Pon Dungulan (Penyajahan), dan Anggara Wage Dungulan (Penampahan).

Baca juga: Anggrek Jadi Inspirasi Fashion Show Made Milo di Bali, Kreativitas Baru Corak Busana

Hari-hari ini merupakan keistimewaan Galungan dimana pelaksanaanya didahului dengan munculnya Kala Tiga yang dikenal pula dengan nama Sang Hyang Tiga Wisesa yang turun ke dunia pada wuku Dungulan dalam bentuk kekuatan negatif (kala).

"Pada Redite Paing Dungulan turunlah kala disebut Sang Bhuta Galungan, pada Anggara Pon Dungulan disebut Bhuta Dunggulan, sedangkan pada Anggara Wage Dungulan disebut Sang Bhuta Amangkurat," kata Suamba dalam Rembug Sastra Purnama Bhadrawadha di Pura Jagatnata Denpasar beberapa waktu lalu.

Baca juga: Persib vs Tanjong Pagar United: Wajib Waspadai Pemain Inti The Jaguar, Fitrul: Kami Semua Sudah Siap

Saat itu, manusia dihadapkan kepada suatu waktu (kala) yang demikian mengerikan dan harus waspada agar diri tak dikuasai.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved