Tarif Candi Borobudur
Polemik Tarif Naik Candi Borobudur, Simak Sejarah Lengkap Penemuan Salah Satu Keajaiban Dunia Ini
Candi Borobudur tengah menjadi pembicaraan usai wacana tarif naik ke atas Candi Borobudur menjadi Rp750 ribu, Berikut ini adalah sejarah Borobudur.
Bangunan candi berbahan dasar batu yang dipotong dan disusun sedemikian rupa tanpa menggunakan mortar atau elemen untuk merekatkan batu.
Borobudur terbuat dari batu andesit dan menurut perkiraan, ada lebih dari 1,6 juta balok batu andesit untuk membangunnya.
Baca juga: Batasi Wisatawan, Luhut Tetapkan Tarif Masuk Candi Borobudur Untuk Tursi Lokal Naik Jadi Rp750 Ribu
Bangunan Candi Borobudur
Keberadaan Candi Borobudur terlihat seperti puncak perkembangan agama Buddha di wilayah Indonesia.
Hal itu dapat dilihat dari pahatan relief, susunan patung, dan figur-figur Buddha yang diarcakan.
Sejumlah ahli menafsirkan adanya unsur-unsur aliran yang bersifat tantrisma di candi megah ini.
Sementara itu, ahli lain berpendapat bahwa Borobudur bukan hanya berlatar agama Buddha.
Namun, dipengaruhi pula oleh konsep pemujaan leluhur dengan bentuk bangunan berterasnya yang mirip bangunan pemujaan zaman prasejarah.
Dilansir dari Kompas.com, 5 Juni 2022, dinding candi berhiaskan 2.672 panel relief, 504 arca Buddha, dan 73 stupa.
Candi Borobudur memiliki 1.460 panel relief cerita yang tersusun dalam 11 deretan mengitari bangunan, serta relief hias sebanyak 1.212 panel.
Bangunan candi sendiri terbagi ke dalam tiga tingkatan, yakni Kamadhatu (kaki candi), Rupadhatu (tubuh candi), dan Arupadhatu (atas candi), yang diwujudkan dalam 10 teras bertingkat.
Baca juga: Bingung Pilih Kampus? Berikut 14 PTS Terbaik Indonesia Versi QS Asia University Rankings 2022
Pembagian tiga tingkatan Candi Borobudur yaitu kamadhatu, rupadhatu, dan arupadhatu.
1. Kamadhatu
Kamadhatu menggambarkan kehiduan manusia di dunia yang penuh keburukan, nafsu, dan bergelimang dosa.
Bagian ini sebagian besar tertutup tumpukan batu yang diduga digunakan untuk memperkuat konstruksi candi.