Human Interest Story
Modal Rp35 Juta, Pria Asal Buleleng Buat Mobil Listrik dari Panel Surya, Belajar dari Youtube
I Putu Dedi Wihartama Griadhi (51) menjadi perhatian warga Banjar Dinas Kayu Putih, Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali, pada Sabtu
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - I Putu Dedi Wihartama Griadhi (51) menjadi perhatian warga Banjar Dinas Kayu Putih, Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali, pada Sabtu 11 Juni 2022 sore.
Pasalnya, ia mengendarai mobil buatannya sendiri, dengan tenaga listrik yang dihasilkan dari panel surya.
Mobil itu ia bawa untuk bekerja dan berkebun.
Dedi merakit mobil bertenaga panel surya itu sejak tujuh bulan yang lalu.
Baca juga: Polres Buleleng Tangkap 4 Terduga Pelaku Pembakaran di Desa Julah, Penghuni Rumah Masih Syok
Bermodalkan dana Rp35 juta, Dedi dibantu dengan seorang karyawannya membuat kerangka mobil dari bahan pipa hollow ukuran 3x3, dan beberapa sparepart bekas.
Bagian atap mobil ditutup dengan panel surya. Energi listrik yang didapatkan dari panel surya itu kemudian disimpan dalam lima buah beterai dengan total daya 60 volt.
Dedi menyebut, mobil itu belum pernah dibawa jauh. Ia hanya berani membawanya sejauh 8 kilometer, tepatnya hingga ke wilayah Desa Gondol, Kecamatan Gerokgak.
Alasannya, ia tidak ingin berurusan dengan polisi. Sebab mobil yang mampu mengangkut beban hingga 500 kilogram itu belum dilengkapi surat-surat berkendara.
Baca juga: DPRD Buleleng Ajak Masyarakat Bangkitkan Nilai Kebaikan
Saat dibawa bolak-balik dari Desa Gondol, baterai dari mobil itu kata Dedi hanya berkurang sedikit.
Daya yang tersisa dari mobil itu bahkan masih dapat ia sambungkan untuk memenuhi sebagian kebutuhan listrik di rumahnya.
"Di rumah, saya juga menggunakan panel surya. Sudah saya kembangkan sejak tujuh tahun yang lalu, dan mampu menghasilkan listrik hingga 1.500 watt per hari. Cukup untuk menyalakan dua AC, satu kulkas, komputer dan air," ucapnya.
Saat membuat mobil listrik dari panel surya, Dedi mengaku tidak mengalami kendala yang cukup banyak.
Ia hanya sempat kesulitan membuat suspensi depan menjadi empuk ketika melewati jalan yang bergelombang ataupun berbelok.
"Paling sulit hanya bagian suspensi dan stering. Mobil pernah sulit untuk dibelokkan. Akhirnya saya utak-atik lagi," katanya.
Baca juga: Santap Nasi di Acara Kelulusan SMPN Satap 2 Kubutambahan Buleleng, 111 Siswa Keracunan Makanan
Dedi sejatinya bukan lulusan teknik listrik. Saat kuliah di Univesitas Warmadewa, ia justru lulus dari jurusan Ekonomi Akuntansi.
Bahkan saat ini bekerja dengan membuka usaha advertising, dan beternak ayam.
Merakit mobil listrik dari panel surya ini hanya ia pelajari dari siaran di Youtube. Selain itu, sejak kecil pria yang dikaruniai empat orang anak ini juga suka melakukan eksperimen.
Barang-barang elektronik milik orangtuanya kerap ia bongkar, hanya ingin memenuhi rasa penasarannya.
"Kadang radio yang masih bagus, saya bongkar hanya ingin melihat di dalamnya ada apa saja. Setelah dibongkar, tidak bisa pasang lagi. Waktu kecil sering seperti itu."
"Merakit mobil ini saya pelajari dari Youtube dan pakai logika saja. Panel surya saya beli secara online," terangnya.
Dedi pun kini mengaku bangga, bisa membawa mobil hasil buatannya sendiri. Mobil yang ia buat bahkan ramah lingkungan.
Suami dari Ketut Kartika Putri ini mengaku masih akan terus menyenpurnakan mobil listrik tersebut.
Apabila uji cobanya berhasil, tidak menutup kemungkinan Dedi siap membuka pesanan mobil listrik dari panel surya tersebut.
"Mobil buatan sendiri bisa di-custom sesuai keinginan, mau bentuk apa saja bebas. Kalau beli, kan sudah standar pabrik. Mobil listrik yang dijual juga rata-rata casnya membutuhkan daya listrik hingga 7.000 watt, lumayan tinggi."
"Sementara kalangan bawah jarang ada yang punya daya 7.000 watt," jelasnya. (*)
Berita lainnya di Human Insterest Story