Berita Buleleng

DPRD Desak Pemerintah Gencarkan Sosialisasi Rabies, Korban Meninggal Tanpa VAR

Anggota Komisi IV DPRD Buleleng mendesak pemerintah, untuk lebih gencar melakukan sosialisasi terkait penanganan rabie

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Marianus Seran
Tribun Bali
Anggota Komisi IV DPRD Buleleng, Ketut Ngurah Arya ditemui Senin (20/6).  

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Anggota Komisi IV DPRD Buleleng mendesak pemerintah, untuk lebih gencar melakukan sosialisasi terkait penanganan rabies.

Hal ini dilakukan sebab kasus rabies di Buleleng telah memakan tujuh korban jiwa. 

Anggota Komisi IV DPRD Buleleng, Ketut Ngurah Arya ditemui Senin (20/6) mengatakan, tingginya korban jiwa ini disebabkan karena banyak masyarakat yang belum paham, terkait penanganan kasus gigitan anjing.

Sehingga seluruh korban meninggal dunia karena tidak mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR). 

Baca juga: 29 LPD di Bangli Jadi Target Pembinaan dan Pengawasan, Masuk Kategori Kurang dan Tidak Sehat

Ngurah Arya menyebut, Dinas Pertanian Buleleng telah melakukan sejumlah antisipasi penanganan rabies di Buleleng.

Salah satunya dengan melakukan vaksinasi. Dimana, jumlah vaksin yang disediakan mencapai 11 ribu dosisi, ditambah sumbangan dari pemerintah pusat sebanyak 34 ribu dosis.

Hanya saja, vaksinasi anjing tidak cukup untuk mengatasi kasus rabies, selama masyarakat masih meliarkan anjing peliharaannya. 

"Beberapa masyarakat masih tidak peduli. Anjingnya tidak dipelihara dengan baik, seperti tidak rutin divaksin dan diliarkan.

Ini banyak terjadi di desa-desa. Jadi pemerintah harus gencar lagi melakukan sosialisasi, agar masyarakat kalau mau memelihara anjing, ya harus dipelihara dengan baik," ucapnya. 

Baca juga: Tipu 3 Orang untuk Tanam Saham di Restoran, Stephanus Irawan di Tangkap Kejari Badung

 
Selain itu, Ngurah Arya juga menyebut VAR sejatinya telah tersedia di seluruh puskesmas dan tiga rumah sakit pemerintah di Buleleng.

Namun masyarakat belum paham, terkait tahapan atau SOP pemberian VAR.

"Tahapan ketika orang tergigit anjing itu belum dipahami dengan baik oleh masyarakat, sehingga berujung pada maut.

Jadi sosialisasi harus gencar lagi diberikan oleh pemerintah, agar masyarakat paham," jelasnya. 

Seperti diketahui, sejak Januari hingga saat ini tercatat ada tujuh warga Buleleng yang meninggal dengan suspek rabies.

Terbaru dialami seorang bocah usia tujuh tahun, yang tinggal di Kecamatan Sukasada.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved