Berita Tabanan
SUARA DENTUMAN Keras Bikin Warga Tabanan Terkejut, BERINGIN Ratusan Tahun Timpa Pura Puseh
Kejadian pohon beringin yang diperkirakan berusia ratusan tahun, tiba-tiba tumbang menimpa panyengker Pura Puseh Desa Adat Pagi, Banjar Dinas Pagi.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Kejadian pohon beringin yang diperkirakan berusia ratusan tahun, tiba-tiba tumbang menimpa panyengker Pura Puseh Desa Adat Pagi, Banjar Dinas Pagi, Desa Senganan, Penebel, Tabanan.
Kejadian itu terjadi Senin (27/6/2022) sekitar pukul 08.30 WITA.
Kejadian itu mengejutkan warga, karena mengeluarkan suara dentuman yang keras.
Kapolsek Penebel, AKP I Nyoman Artadana mengatakan, kejadian ini dilaporkan I Wayan Yastra (58) selaku Bendesa Adat Pagi.
Pagi itu, saksi yang berada di rumah sekitar 20 meter dari Pura Puseh Pagi.
Mendengar suara dentuman keras.
Ia kemudian lari keluar dan melihat pohon beringin kembar, yang tumbuh di Pura Puseh Desa Adat Pagi tumbang menimpa tembok (panyengker) sebelah utara.
Baca juga: Pohon Beringin Kembar Berusia Di Atas 200 Tahun di Pura Puseh Desa Adat Pagi Tumbang
Baca juga: Pohon Tumbang Timpa Bale Kulkul dan Toilet Pura Dalem Sumbersari Melaya

“Akhirnya dilaporkan ke krama adat untuk pembersihan,” ucapnya.
Kapolsek Penebel menduga, pohon beringin yang sudah berusia di atas 200 tahun itu batangnya lapuk.
Malam sebelumnya, hujan deras mengguyur sekitar lokasi kejadian.
Tidak ada korban jiwa.
Hanya saja, krama harus membenahi panyengker Pura Puseh Desa Adat Pagi karena rusak tertimpa pohon.
“Yang rusak tembok pura atau panyengker sepanjang 5 meter.
Dengan kerugian ditaksir Rp 50 juta,” pungkas Kapolsek Penebel.

Peristiwa pohon tumbang juga terjadi di Bangli.
Cuaca buruk beberapa hari terakhir mengakibatkan pohon albesia tumbang menimpa rumah warga yang berlokasi di Desa Subaya, Kecamatan Kintamani.
Camat Kintamani, I Ketut Erry Soena Putra dikonfirmasi Senin (27/6) mengatakan, rumah tersebut milik I Wayan Merta.
Rumah itu dihuni oleh empat orang dewasa dan dua balita. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.
"Kejadiannya diketahui sekitar pukul 07.30 Wita. Saat kejadian, rumah dalam keadaan kosong.
Karena seluruh penghuninya sedang ke rumah kerabat yang jaraknya sekitar 50 meter dari lokasi kejadian," jelasnya.

Pohon setinggi belasan meter itu menimpa atap rumah. Walaupun tidak ada korban jiwa, camat mengatakan, terdapat kerugian materiil.
"Untuk kerugian materiil kurang lebih Rp 10 juta," sebutnya.
Pasca kejadian itu, masyarakat sekitar dibantu aparat desa melakukan evakuasi material pohon yang tumbang.
Erry Soena mengimbau masyarakat agar lebih meningkatkan kewaspadaan. Sebab kondisi cuaca di Kintamani kurang bersahabat. (ang/mer)