Berita Bali
Pariwisata Bangkit, Sejumlah 85 Persen Bartender di Bali Sudah Kembali Bekerja
Kondisi pariwisata Bali yang berangsur membaik membuat para pekerja pariwisata mulai kembali menggeluti profesinya. Salah satunya pada profesi Bartend
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kondisi pariwisata Bali yang berangsur membaik membuat para pekerja pariwisata mulai kembali menggeluti profesinya. Salah satunya pada profesi Bartender.
Profesi yang berkaitan erat dengan meracik minuman ini memang sempat off selama pandemi Covid-19.
Hingga ketika border internasional mulai dibuka dan wisatawan mancanegara banyak yang mulai kunjungi Bali, profesi Bartender mulai kembali hadir disetiap akomodasi pariwisata.

Ketika dikonfirmasi, Wayan Bayu Hendra selaku Ketua Umum Himpunan Bartender Indonesia (HBI) mengatakan anggota HBI khususnya di Bali sudah sebanyak 85 persen yang bekerja dipariwisata kembali.
"Untuk HBI member kami, saat ini sudah 85 pesen yang sudah mulai kembali bekerja, baik di Hotel, Restauran dan Bar," jelasnya pada, Selasa 12 Juli 2022.
Total member HBI di Bali sendiri sejumlah 270 orang dengan rincian, 170 orang member aktif dan 100 orang member non aktif. Bayu mengatakan, kebanyakan rekan Bartendernya mengatakan tiga bulan belakangan ini secara signifikan mereka sudah kembali aktif dimasing-masing outletnya.
Baca juga: Senyum Sumringah Agus, Pria Yang Kembali Berprofesi Tour Guide Sejak Border Internasional Dibuka
"Secara persentase sisanya mereka masih meneruskan usaha mereka. Contoh pada saat pandemi Covid-19 mereka buka angkringan atau coffe shop dan usaha lainnya jadi mereka meneruskan bisang usaha mereka tersebut," tambahnya.
Sementara untuk komunitas Bartender lainnya, dari data yang ia dapatkan dari ketua komunitas-komunitas tersebut, sebagian besar anak didik atau team mereka sudah mulai banyak bekerja, terutama dengan sistem dailly worker (DW).
"Untuk gaji sebenarnya ini kembali ke kebijakan masing-masing tempat mereka bekerja. Tapi rata-rata dari info mereka, masih belum full untuk saat ini (gajinya)," imbuhnya.
Selaku Ketua Umum Bartender Se-Indonesia, Bayu mengatakan amat sangat senang dengan situasi ini. Karena momen ini merupakan angin segar pariwisata yang sudah kembali walaupun masih belum maksimal. Ini juga dinilai dapat menjadi penyemangat untuk Bartender, yang besar harapan mreka dari pariwisata.
"Ini bukan hanya untuk Bali, HBI Timika Papua, Manado, Jakarta, Surabaya dan wilayah lain juga sudah mulai optimis untuk kedepannya. Saya selalu ketua umum HBI, mewakili para Bartender tentu sangat berharap, setelah G20 ini situasi dan kondisi bisa semakin stabil dan perputaran roda ekonomi di Bali khusus nya semakin maksimal," tutupnya.
Senyum Tour Guide

Senyum sumringah tampak diraut wajah Agus Indrawan sejak kembali menggeluti profesi tour guide. Pria asal Badung ini sebelumnya merupakan salah satu masyarakat Bali yang terdampak pandemi Covid-19 dan mencoba peruntungan berjualan nasi bungkus babi guling Rp. 5 ribu dipinggir Jalan Hayam Wuruk, Denpasar. Kini semenjak border internasional dibuka, Agus dapat kembali menghirup angin segar. Pasalnya wisatawan mancanegara sudah mulai berdatangan kembali dan ia pun 'kecipratan' menjadi tour guide kembali.
"Kebetulan full booking banget hari ini ada empat booking masuk. Kemarin maunya buka nasi bungkus, tapi benar-benar tidak bisa karena semua sudah bekerja," kata dia pada, Senin 11 Juli 2022.
Ia pun sudah tidak berjualan nasi bungkus sejak Maret 2022 lalu, dimana bookingan dari wisman sudah banyak bersahutan. Tak sendiri, ia dan team The Bali Experiences kini sudah 100 persen kembali bekerja dipariwisata.
"Kebetulan wisman yang datang kebanyakan dari USA, South Afrika dan beberapa negara lainnya. Kebanyakan mereka pure berlibur karena dua tahun tidak berlibur ke Bali jadi ada yang honeymoon dan holiday sama temannnya kesini," jelasnya.
Lebih lanjutnya ia mengatakan, hampir semua tempat di Bali dikunjungi oleh wisman. Namun pada bookingan Agus, mereka lebih banyak mengunjungi Uluwatu untuk menikmati tarian Kecak dan Sunset. Paling lama mereka stay di Bali mulai dari 10 hari, 3 minggu sampai 1 bulan.
"Kalau dibilang 100 persen happy tidak berani bilang gitu karena ini baru mulai atau start, hanya kita masih waspada saja ya 50:50 lah ya. Kalau omset dibandingkan berjualan nasi dengan tour guide jauh berbeda," imbuhnya.
Untuk penghasilan tour guide ini, Agus mengatakan sudah sentuh angka hingga dua digit atau puluhan juta. Dan pendapatannya naik hingga 100 persen. Kebanyakan wisman-wisman tersebut melakukan booking melalui platform internasional. Ia berharap kedepannya semoga pariwisata tetap dalam kondisi yang baik.
"Jangan terlena, jangan 100 persen ke pariwisata, kalau bisa cari opsi lain atau cadangan. Dan semoga hospitality pariwisata lebih bagus lagi," tutupnya. (*)
Hingga saat ini bookingan dari wisman yang sudah diterima oleh Agus dan teamnya full hingga bulan November 2022 mendatang. (*)