Berita Nasional
Mengapa Tim Khusus Bentukan Kapolri Harus Periksa Hasil Autopsi Jenazah Brigadir J
Pemeriksaan visum ini untuk memastikan prosedur autopsi dilakukan dengan benar atau tidak.
TRIBUN-BALI.COM - Indonesia Police Watch (IPW) menyatakan kredibilitas tim khusus bentukan Kapolri dipertaruhkan dalam mengungkap kasus penembakan Brigadir J.
IPW mendesak tim khusus memeriksa hasil visum et repertum atau autopsi pertama terhadap jenazah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso mengatakan, pemeriksaan hasil visum penting dalam mengungkap fakta kematian Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo.
"IPW mendesak tim gabungan memeriksa visum et repertum atau autopsi pertama yang dilakukan saat Polres Jakarta Selatan pertama kali menangani kasus ini," kata Sugeng dalam keterangan yang diterima, Sabtu 16 Juli 2022.
Baca juga: Pistol Glock 17, Senjata yang Digunakan dalam Kasus Penembakan Brigadir J
Sugeng mengatakan, pemeriksaan visum bertujuan untuk memastikan prosedur autopsi dilakukan dengan benar atau tidak.
"Apakah dilakukan autopsi sesuai prosedur atau tidak? Ahli Forensik kedokteran kehakiman siapa yang melakukannya dan apakah ada berita acara autopsinya," ujar Sugeng.
Maka dengan demikian, kredibilitas tim gabungan akan dipertaruhkan mengungkap kasus kematian Brigadir J secara terang benderang.
"Karena itu kredibikitas kerja Tim Gabungan salah satunya adalah mengungkap sebab kematian Brigpol Y (Brigadir J) secara presisi.
Dimulai dengan membedah hasil autopsi pertama dan selanjutnya melakukan autopsi ulang pada jenazah Brigpol Y dengan membongkar makam," katanya.
IPW mengapresiasi langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang membentuk tim khusus penanganan tewasnya Brigadir Yosua.
Tim ini dipimpin Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono, beranggotakan Irwasum Komjen Agung Budi Maryoto, Kabareskrim Komjen Agus Andrianto, Kabaintelkam Komjen Ahmad Dofiri, dan Asisten SDM Polri Irjen Wahyu Widada.
Kapolri juga sudah berkoordinasi dengan Kompolnas dan Komnas HAM dalam mengusut kasus ini. Komnas HAM mengapresiasi langkah Kapolri namun memilih jalan sendiri menyelidiki kasus ini untuk menjaga independensi.
Tim khusus dibentuk agar pemeriksaan kasus polisi tembak p;lisi di rumah dinas petinggi Polri bisa dilakukan secara transparan, obyektif, dan akuntabel.
"Kita ingin semuanya ini bisa tertangani dengan baik dan ingin bahwa peristiwa yang ada ini betul-betul bisa menjadi terang," kata Kapolri Listyo Sigit di Mabes Polri, Jakarta, Selasa 12 Juli 2022.
Dengan langkah ini, menurut IPW, Kapolri menunjukkan respons cepat sesuai program Polri Presisi.
