Berita Denpasar

Diikuti 25 Peserta, Upacara Atma Wedana di Griya Agung Beraban Denpasar Libatkan 15 Sulinggih

Diikuti 25 Peserta, Upacara Atma Wedana di Griya Agung Beraban Denpasar Libatkan 15 Sulinggih

Penulis: Putu Supartika | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN BALI/ I PUTU SUPARTIKA
Pelaksanaan Atma Wedana di Griya Agung Beraban Denpasar 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Pada Sabtu, 23 Juli 2022 digelar upacara Atma Wedana di Griya Agung Beraban Denpasar.

Acara ini diperuntukkan bagi Ida Bhawati Wayan Sukadana yang merupakan kakak dari Ketua PHDI Bali, I Nyoman Kenak.

Selain itu, acara ini juga diikuti oleh 24 peserta lainnya.

Sehingga total peserta yakni 25 peserta.

Pelaksanaan Atma Wedana di Griya Agung Beraban Denpasar
Pelaksanaan Atma Wedana di Griya Agung Beraban Denpasar (TRIBUN BALI/ I PUTU SUPARTIKA)

Pamucuk acara, I Nyoman Kenak mengatakan Atma Wedana merupakan siklus pembersihan untuk atma.

Sehingga setelah dilaksanakannya Atma Wedana ini, akan lepas dari ikatan duniawi.

"Atma wedana menuju ke pembersihan, sehingga tidak ada terpengaruh unsur duniawi. Sehingga juga disebut atma pratista," kata Kenak.

Rangkaian prosesi ini dimulai pukul 07.00 hingga 19.00 Wita.

Dimulai dengan mapetik, mapurwa daksina, majaya-jaya.

Selanjutnya dilaksanakan prosesi nilapati, dan terakhir nganyud.

Selama rangkaian prosesi Atma Wedana ini dari awal hingga akhir dipuput oleh 15 orang sulinggih.

Selain itu, sebelum puncak acara ini juga telah digelar prosesi potong gigi massal pada Kamis, 21 Juli 2022.

Acara ini diikuti oleh 45 peserta yang rangkaiannya berjalan dari pagi hingga siang.

Sebelum acara inti potong gigi dimulai, diawali dengan beberapa rangkaian.

Mulai dari madengen-dengen, selanjutnya natab banten ngeraja sewala dan ngeraja singa.

Setelah itu, dilanjutkan dengan prosesi sungkem kepada kedua orang tua sebagai wujud terima kasih anak yang menjadi dewasa.

Selanjutnya barulah prosesi inti potong gigi dimulai dan diakhiri dengan majaya-jaya.

Dari 45 peserta yang ikut metatah, ada satu orang yang peserta yang baru masuk hindu yakni Bima Maheswara (25).

Ia yang kini kuliah semester VI di Universitas Warmadewa baru dua bulan masuk Hindu dengan proses sudhi widani.

“Saya tidak menyangka bisa ikut metatah, dulu saya berpikir kalau umat Hindu banyak mengeluarkan uang untuk melakukan upacara. Ternyata ada cara untuk melaksanakan upacara yang sederhana yang penting hati tulus,” katanya.

Ia masuk Hindu dengan bimbingan dan dibiayai penuh oleh Ketua PHDI Bali, I Nyoman Kenak.

“Awalnya saya ditanya apakah ada paksaan masuk Hindu dan saya bilang ini dari hati nurani dan saya melangsungkan Sudhi Widani,” katanya.

Ketika ikut metatah ini dirinya merasa deg degan karena takut salah, namun bisa berjalan lancar hingga akhir.

Selama dua bulan ini ia mengaku sudah sembahyang ke beberapa pura seperti Pura Jagatnatha Denpasar dan melakukan prosesi melukat di Tirta Empul.

Ia berkeinginan untuk bisa tangkil ke Pura Besakih Karangasem namun masih ada beberapa kesibukan.

“Nanti saya akan usahakan bisa ke Pura Besakih. Dan saya merasa semuanya ada jalan, saya juga punya usaha jualan racun tikus berjalan lancar,” katanya. (*)

BERITA LAINNYA

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved