Berita Denpasar

45 Orang Ikut Metatah Massal di Griya Agung Beraban Denpasar, Ada Prosesi Sungkem Kepada Ortu

45 Orang Ikut Metatah Massal di Griya Agung Beraban Denpasar, Satu Peserta Baru Masuk Hindu, Ada Prosesi Sungkem Kepada Ortu

Penulis: Putu Supartika | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN BALI/ I PUTU SUPARTIKA
Pelaksanaan metatah massal di Griya Agung Beraban Denpasar 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Griya Agung Beraban Denpasar menggelar prosesi metatah atau potong gigi massal pada Kamis, 21 Juli 2022.

Acara ini diikuti oleh 45 peserta yang rangkaiannya berjalan dari pagi hingga siang.

Sebelum acara inti potong gigi dimulai, diawali dengan beberapa rangkaian.

Mulai dari madengen-dengen, selanjutnya natab banten ngeraja sewala dan ngeraja singa.

45 Orang Ikut Metatah Massal di Griya Agung Beraban Denpasar, Satu Peserta Baru Masuk Hindu, Ada Prosesi Sungkem Kepada Ortu
45 Orang Ikut Metatah Massal di Griya Agung Beraban Denpasar, Satu Peserta Baru Masuk Hindu, Ada Prosesi Sungkem Kepada Ortu (TRIBUN BALI/ I PUTU SUPARTIKA)

Setelah itu, dilanjutkan dengan prosesi sungkem kepada kedua orang tua sebagai wujud terima kasih anak yang menjadi dewasa.

Selanjutnya barulah prosesi inti potong gigi dimulai dan diakhiri dengan majaya-jaya.

Dari 45 peserta yang ikut metatah, ada satu orang yang peserta yang baru masuk hindu yakni Bima Maheswara (25).

Ia yang kini kuliah semester VI di Universitas Warmadewa baru dua bulan masuk Hindu dengan proses sudhi widani.

“Saya tidak menyangka bisa ikut metatah, dulu saya berpikir kalau umat Hindu banyak mengeluarkan uang untuk melakukan upacara. Ternyata ada cara untuk melaksanakan upacara yang sederhana yang penting hati tulus,” katanya.

Ia masuk Hindu dengan bimbingan dan dibiayai penuh oleh Ketua PHDI Bali, I Nyoman Kenak.

“Awalnya saya ditanya apakah ada paksaan masuk Hindu dan saya bilang ini dari hati nurani dan saya melangsungkan Sudhi Widani,” katanya.

Ketika ikut metatah ini dirinya merasa deg degan karena takut salah, namun bisa berjalan lancar hingga akhir.

Selama dua bulan ini ia mengaku sudah sembahyang ke beberapa pura seperti Pura Jagatnatha Denpasar dan melakukan prosesi melukat di Tirta Empul.

Ia berkeinginan untuk bisa tangkil ke Pura Besakih Karangasem namun masih ada beberapa kesibukan.

“Nanti saya akan usahakan bisa ke Pura Besakih. Dan saya merasa semuanya ada jalan, saya juga punya usaha jualan racun tikus berjalan lancar,” katanya.

Sementara itu, pamucuk karya yang juga Ketua PHDI Bali, I Nyoman Kenak mengatakan, pelaksanaan metatah masal ini merupakan rangkaian dari upacara Atma Wedana, nyekah dan mamukur dari sang kakak yakni Ida Bhawati Wayan Sukadana yang puncaknya pada Sabtu, 23 Juli 2022 mendatang.

“Dan sekaligus kami juga selenggarakan metatah massal. Peserta metatah ada 45 orang, sementara atma wedana ada 25 orang,” kata Kenak.

Dengan menggelar matatah massal ini, dirinya mengatakan biaya yang dikeluarkan bisa ditekan.

Selain itu pihaknya juga memberikan edukasi kepada peserta terkait pelaksanaan metatah ini.

“Selama ini banyak yang bilang metatah itu bayar hutang orang tua kepada anak. Padahal bukan seperti itu. Itu adalah kewajiban orang tua dan ini bagian dari siklus hidup dari anak-anak menjadi dewasa,” katanya.

Sementara itu terkait dengan Bima Maheswara yang baru masuk Hindu, Kenak melihat pemuda tersebut cerdas.

Selain itu, sebelum masuk Hindu dirinya juga memastikan bahwa itu datang dari hati nurani bukan karena ada yang meminta atau paksaan.

“Ada teman dari Jakarta yang mengabari saya bahwa ada yang ingin mendalami Agama Hindu. Lalu kami bertemu di Kantor PHDI Bali Jalan Ratna,” katanya.

Setelah mantap menyatakan diri untuk mendalami Agama Hindu, prosesi Sudhi Widani pun digelar. (*)

BERITA LAINNYA

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved