Berita Nasional

AUTOPSI JENAZAH BRIGADIR J Libatkan Dokter Sanglah, Simak Ulasannya 

Saat awal, Dokter Alit melihat kondisi jenazah tidak terlalu membusuk. Dokter forensik RSUP Sanglah ikut dalam tim dokter Bareskrim Polri.

Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti
Bareskrim Polri, mengajukan permohonan bantuan ke Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia. Kemudian dari Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia, memilih 7 dokter forensik untuk ikut ke dalam Tim Forensik Bareskrim Polri untuk Autopsi jenazah Brigadir J.  Salah satu dokter forensik yang terpilih, adalah dari RSUP Sanglah.  Untuk ikut melakukan Autopsi jenazah Brigadir J ini. Perwakilan dokter forensik dari RSUP Sanglah, adalah dr. Ida Bagus Putu Alit DMF, SpF. Kepada Tribun Bali, Dokter Ida Bagus Putu Alit, selaku salah satu anggota tim dokter forensik Autopsi Brigadir J menceritakan prosesnya. 

Sementara tim kedua melakukan persiapan di RSUD Sungai Bahar, seperti persiapan alat dan beberapa label.

Dokter Alit sendiri, masuk ke dalam tim kedua yang melakukan persiapan di rumah sakit.

Proses pembongkaran makam Brigadir J untuk melakukan otopsi ulang agar semua kejanggalan dapat terungkap dengan transparan
Proses pembongkaran makam Brigadir J untuk melakukan otopsi ulang agar semua kejanggalan dapat terungkap dengan transparan (KOMPAS.com/SUWANDI)

“Jarak dari makam ke rumah sakit itu tidak teralu jauh.

Mungkin sekitar satu jam.

Jadi kami harus cepat mempersiapkan peralatan, dan label untuk bukti auntentik dan fotografinya,” jelas Dokter Alit.

Saat awal, Dokter Alit melihat kondisi jenazah Brigadir J tidak terlalu membusuk.

Hal ini didukung oleh pemberian zat formalin, sehingga membantu mengawetkan jenazah tersebut.

Autopsi kemudian dilakukan seperti biasa, antara lain pemeriksaan luka, pemeriksaan waktu kejadian luka, dan pemeriksaan waktu meninggal dunia.

Beberapa luka dapat diidentifikasi, dengan baik oleh tim dokter forensik karena kondisi jenazah yang masih awet.

Sementara luka yang samar-samar, dan tidak bisa dijelaskan secara makroskopis akan mendapat pemeriksaan lanjutan.

“Ada beberapa yang perlu kita lanjuti pemeriksaannya secara histopatologi forensik dan histokimia.

Nah ini yang kemungkinan, akan memakan waktu dua sampai empat minggu untuk tahu hasilnya,” terang dokter forensik ini.

Jenazah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J berhasil diangkat dari liang kubur melalui proses ekshumasi untuk dibawa ke RSUD Sungai Bahar, Jambi, agar bisa diautopsi ulang, Rabu 27 Juli 2022.
Jenazah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J berhasil diangkat dari liang kubur melalui proses ekshumasi untuk dibawa ke RSUD Sungai Bahar, Jambi, agar bisa diautopsi ulang, Rabu 27 Juli 2022. (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti)

Hasil pemeriksaan juga menemukan data-data yang tergolong data terkecuali.

Dokter Alit mengatakan data tersebut, sesuai aturan akan langsung diberikan kepada penyidik.

Selama proses Autopsi ulang berlangsung, Dokter Alit mengatakan timnya tidak mendapat kendala yang berarti.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved