Berita Bali

Koster Pertanyakan Cemooh Senator Australia soal Bali, Tunjukkan Dimana Kotoran Sapi Bertebaran

Gubernur Bali, I Wayan Koster meminta Senator Australia, Pauline Hanson menunjukkan dimana lokasi di Bali yang penuh dengan kotoran sapi

Istimewa
Gubernur Bali, I Wayan Koster - Koster Pertanyakan Cemooh Senator Australia soal Bali, Tunjukkan Dimana Kotoran Sapi Bertebaran 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Gubernur Bali, I Wayan Koster mempertanyakan dasar tudingan Senator Australia, Pauline Hanson, yang menghina Bali dengan mengatakan bahwa di Bali sapi bebas berkeliaran di jalanan dan kotoran sapi bertebaran dimana-mana, sehingga wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Bali rawan terbawa ke Australia.

Bahkan, Koster meminta Hanson, yang juga Ketua Partai One Nation Australia, menunjukkan dimana lokasi di Bali yang penuh dengan kotoran sapi tersebut.

"Saya minta tunjukkan di mana lokasi penuh kotoran dan sampah. Kalau di musim hujan, ada sampah kiriman dari luar Bali ke Pantai Kuta. Tetapi yang ada sampai saat ini hanya penumpukan sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Suwung," jelas Koster, Minggu 7 Agustus 2022.

"Saya mempertanyakan pernyataan senator itu. Pengelolaan sampah di Bali sudah dilakukan dengan baik, hanya pada saat-saat tertentu di musim hujan saja ada kotoran dan sampah kiriman, namun selalu dapat diatasi," lanjut dia.

Baca juga: Ikut Urus PMK Sedari Awal di Bali, Sunada Geram Dengan Pernyataan Senator Australia

Koster menjelaskan lebih lanjut, saat ini sedang dibangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) sebanyak 3 unit di Denpasar.

Diperkirakan, pembangunannya akan selesai atau rampung pada bulan September, sehingga pada Oktober 2022 TPA Suwung akan ditutup.
Sebelumnya, dalam pidatonya dalam rapat di Parlemen Australia pada Kamis 4 Agustus 2022, Pauline Hanson mengatakan bahwa wabah PMK merupakan ancaman serius bagi keamanan hayati Australia.

Diketahui, daging sapi merupakan salah-satu komoditas ekspor andalan Australia, sehingga wabah PMK bisa mengancam perekonomian Australia jika wabah terjadi di negara itu.

Menurut Hanson, turis Australia rawan membawa wabah PMK sepulang dari Bali.

“Bali benar-benar beda dari negara lain. karena sapi bebas berjalan di mana-mana (di Bali), kotoran sapi bertebaran, dan orang menginjaknya, dan terbawa pada dirinya dan di pakaiannya, dan orang itu kembali ke negara ini (Australia),” kata Hanson saat mengomentari wabah PMK seperti dikutip dari kanal YouTube Pauline Hanson's Please Explain pada Sabtu 6 Agustus 2022.

Lebih lanjut, dalam rapat di parlemen yang dihadiri Menteri Pertanian Australia itu, Hanson meminta kepada Pemerintah Australia untuk menutup sementara pintu Australia ke Bali.

“Jika kita bisa menutup pintu masuk untuk Covid, kenapa tidak untuk penyakit ini sampai berhasil diberantas?” jelas Hanson.

Menurutnya, virus PMK dapat dibawa pelancong melalui lubang hidung mereka untuk waktu sekitar 26 hingga 28 jam.

“Sebenarnya wisatawan bisa membawanya (PMK) di hidung mereka, di lubang hidung untuk periode 26 sampai 28 jam. Apa permasalahnnya jika menutup penerbangan untuk Covid kita sangat gampang, tetapi untuk ini (PMK) tidak bisa? Hingga PMK terkontrol di Indonesia,” tandas Hanson.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Uno, mengecam pernyataan Hanson.

Dalam postingan di akun Instagramnya,Sandiaga menegaskan bahwa pernyataan Hanson tidak berdasar fakta.

"Secara tegas dan lugas saya sampaikan untuk jangan pernah menghina Bali, ikon dan jantung pariwisatanya Indonesia," tulis Sandiaga di akun Instagram-nya.

"Jangan ganggu ketenangan, apalagi kepulihan ekonomi kami dengan ucapan yang tidak benar," imbuhnya.

Pelaku pariwisata yang tergabung dalam Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali tak ambil pusing soal pernyataan Hanson.

"Kita tidak khawatir. Kami tidak percaya pada politisi, kami lebih percaya pada pemerintah Australia. Ya biasalah namanya juga politisi, mungkin mau menaikkan popularitas dengan cara begitu," jelas Ketua GIPI Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana atau Gus Agung, saat dimintai tanggapannya tentang pernyataan Hanson, Sabtu 6 Agustus 2022.

Gus Agung menambahkan, ia baru saja bertemu dengan Konsul Australia di Bali, Ibu Anthea.

Dalam pertemuan itu, Anthea mengatakan kepada Gus Agung bahwa pemerintah Australia sama sekali tidak melarang, menyetop atau menunda warga Australia yang hendak ke Bali.

Sudana Ikut Geram

Selaku pihak yang ikut langsung menangani Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Bali sedari awal, Kepala Dinas (Kadis) Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada, memberikan tanggapannya terkait kampanye negatif terhadap pariwisata Bali oleh Senator Australia, Pauline Hanson.

"Pernyataan itu tidak benar, karena kasus PMK di Bali sudah zero atau nol. Apa alasannya dia menyampaikan seperti itu? Katanya sapi dilepas begitu saja di Bali, jelas itu tidak benar," jelas Sunada, Minggu 7 Agustus 2022.

Lebih lanjut ia mengatakan, pada UPT Simantri (Sistem Pertanian Terintegrasi) yang terdiri dari 750 kelompok hewan ternak, seluruh hewan sudah dikandangkan dengan sistem kandang koloni.

Tujuannya agar kotoran hewan tidak tercecer kemana-mana dan dapat terkumpul.

Kotoran hewan yang sudah terkumpul itu nanti akan diproses dan diolah menjadi pupuk organik.

"Kita sudah punya Sistem Pertanian Organik, sudah ada Peraturan Daerah-nya (Perda) juga, yakni Nomor 8 Tahun 2019, tentang Sistem Pertanian Organik (SPO). Sapi kita liarkan di jalanan, itu tidak ada," tandas Sunada.

Mengenai angka vaksinasi PMK yang masih berkisar 19,01 persen dari total populasi sapi, Sunada beralasan karena vaksinasi yang dilakukan pada hewan tidak semudah vaksinasi yang dilakukan pada manusia.

Untuk vaksinasi Covid-19, petugas tinggal memanggil warga masyarakat.

Sedangkan untuk vaksinasi PMK ini, kata Sunada, para petugas Satgas PMK harus satu-satu mengunjungi pemilik sapi.

Padahal, mereka lebih banyak tinggal di daerah pegunungan atau daerah yang sulit dijangkau.

"Sudah setiap hari kita turun ke lapangan untuk vaksinasi. Kita sudah masuk vaksinasi PMK tahap kedua. Ada dosis kedua. Ini bertahap dan kita sudah tidak gunakan radius, tapi pokoknya semua ternak yang ada di Bali, kita vaksin," ungkap Sunada.

Prosedur penanganan PMK di Bali, kata Sunada, juga sudah jelas, terlebih Pemerintah Provinsi Bali memiliki Satuan Tugas (Satgas) PMK untuk mengatur hal ini.

"Dan sekitar 3 minggu lalu kita sudah zero kasus atau tidak ada PMK di Bali hingga per hari ini. Apa dasarnya dia mengatakan itu? Omongan dia (Hanson) itu tidak berdasar, terlebih saya yang menangani langsung PMK dan mengetahui kondisi ternak-ternak di lapangan," tandas Sunada.(*).

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved