Berita Klungkung
KISAH PILU Balita Meninggal Dunia, Ni Putu Apri Menangis di Depan Kuburan Sang Putra
Tragedi menimpa balita usia 3,5 tahun yang meninggal dunia. Sang ibu, Ni Putu Apri menangis di depan kuburan sang putra. Menjadi kisah pilu menyayat.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Rasa duka jelas terlihat di raut di wajah Ni Putu Apri Antingsih (21), saat ditemui di rumah kostnya di Desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Selasa (16/8/2022).
Ia harus mengiklaskan kepergian putranya, I Gede P (3,5) yang ditemukan tidak bernyawa setelah terperosok ke jurang, Senin malam (15/8/2022).
"Pagi hari saya menjadi wali adik untuk mengurus beasiswa.
Jadi saya minta agar anak saya diasuh oleh bapaknya," ungkap Putu Apri, yang matanya tampak masih sembab.
Ia berusaha menceritakan, kejadian pilu yang dialami putra satu-satunya itu.
"Anak saya sudah bisa buka gerbang disini, sampai dia jalan keluar rumah," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Baca juga: BALITA MENINGGAL DUNIA, Jatuh ke Jurang di Desa Tusan Dikenal Sebagai Anak Hiperaktif
Baca juga: NASIB GUSTI AYU VIRA Sakit di Turki, Sang Ibu Menantinya Pulang ke Bali

Kejadian kisah pilu ini terjadi, Senin (15/8/2022).
Bermula saat suami dari Ni Putu Apri dan Putu Wira Adiguna (26), tidur siang bersama sang putra, bernama I Gede P di rumah kost di Desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, sekitar pukul 11.00 WITA.
Sekitar 14.00 WITA, Putu Wira Adiguna yang baru bangun tidur, sudah tidak mendapati putranya di kamar.
Putu Wira Adiguna sempat mencari keberadaan putranya, yang masih balita di sekitar rumah kost dan menanyakan ke tetangga, namun tidak kunjung ketemu.
Hingga sore tidak diketahui keberadaan balita berusia 3,5 tahun itu, sampai pihak keluarga juga sempat membuat postingan anak hilang di media sosial.
Pencarian pun terus dilakukan bersama dengan warga sekitar, dan pecalang di Desa Tusan.
Bahkan pencarian juga dilakukan dengan diiringi suara gamelan.
Barulah sekitar pukul 19.30 WITA, seorang warga asal Desa Tusan, Ketut Mahardika menemukan balita itu telah tidak sadarkan diri di sungai.
Lokasi sungai itu, berjarak sekitar 20 meter di timur rumah Putu Wira Adiguna.

TKP ditemukannya jasad balita itu, berupa jurang dengan dalam sekitar 5 meter dan dibawahnya merupakan aliran sungai.
Lokasi ini juga berupa semak belukar, dan ditumbuhi rimbunan bambu.
Setelah ditemukan, balita itu lalu dilarikan ke Puskesmas Banjarangkan I, namun petugas medis menyatakan Gede P sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Dimakamkan Dini Hari
Jenazah Gede P (3,5) dimakamkan pihak keluarga, Selasa (16/8/2022) dini hari, sekitar pukul 02.00 WITA.
"Balita itu sudah dimakamkan sekitar jam 2 dini hari," ujar Bendesa Adat Bakas, Tjokorda Oka Adnyana, Selasa (16/8/2022).
Tjokorda Oka Adnyana mengungkapkan, sebelum pemakaman pihak keluarga sudah meminta petunjuk sulinggih.
Lalu diputuskan pemakaman dilakukan saat dini hari.
Pihak keluarga juga masih sangat terpukul dengan kepergian balita tersebut.
Bendesa sempat melihat ibu dari balita itu masih menangis di depan kuburan putranya.
"Kebetulan pagi tadi saya berada di sekitar setra (kuburan), karena ada kegiatan serangkaian ngaben.
Saya lihat ibu dari balita itu, masih menangis di kuburan putranya.
Rasa kehilangan tentu dirasakan pihak keluarga, karena musibah seperti itu," ungkap Tjokorda Oka Adnyana.
Gede P merupakan putra satu-satunya dari Putu Wira Adi Guna (26) dan Ni Putu Apri Antiningsih (21), asal Banjar Kangin, Desa Bakas, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung.
Pasangan suami istri itu selama ini diketahui tinggal dan bekerja di Desa Tusan.
"Setau saya kedua orang tuanya berdagang dan tinggal di Desa Tusan,"jelas Tjokorda Oka Adnyana.
Mengingat di Desa Bakas saat ini sedang digelar ngaben masal, rencananya pihak keluarga pada Jumat (19/8/2022) akan menggelar ritual ngelungah untuk Gede P.
"Karena almarhum ini masih balita, jadi nanti akan digelar juga ritual ngelungah,"ungkapnya. (*)