Berita Gianyar
Mengenang Kadek Gian, Korban Ledakan Kompor Mayat, Begini Kata Guru dan Temannya
Tragedi kompor mayat meledak dalam upacara ngaben massal di Blahbatuh menyisakan duka mendalam.
Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Tragedi kompor mayat meledak dalam upacara ngaben massal di Blahbatuh menyisakan duka mendalam.
Dua korban jiwa yakni Kadek Gian dan Oscar meninggalkan keluarga mereka di bulan Agustus 2022 ini.
Oscar meninggal dunia di RSUP Prof I.G.N.G. Ngoerah pada Sabtu, 20 Agustus 2022.
Selang sehari, Kadek Gian menyusul kepergian Oscar sekitar pukul 17.00 wita.
Kadek Gian mengalami luka bakar 90 persen dan Oscar 98 % persen yang menurut dokter rumah sakit merupakan kondisi yang sulit untuk bertahan.
Pada Selasa, 23 Agustus 2022, Kadek Gian sendiri sudah diupacarai keluarga dengan Pengabenan.
Pengabenan dilakukan di Setra Desa Adat Selat, Belega, Blahbatuh, Gianyar.
Kadek Gian merupakan seorang pelajar kelas 9 di SMP Negeri Hindu 3 Blahbatuh.
Di mata teman-temannya, ia merupakan seorang yang sangat ringan tangan dan humoris.
Ia tak segan membantu teman-teman serta gurunya tanpa melihat tugas itu berat atau tidak.
Hal ini dikatakan Lia Citra, Kadek Monas Dewi, dan Made Valent saat ditemui di rumah duka.
“Kadek Gian kelas 9C di sekolah suka membantu walaupun berat tugasnya.
Anaknya periang dan suka bermain bersama teman-teman,” ucap Lia Citra yang juga merupakan Ketua OSIS SMP N Hindu 3 Blahbatuh.
Berdasarkan informasi ketiga rekannya, Kadek Gian diketahui juga merupakan seorang anggota OSIS di sekolah.
Kadek Gian digambarkan sebagai pelajar yang suka bersih-bersih dan sangat aktif di sekolah.
Sosok Kadek Gian Juga disukai teman teman sekolah karena pandai melawak semasa hidupnya.
Humorisnya Kadek Gian ini menjadi kenangan indah tersendiri di mata teman teman sekolah almarhum.
Hal senada juga diutarakan Rama Wijaya, Guru Agama Kadek Gian di sekolah.
Rama mengatakan Kadek Gian merupakan pelajar aktif dan bisa mencairkan suasana kelas.
“Anaknya aktif mengikuti pelajaran di kelas, nilainya juga lumayan.
Dia lucu jadi kalau kelas lagi tegang dia yang buat jadi lebih santai dengan kelucuannya,” ujar Rama kepada Tribun Bali.
Biasanya, sepulang sekolah Kadek Gian langsung ke rumah bersama teman-temannya untuk bermain bersama.
Made Valent kerap main ke rumah Kadek Gian atau sebaliknya dan bermain game online.
Terkadang mereka juga bermain di luar rumah atau menjalankan hobi Kadek Gian yang ternyata pecinta otomotif.
“Kadang bikin layangan juga dan bongkar pasang motor karena dia suka otomotif,” ujar Made Valent.
Segala usaha telah diupayakan pihak sekolah dengan mengarahkan seluruh warga sekolah mendoakan Kadek Gian.
Namun takdir berkata lain, Kadek Gian harus meninggalkan mereka semua menghadap Tuhan Yang Maha Esa.
Kepergian Kadek Gian untuk selama-lamanya membuat kaget seluruh warga sekolah dan membuat rasa kehilangan.
Seluruh pelajar kelas 9 didampingi para guru pun berkesempatan mengantar Kadek Gian ke tempat peristirahatanya terakhir.
Sebelumnya mereka telah melayat dengan membawa perlengkapan melayat seperti pada umumnya.
Mereka juga memberikan donasi berupa uang tunai yang telah dikumpulkan dari seluruh warga sekolah.
“Kami sudah iklas walaupun di hati kecil kami merasa sedih sekali.
Semoga Gian dapat tempat yang baik dan bisa memberikan tuntunan kepada kita dari Surga,” harap Rama.
Ia berharap Kadek Gian dapat menemukan jalan yang baik ke surga dan keluarga yang ditinggalkan sapat diberikan ketabahan.
Kepada para guru dan pelajar lainnya Rama berharap agar iklas, tetap semangat, dan tidak larut dalam kesedihan. (yun)
