Berita Nasional

Kenaikan Harga BBM Jangan Dipolitisasi, Luhut Binsar Panjaitan Minta Kompak Atasi Dampak

Kabar Harga BBM naik, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan meminta agar hal ini tak dipolitisasi

Tribun Bali/Putu Supartika
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhur Binsar Panjaitan meninjau pembangunan TPST di Kesiman Kertalangu Denpasar, Rabu 31 Agustus 2022 - Kenaikan Harga BBM Jangan Dipolitisasi, Luhut Binsar Panjaitan Minta Kompak Atasi Dampak 

Untuk diketahui, pemerintah telah memutuskan untuk memberikan bansos dengan total Rp 24,17 triliun kepada masyarakat sebagai pengalihan subsidi BBM.

Bantuan sosial tersebut diberikan untuk meningkatkan daya beli masyarakat, terutama karena dalam beberapa waktu terakhir tendensi harga yang berasal dari pengaruh perekonomian global perlu direspons.

Warga Denpasar Kecewa

WACANA kenaikan harga BBM bersubsidi menimbulkan berbagai reaksi di masyarakat Denpasar dan sekitarnya.

Dwi Wahyudi (62), pengumpul barang bekas yang baru saja mengisi BBM di salah satu SPBU Jalan Pulau Komodo, Denpasar mengaku kecewa atas wacana kenaikan harga BBM bersubsidi yang direncanakan pemerintah.

Dia menyebut, pendapatannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

“Ya, kecewa banget, Mas. Apalagi ekonomi saya seperti ini. Cukup (pendapatan) untuk sehari-hari saja, Mas,” ucap Wahyudi saat ditemui Tribun Bali, Rabu 31 Agustus 2022.

Baca juga: Tarif BBM Pertalite Akan Naik Besok, Luhut: Untuk Pengamat-pengamat Tak Perlu Silang Pendapat 

Wahyudi biasanya membeli Pertalite Rp 20.000 yang digunakannya untuk dua hari.

Wahyudi menambahkan, dirinya tak bisa berkutik jika nantinya harga BBM jenis Pertalite dipatok Rp 10.000 per liter.

“Untuk sekarang, Rp 7.650 per liter (Pertalite) itu sudah lumayan. Kalau Rp 10.000 per liter, ya berat banget, Mas. Nggak bisa berkutik lagi,” ucap pria asal Jember, Jawa Timur yang menjalani profesinya sejak 1996.

Namun Wahyudi hanya berpasrah diri kepada kebijakan yang nantinya diambil pemerintah.

“Daripada ramai-ramai ikut massa (unjuk rasa), saya ikut damai aja. Rugi Mas (unjuk rasa). Saya ikut damai aja, ikut aman aja,” tambah Dwi Wahyudi.

Berbeda dengan Dwi Wahyudi, Muhammad Kufron (41) mengaku setuju dengan rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi.

“Nggak apa. Naikkan saja,” ucap pria yang berprofesi sebagai ojek online tersebut.

Kufron mengaku setuju dengan wacana kenaikan harga lantaran ingin membantu mengurangi utang yang dimiliki pemerintah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved