Berita Badung
KORBAN Pembacokan Putu Trisna Alami Luka Serius, Simak Ulasannya Berikut Ini
KORBAN pembacokan yang terjadi di Simpang Semar, Kerobokan, Badung mengalami luka serius. Putu Trisna pun diperiksa kejiwaannya oleh kepolisian.
Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Putu Trisna Wibawa (23), mengamuk dan melakukan pembacokan pada 1 September 2022.
Kelakukannya ini, membuat heboh warga di Jalan Raya Kerobokan, Banjar Semer, Kuta Utara, Badung.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 08.00 WITA.
Laki-laki tersebut mengamuk, dan menari di tengah jalan sambil membawa senjata tajam (sajam) hingga mengancam menebas warga sekitar.
Akibatnya, seorang warga mengalami luka tusuk dan sayatan ini, dirawat di Puskesmas Kuta Utara lalu dirujuk ke RSUD Mangusada.
Sontak aksinya yang seakan-akan berlagak kerauhan tersebut viral di media sosial.
Baca juga: PEMBACOKAN di Kerobokan, Simak Penjelasan Kapolsek Kuta utara Berikut Ini
Baca juga: PELAKU Pembacokan Berikan Jawaban Susah Dimengerti, Polisi Akan Bawa Putu Trisna ke RSJ Bangli
Eka (24), saksi di lokasi kejadian, yang berprofesi sebagai karyawan salah satu kedai kopi dekat dengan TKP, mengatakan, pelaku datang dari arah selatan.
“Dia datang dari arah selatan, mengendarai motor Honda Vario warna hitam.
Saat itu traffic light dari selatan menunjukkan lampu merah, namun ia menerobosnya.
Datang pengendara dari arah barat dan pelaku pun menabraknya.
Pas nabrak itu, dia (pelaku) nggak terima,” kata Eka Nova.
Pelaku pun mengamuk dengan mengacung-acungkan sajam, dan membuat takut warga hingga pengendara lain berlarian.
Alhasil insiden tersebut memicu kemacetan.
Sialnya, ada seorang pengendara yang tengah berhenti menjadi sasaran amukannya.
“Yang diamuk ini beda orang dengan yang ditabrak," ujar Eka Nova.
Pengendara tersebut dikejar oleh pelaku, ke arah timur di Jalan Pengubengan Kauh sampai ke tengah sawah.
Saat itulah pengendara tersebut ditusuk di bagian punggung hingga berdarah.

Anehnya, setelah menusuk, Trisna seakan merasa bersalah dengan memberikan baju putih yang ia kenakan kepada korban.
Melihat gelagat yang membahayakan tersebut, warga setempat kemudian menghubungi polisi.
Tim UKL dari Polsek Kuta Utara tiba di lokasi.
Berikutnya, pelaku diamankan tanpa perlawanan.
“Pas diamankan itu dia polos, seperti merasa salah telah melukai orang," ungkap Eka Nova.
Kapolsek Kuta Utara, Kompol Putu Diah Kurniawandari, mengatakan insiden itu berawal dari kecelakaan yang dipicu oleh pelaku, karena melanggar rambu lalu lintas.
Ada 10 personel Tim UKL Polsek Kuta Utara, yang dilengkapi perlindungan diri diterjunkan untuk mengamankan pelaku.
"Karena infonya kan dia bawa sajam.
Jadi harus dengan persiapan perlindungan diri.
Jika benar pelaku gangguan jiwa, maka tidak bisa diproses.
Kalau ternyata tidak, pasti akan kami proses pidana.
Kalau dilihat saat interogasi awal tadi, bicaranya dia tidak stabil," lanjutnya.

Kronologi kejadian berawal dari pelaku saat itu sedang berkendara, tanpa menggunakan helm dan sambil bermain handphone.
Ia pun melintasi Jalan Raya Kerobokan datang dari arah selatan, dan menabrak seorang pengendara motor yang datang dari arah barat.
Mirisnya, pelaku yang saat itu melanggar malah merasa tidak terima.
Dia pun berdebat dengan pengendara motor yang tidak diketahui identitasnya tersebut.
Merasa belum puas menyalurkan emosinya, Putu Trisna pun tiba-tiba mengeluarkan sajam dan mengancam untuk menebas siapa pun yang melintas.
Tiba-tiba seorang pria yan melintas dan tidak mengetahui apa-apa, dikejarnya hingga ke sebuah persawahan.
Sehingga korban pun terluka, setelah bergulat dengan pelaku guna mencoba melakukan perlawanan.
Beruntung aparat kepolisian langsung datang ke TKP, dan berhasil mengamankan pelaku.
Menurut Kapolsek Kuta Utara, kejadian laka-lantas (kecelakaan) yang diakibatkan pelaku sudah diproses Satlantas Polres Badung.
Dan kejadian penganiayaan pun, saat ini masih terus didalami Polsek Kuta Utara.
Kapolsek Kuta Utara mengatakan, pihaknya akan mengkonfirmasi ke pihak keluarga pelaku.
Pelaku mengaku berasal dari Kepaon, Pemogan, Denpasar Selatan.
“Apakah dia pernah berobat kejiwaan apa tidak.
Selain itu, dugaan pelaku mabuk juga diselidiki.
Adapun alasannya membawa pisau disebut karena diizinkan oleh sang kakek untuk jaga diri,” kata Kapolsek Kuta Utara.

Setelah berhasil diamankan, pelaku yang mengamuk hingga membacok warga di Simpang Jalan Raya Semer Kerobokan, diduga mengalami gangguan jiwa.
Polisi dari Polsek Kuta Utara akan memeriksakan kejiwaan pelaku ke RSJ Bangli.
Pemeriksaan kejiwaan dilakukan, karena pelaku saat dimintai keterangan berbelat-belit dan tidak nyambung.
Kasi Humas Polres Badung, Iptu Ketut Sudana, seizin Kapolsek Kuta Utara, Kompol Putu Diah Kuniawandari, mengaku kasusnya sudah dirilis.
Hanya saja terkait pemeriksaan, penyidik belum bisa mendapatkan informasi jelas.
Pasalnya pelaku saat dimintai keterangan belat-belit.
Diakui, untuk memastikan kondisi pelaku, polisi akan memeriksakan kejiwaan pelaku.
Bahkan pelaku akan dikonsultasikan ke RSJ Bangli.
"Jadi kondisi kejiwaan akan diperiksa karena saat pemeriksaan belum ditemukan informasi yang pasti," katanya.
Kejadian penusukan menimpa satu pengendara sepeda motor ini, yang sebelumnya disandera oleh pelaku di areal persawahan.
Setelah berhasil diselamatkan warga, korban akhirnya dievakuasi oleh warga sekitar ke Puskesmas Kuta Utara.
Berdasarkan penjelasan Dokter Sintya Primantika, yang bertugas menangani korban, korban tiba sekitar pukul 09.00 WITA.
Saat itu, korban datang dengan warga dengan kondisi berlumuran darah dan lumpur.
“Jadi korban diantar oleh satu warga yang mungkin saat itu berada di sekitar lokasi.
Korban langsung mendapatkan penanganan gawat darurat di UGD Puskesmas Kuta Utara,” kata Dokter Sintya Primantika.

Dokter Sintya, menjelaskan saat korban tiba kondisinya cukup cemas dan tremor.
Diperkirakan hal ini terjadi, karena korban kaget atau syok atas peristiwa yang terjadi.
Hasil pemeriksaan tanda vital seperti tekanan darah, napas, dan nadi pada korban masih normal.
Namun, korban mengeluhkan sedikit sakit saat bernapas.
Perdarahan pada korban sudah tidak terlalu banyak, namun sangat terlihat karena korban mengenakan kemeja berwarna putih.
Dokter bersama tim pun melakukan pemeriksaan mendalam dan ditemukan luka tusuk di punggung atas sebelah kanan.
Untuk luka tusuk itu, memiliki panjang luka sekitar 6 Cm dengan kedalaman luka sekitar 3 Cm.
Selain itu, ditemukan juga luka sayatan pada leher korban, sepanjang sekitar lebih dari 10 Cm.
Dokter memastikan luka yang ada pada korban disebabkan oleh benda tajam.
Pihak puskesmas sudah melakukan penanganan terhadap korban.
Hal itu dengan menutup luka untuk mencegah perdarahan semakin banyak, dan mencegah terkontaminasinya selaput paru.
Puskesmas Kuta Utara juga telah memberikan penanganan awal dengan memasang oksigen dan cairan infus.
Setelah beberapa menit observasi dan penanganan pasien mengalami sesak napas dan nyeri dada terutama bagian sebelah kanan.
“Luka pasien cukup dalam, sehingga ada kecurigaan mengenai selaput paru sehingga menyebabkan sakit saat bernafas,” jelas Dokter Sintya.
Pasien kemudian dirujuk ke RSUD Mangusada untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. (hon/yun/gus)

Keluarga Korban Minta Biaya Sampai Sembuh
KORBAN pembacokan yang terjadi di Simpang Semar, Kerobokan, Badung mengalami luka serius.
Setelah kejadian tersebut, korban dievakuasi ke fasilitas kesehatan terdekat, di UGD Puskesmas Kuta Utara.
Korban kemudian dirujuk ke RSUD Mangusada, dan dirawat di Instasi Gawat Darurat (IGD) dengan peralatan yang lebih lengkap.
Diketahui korban atas nama Kadek Eva Sutrisna ini, pagi itu akan berangkat bekerja.
Berdasarkan penuturan tetangga kosnya, korban meninggalkan kosnya di daerah Munggu, Badung sekitar pukul 07.30 WITA.
Naas, dalam perjalannya lelaki yang akrab disapa Eva ini harus menjadi korban pembacokan seorang lelaki, Putu Trisna Wibawa (23).
Mendengar anaknya tertimpa musibah ini, sang ibu sangat terkejut.
Ia yang saat itu sedang berada di rumahnya di Denpasar, langsung menelepon suaminya untuk segera ke rumah sakit.
“Saya langsung panik saat tahu Eva dibacok dan dirawat di rumah sakit.
Karena tidak bisa bawa motor, jadi saya harus menunggu suami,” ujar Sutriaariani.
Kepada Tribun Bali, Sutriaariani mengatakan ia jarang berkomunikasi dengan Eva karena kesibukannya bekerja.
Sejak kelas 4 SD, Sutriaariani dan ayah kandung Eva memutuskan berpisah dan Eva diasuh oleh ayahnya.
Oleh karena itu, sang ibu juga kurang dalam mengenal karakter anak kandungnya ini.
Karena keterbatasan ekonomi untuk membeli HP, sejak saat itu ia jarang berkomunikasi dengan anaknya.
Eva sendiri hanya menempuh pendidikan hingga SMP dan memilih mandiri.
Berbagai jenis pekerjaan pernah ia ambil, hingga akhirnya saat ini merantau ke Badung untuk bekerja.
Dalam kesehariannya, lelaki 22 tahun ini memang selalu bekerja sejak pagi dan pulang malam.
Namun, sebagai anak yang berbakti, ia selalu menyempatkan diri mengunjungi ibu yang tinggal bersama ayah dan saudara tirinya di Denpasar.
Eva merupakan anak yang pendiam dan hanya berbicara untuk hal-hal yang penting.
Sebagai kakak laki-laki, ia sangat mengayomi adik-adiknya dan sering bermain bersama.
“Justru dia sama ayah tirinya lebih akrab, sering ngobrol soal pekerjaan. Dan kalau sama adik-adiknya ini sering berantem bercanda, tapi setelah itu tertawa lagi,” tutur Sutriaariani.
Kabar dirawatnya Eva akibat pembacokan yang ia alami membuat Sutriaariani berpikir keras.
Ia sadar betul kondisi ekonomi rumah tangganya saat ini belum memumpuni.
Sutriaariani hanya seorang ibu rumah tangga dengan 3 orang anak perempuan.
Dengan penghasilan suaminya yang bekerja di proyek pun, Sutriaariani sekeluarga masih “ngos-ngosan” untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Oleh karena itu, ia sangat memohon tanggung jawab pelaku untuk membiayai perawatan anaknya sampai sembuh.
“Saya juga orang nggak punya, kasian anak saya juga masih kecil. Saya mohon dengan sangat pelaku bisa bertanggung jawab atas perbuatannya,” harapnya.
Hingga saat ini, terpantau beberapa alat bantu medis terpasang di tubuh Eva.
Perawatan Eva masih menunggu koordinasi dengan ayah kandungnya selaku pemilik hak asuh anak dan biaya yang cukup.
Satriaariani berharap pelaku segera turun tangan membantu pengobatan Eva. Sebagai seorang ibu, Satriaariani juga berharap pengobatan Eva dapat berjalan lancar dan Eva bisa segera pulih. (yun)