Berita Bali
Disnaker dan BP2MI Bali Belum Terima Laporan 13 Orang PMI Bali di Dubai Diduga Tertipu Agen
Disnaker dan BP2MI Bali Belum Terima Laporan 13 Orang PMI Bali di Dubai Diduga Tertipu Agen, Minta Keluarga Melapor
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN BALI.COM, DENPASAR - Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Provinsi Bali belum menerima laporan terkait 13 orang selaku Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali yang diduga terkena penipuan agen di Dubai. Ketika dikonfirmasi,
Drs. Ida Bagus Ngurah Arda, M.Si selaku Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Bali mengatakan baik keluarga juga belum melaporkan hal tersebut ke Disnaker.
“Kami belum terima berita dan laporan dari mereka maupun keluarga juga tidak ada menyampaikan aduan. Laporan dari BP2MI dan Kemenlu juga tidak ada, makanya saya kaget kok ada berita seperti ini. Coba nanti kami hubungi Kemenlu dulu dan konfirmasi BP2MI dulu termasuk juga kalau sudah diketahui alamat kami akan konfirmasi ke Dinas Tenaga Kerja di Kabupaten,” jelasnya pada, Rabu 7 September 2022.
Lebih lanjutnya ia akan melakukan koordinasi dengan pihak perwakilan Negara Indonesia di Dubai.
Selain itu, ia juga akan mencari tahu bagaimana hal tersebut dapat terjadi.
Disnaker juga tidak tahu kepergian 13 orang tersebut apakah resmi atau boleh dikatakan tidak sesuai dengan prosedural.
Dan jika mereka memang resmi, data-datanya pasti ada di Disnaker atau BP2MI.
“Kalau dia PMI yang resmi, mulai dari paspor, visa kerja, ada E-KTKLN, surat keterangan sehat dan kemudian ikut program BPJS
Kalau yang seperti ini bagaimana kita tahu kecuali keluarganya yang melapor ke kami di Disnaker baik Kabupaten ataupun Provinsi, itu harapan kami biar cepat kami lacak,” imbuhnya.
Ia berharap semoga 13 orang tersebut berangkat ke Dubai dengan melalui jalur resmi ataukah melalui BP3MI ataupun perseroan, tetapi statusnya tetap PMI.
Namun jika seperti ini Arda mengatakan statusnya tidak jelas dan visa yang digunakan tidak jelas apakah visa lancong atau bekerja.
“Kasus sejenis ini setelah masalah baru kita tahu karena tidak melalui kita. Sama seperti kejadian dulu di Turki yang 11 orang kesana pakai visa lancong dan bekerja di sana. Kami kan tidak tahu mereka itu berangkatnya dengan visa lancong jadinya tidak terdaftar di BP2MI,” tutupnya. (*)
