Berita Bali
DWISMASIN, Ajarkan Pelajar Berwirausaha dengan Telur Asin
Olahan telur yang diawetkan dan diasinkan ini memang memiliki banyak penggemar karena rasanya yang nikmat.
Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR -Siapa yang tak mengenal telur asin ?
Olahan telur yang diawetkan dan diasinkan ini memang memiliki banyak penggemar karena rasanya yang nikmat.
Telur asin juga menjadi kebutuhan bagi umat Hindu khususnya melengkapi sarana persembahyangan.
Keberadaannya pun menjadi peluang usaha bagi masyarakat, baik oleh orang dewasa maupun anak-anak.
Seperti yang dilakukan I Wayan Sudarma, guru di SMA N 2 Mengwi.
Sudarma merupakan seorang yang pandai dalam membuat telur asin.
Keluarganya sendiri pun tidak sedikit yang bergelut dalam bidang yang sama, produsen telur asin.
Namun, di wilayah tempat tinggalnya di Cemagi, Badung, Bali belum banyak orang yang memproduksi terluar asin.
Melihat kondisi ini, Sudarma yang merupakan Pembina Ekstrakurikuler Kewirausahaan kemudian berinisiatif mengajak anak didiknya membuat telur asin.
“Awal mula daerah Cemangi ini memang belum ada telur asin sehingga kami mencoba untuk mengedukasi anak didik.
Setelah mereka (anak didik) tau manfaatnya akhirnya mereka jadi lebih semangat belajar,” ujar Sudarma.
Bahan-bahan yang mudah didapat juga membuat anak didik Sudarma sangat responsif.
Menurut Sudarma hal itu dikarenakan juga karena pelajar mendapat pengetahuan dan keterampilan baru.
Telur asin yang diproduksi oleh anak didiknya ini dinamakan DWISMASIN dan memiliki cita rasa gurih hingga ke intisari telur.
Selain itu, warna yang dihasilkan oleh telur asin DWISMASIN cantik dengan kuning merata di sari telurnya.
Sudarma menjelaskan hal ini karena bahan-bahan yang dibuat lebih lengkap dan berbeda dengan pembuatan telur asin biasa.
Telur asin DWISMASIN sangat diminati oleh para guru dan warga sekolah SMA N 2 Mengwi.
“Sementara ini kami sudah mulai perjualbelikan di lingkungan sekolah dengan harga Rp 4.000 per butir.
Setiap minggu kami baru bisa memproduksi 50 butir dan itu sebenarnya masih kurang,” tutur Sudarma.
Dalam perkembangannya, usaha yang telah dibangun sejak 2021 ini diharapkan bisa dipasarkan ke jangkauan yang lebih luas.
Hal ini masih menunggu kesiapan dan permodalan yang cukup dari pihak sekolah dalam hal ini anak didik Sudarma.
Namun, dari pelajar sendiri sudah mengimplementasikan ilmu di rumah dengan membuat usaha sendiri.
Sudarma berharap dari DWISMASIN ini pelajar dapat membantu perekonomian keluarganya.
“Besar harapan kami kami susah menghimbau agar ini bisa dilanjutkan di rumah paling tidak bisa mengurangi beban keluarga.
Walaupun tidak banyak tapi setidaknya mereka bisa membantu perekonomian mereka,” tutup Sudarma. (yun)
Keterangan foto : I Wayan Sudarma dan pelajar SMA N 2 Mengwi memproduksi DWISMASIN, telur asin karya SMA N 2 Mengwi. (Putu Yunia Andriyani)