Berita Jembrana
Usulkan Jalan Layang, 75 Hektare Kawasan KPH Bali Barat Terdampak Mega Proyek Tol Mengwi-Gilimanuk
Mega proyek Jalan Tol Mengwi-Gilimanuk telah resmi dimulai. Peletakan batu pertama telah dilaksanakan Menteri PUPR bersama Gubernur Bali
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Mega proyek Jalan Tol Mengwi-Gilimanuk telah resmi dimulai.
Peletakan batu pertama telah dilaksanakan Menteri PUPR bersama Gubernur Bali serta jajaran pada Sabtu 10 September 2022 lalu.
Namun begitu, selain lahan perusda Bali, lahan warga, lahan hutan produksi di Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali Barat juga terdampak.
Total, ada 75 hektare yang terdampak dari pembangunan jalan bebas hambatan ini.
Baca juga: UPDATE Prakiraan Cuaca Bali Hari Ini Selasa 13 September 2022, Angin Terkencang Melewati Jembrana
Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali Barat, Agus Sugianto menjelaskan, kawasan hutan produksi yang berada di areal KPH Bali Barat juga terdampak dari adanya pembangunan Jalan Tol Mengwi-Gilimanuk.
Lahan yang terdampak dari wilayah barat Banjar Sumbersari, Melaya hingga ke pertigaan cekik (arah menuju Buleleng).
"Untuk di hutan produksi terbatas di KPH Bali Barat ini ada 75 hektare," kata Agus saat dikonfirmasi, Kamis 15 September 2022.
Menurutnya, pihaknya mendukung dengan adanya pembangunan ini karena masuk dalam proyek strategis nasional.
Namun begitu, karena ada dampaknya pihaknya juga sudah sempat menyampaikan usulan kepada pemrakarsa jalan tol dengan cara bersurat resmi.
Sebab, dalam pembangunannya nanti memanfaatkan jalur hutan yang merupakan habitat satwa dilindungi maupun tak dilindungi.
"Harapan kami nanti di dalam kawasan hutan dibangun jembatan layang. Tujuannya agar bisa dilakukan pemulihan habitat. Karena disitu ada satwa liar dan stawa dilindungi," harapnya.
Baca juga: Waktu Tempuh Jembrana-Denpasar Lebih Singkat, Kurangi Risiko Kecelakaan di Jalur Tengkorak
Namun, kata dia, usulan tersebut nantinya akan diputuskan oleh pemerintah pusat atau ranah
"Kita kemarin hanya diminta masukan dan kita sampaikan. Ada usulannya secara resmi telah bersurat. Kita sampaikan hal secara teknis juga. Hari ini prosesnya masih tentang persetujuan penggunaan kawasan dan kami harapkan nanti diakomodir," tandasnya.
Sebelumnya, Menteri PUPR, M. Basoeki Hadimoeljono menargetkan pembangunan mega proyek Jalan Tol Mengwi-Gilimanuk ini bisa selesai pada 2025 mendatang.
Sebab, pembangunan ini sangat mendesak untuk mendukung kebutuhan masyarakat.