Berita Gianyar

Warga Resah ODGJ Pembunuh Berkeliaran, Wayan Agus Kabur Setelah Menghabisi Ibu Tirinya di Gianyar

Seorang ODGJ membunuh ibu tirinya di Gianyar, Kolok kabur dan belum tertangkap sampai berita ini ditulis pada Minggu 18 September 2022 malam.

Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
Suasana sepi rumah korban pembunuhan di Payangan, Gianyar, Bali, Minggu 18 September 2022. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Pembunuhan yang dilakukan I Wayan Agus Arnawa alias Kolok (25) pada ibu tirinya di Banjar Marga Tengah, Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Gianyar, Bali, tepat terjadi saat warga setempat menggelar persiapan upacara ngaben di bale banjar pada Minggu 18 September 2022 pagi.

Pelaku yang diduga kumat gangguan jiwanya saat beraksi itu, kini membuat resah warga setempat.

Sebab, usai melakukan aksi keji dengan menusuk perut ibu tirinya hingga belasan kali dengan pisau, Kolok kabur dan belum tertangkap sampai berita ini ditulis pada Minggu 18 September 2022 malam.

Kolok melakukan pembunuhan terhadap ibu tirinya pada pukul 06.30 Wita, Minggu 18 September 2022.

Baca juga: Kamaruddin Simanjuntak Ungkap Motif Utama Pembunuhan Brigadir J: Diduga Informan Putri Candrawathi

Kelian Dinas Banjar Marga Tengah, I Kadek Dwi Wedana saat ditemui di bale banjar setempat membenarkan bahwa pasca kejadian ini, warganya cukup resah.

Sebab, dengan korban terakhir ibu tirinya itu, berarti pelaku sudah tiga kali melakukan pembunuhan.

Pertama, sekitar 5 tahun lalu, pembunuhan dilakukan terhadap ibu kandungnya, dan yang kedua kalinya dilakukan terhadap neneknya.

Sedangkan korban tewas ketiga merupakan ibu tiri Kolok.

Dwi Wedana menjelaskan, pasca menghabisi neneknya sekitar lima tahun lalu, krama setempat sudah mengusulkan agar pelaku dibuatkan kamar khusus supaya tidak berkeliaran di permukiman.

Waktu itu, setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bali, usulan krama tersebut telah dipenuhi oleh pihak keluarga.

Namun setelah berjalan cukup lama, Kolok kembali dibiarkan berbaur.

"Usai kejadian ini, kami harap pemerintah agar ikut memberikan solusi. Kalau kami sih maunya agar dia tidak lagi di sini, entah di RSJ selamanya atau dibuatkan tempat khusus. Karena kalau di sini, pelaku membuat masyarakat ketakutan. Dulu saja, waktu menghabisi neneknya, warga selama dua minggu tidak berani keluar rumah," ungkapnya.

Jikapun tetap tinggal di banjar setempat, Dwi Wedana meminta pihak keluarga agar yang bersangkutan ditaruh di rumah khusus, dan tidak dilepas.

Hal ini untuk kebaikan bersama, yakni bagi Kolok sendiri untuk mencegah peluangnya melakukan aksinya lagi, dan juga mencegah warga supaya tak menghakimi dia.

"Di rumahnya sudah ada rumah khusus. Tapi, secara intens dia hanya satu tahun ditaruh di rumah khusus itu. Kami harap seterusnya dia ditaruh di situ. Agar tak merembet warga lain jadi korban juga, dan kemudian bisa terjadi penghakiman oleh massa," jelas Dwi Sedana.

Terkait upacara kematian korban atau ibu tiri pelaku, Wedana mengatakan hal itu tidak dilakukan di banjar.

Sebab, upacara ngaben di banjar sudah mepet, dan Senin 19 September besok, sudah memasuki upacara ngewangun.

Karena itu, saat ini jenazah si ibu tiri masih dititipkan di rumah sakit sampai 6 Oktober 2022.

Pihaknya juga mengimbau agar warga tetap waspada, dan tidak meninggalkan anak kecil sendirian pada hari-hari ke depan selama Kolok belum ditemukan.

Pelaku masih berkeliaran.

"Kami imbau agar masyarakat waspada. Anak-anak jangan ditinggalkan sendirian. Saya sendiri sudah menyebar foto yang bersangkutan. Kalau ada warga masyarakat mengetahuinya, bisa melaporkan ke pohak yang berwajib," tandasnya.

Berdasarkan foto yang disebar, terakhir Kolok diperkirakan kabur dengan mengenakan kaos oblong hitam bergambar.

Ia membawa tas pinggang yang diselempangkan di punggungnya.

Tidak diketahui apakah dalam pelariannya saat ini Kolok membawa senjata tajam atau tidak.

Pelaku pembunuhan ibu tiri di Payangan, Gianyar, Bali, I Wayan Agus Arnawa alias Kolok (25)
Pelaku pembunuhan ibu tiri di Payangan, Gianyar, Bali, I Wayan Agus Arnawa alias Kolok (25) (Istimewa)

Pakai Temutik

Berdasarkan informasi yang dihimpun, senjata tajam yang digunakan Kolok untuk membunuh ibu tirinya, I Wayan Rani (48) adalah sejenis pisau yang disebut temutik.

Senjata tajam itu biasanya digunakan untuk menyembelih babi atau menguliti rotan dan kayu.

Rani dinyatakan tewas dibunuh dengan 18 luka tusukan di bagian perut.

Saat membunuh ibu kandung dan neneknya sekitar 4-5 tahun yang lalu, Kolok melakukan aksinya dengan cara menusuk juga.

Saat itu, ibu kandungnya tidak langsung tewas, karena sempat menadapatkan penanganan rumah sakit.

Yang paling sadis adalah ketika Kolok menghabisi neneknya.

Usai ditusuk, tubuh neneknya langsung dibuang ke jurang yang ada di belakang rumahnya.

Meskipun melakukan aksi keji berulang kali, I Wayan Agus Arnawa alias Kolok tidak diproses secara hukum.

Sebab, berdasarkan hasil pemeriksaan, ia melakukan aksinya dalam keadaan dalam gangguan jiwa.

Mengenai kronologi pembunuhan ibu tirinya, tidak ada yang tahu pasti.

Sebab, suami korban atau ayah kandung pelaku, I Wayan Putrayasa (46), saat itu sedang ada di bale banjar.

Ia mengikuti kegiatan persiapan upacara ngaben di banjar.

Tiba-tiba seorang warga memberitahu Putrayasa bahwa istrinya dalam keadaan terluka.

Kemudian Putrayasa bergegas menuju rumah.

Sesampai di rumah, telah banyak warga yang berada di dalamnya.

Putrayasa melihat sendiri istrinya sudah bersimbah darah.

Kemudian bersama beberapa warga, ia membawa korban ke RSU Payangan.

Tetapi, beberapa saat kemudian diberitahukan bahwa korban meninggal dunia.

Warga setempat, I Wayan Wiranata (67) mengungkapkan bahwa saat kejadian, ia mendengar suara korban berteriak menangis.

Mendengar teriakan tersebut, kemudian Wiranata berlari menuju rumah korban melalui pintu depan.

Ia melihat Rani dalam posisi rebah di pekarangan rumah atau tepatnya depan balai daja.

Saat itu, ternyata juga telah ada beberapa warga yang berusaha masuk ke dalam rumah korban.

Namun pintu depan rumah korban terkunci dari dalam.

Ketika warga berusaha membuka pintu, rupanya kunci pintu dibuka dari dalam oleh Kolok.

Setelah itu, Kolok lantas pergi dari rumah dengan menggunakan sepeda motor menuju ke arah Selatan.

Kapolsek Payangan, AKP I Putu Agus Ady Wijaya saat dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut.

Dia mengatakan, pihaknya masih mencari tahu keberadaan pelaku.

"Pelaku merupakan orang dengan gangguan jiwa. Saat ini kita masih mencari pelaku," ujar kapolsek.(*).

Kumpulan Artikel Gianyar

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved