GTA VI

Peretas Rockstar GTA 6, Diduga Bocah 16 Tahun dari Oxford

Peretas yang mengaku bertanggung jawab atas kebocoran besar Grand Theft Auto 6 (GTA 6) kini sedang diselidiki oleh FBI.

Gambar oleh B_A dari Pixabay
Ilustrasi hacker 

TRIBUN-BALI.COM - Kebocoran video pembuatan GTA 6 di internet Minggu kemarin masih menimbulkan tanda tanya dan spekulasi.

Berbagai upaya ditempuh Rockstar selaku pengembang game GTA, salah satunya menuntut akun-akun yang menyebarkan video itu di internet.

Di situs berbagi video seperti youtube misalnya, banyak channel yang dipaksa menghapus video mereka terkait hak cipta. 

Tapi namanya juga internet, satu video dihapus, akan muncul lagi video-video lain di akun berbeda entah dari mana.

Baca juga: Ini Tanggapan Rockstar Terkait Hacker yang Membocorkan GTA 6

Dilansir Eurogamer.net, Peretas yang mengaku bertanggung jawab atas kebocoran besar Grand Theft Auto 6 (GTA 6) kini sedang diselidiki oleh FBI.

Peretas ini juga berada di balik peretasan aplikasi perjalanan Uber minggu lalu.

"Ada laporan selama akhir pekan ini mengatakan bahwa pelaku peretasan Uber adalah pelaku yang sama dengan peretasan video game milik Rockstar Games," tulis Uber dalam sebuah update di blog mereka.

"Kami berkoordinasi erat dengan FBI dan Departemen Kehakiman AS mengenai masalah ini dan akan terus mendukung upaya mereka."

Baca juga: Ngeri! Video Gameplay GTA 6 Bocor, Disebut Kebocoran Terbesar dalam Dunia Video Game

Uber mengatakan pihaknya yakin pelaku peretasan ini berafiliasi dengan kelompok peretasan bernama Lapsus$.

Kelompok Lapsus$ diketahui semakin aktif selama setahun belakangan, diketahui telah menerobos ke berbagai perusahaan teknologi lain seperti Microsoft, Samsung dan Nvidia.

Kemarin, Rockstar mengeluarkan pernyataannya sendiri tentang peretasan tersebut, dan mengakui telah mengalami "gangguan jaringan" yang menyebabkan kebocoran informasi yang diambil dari servernya.

Pembuat GTA mengatakan sangat kecewa, tetapi tidak akan ada efek jangka panjang pada pengembangan game GTA 6.

Dan juga tidak ada produk online seperti Grand Theft Auto Online yang terganggu dengan penyerangan ini.

Dilansir BBC News pada bulan Maret 2022 dilaporkan seorang anak berusia 16 tahun dari Oxford yang dikenal di dunia maya sebagai "white" atau "Breachbase", yang dituduh sebagai salah satu pemimpin kelompok Lapsus$.

Baca juga: Promo Alfamart 21 September 2022, Selai Stroberi Murah, Tisu Karbol & Kantong Sampah Harga Spesial

Identitas asli "White" dipublikasikan oleh peretas lain, yang akhirnyaditangkap. White merupakan salah satu dari tujuh orang yang ditangkap oleh Polisi Kota London, sebelum semuanya akhirnya dibebaskan dalam penyelidikan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved