Berita Bali

Buat Video Asusila Setelah Melukat, Polda Tangkap Pelaku Esek-esek Berpakaian Adat Bali

Polda Bali mengamankan dua terduga pemeran video asusila berpakaian adat Bali di mobil

Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/ Ida Bagus Putu Mahendra
Ditreskrimsus Polda Bali ungkap kasus, video asusila berpakaian adat Bali pada Kamis 22 September 2022 - Buat Video Asusila Setelah Melukat, Polda Tangkap Pelaku Esek-esek Berpakaian Adat Bali 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Jajaran Ditreskrimum Polda Bali mengamankan dua terduga pemeran video asusila berpakaian adat Bali dalam mobil yang melaju.

Ternyata video esek-esek itu direkam seusai kedua terduga pelaku melakukan pengelukatan di Tirta Empul, Gianyar, Bali, Kamis 1 September 2022 lalu.

“Jadi dilakukan (direkam) pada 1 September 2022. Dilakukan pada saat kembalinya dari Tirta Empul,” kata Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto saat jumpa pers di Lobi Kantor Ditreskrimsus Polda Bali, Kamis 22 September 2022.

Kabid Humas mengatakan, kedua terduga pelaku diamankan Ditreskrimsus Polda Bali dalam waktu yang berbeda. Pemeran perempuan, DNL (26) diamankan di Jakarta, Sabtu 17 September 2022.

Baca juga: VIRAL, Buat Video Asusila Setelah Melukat, Sosiolog Singgung Homo Ludens

Sedangkan pemeran laki-laki MMD (28) diamankan polisi, di Bali, Rabu 21 September 2022.

Sebelumnya, jagat dunia maya dihebohkan dengan beredarnya video asusila yang diperankan oleh dua orang.

Terlihat dalam video tersebut, kedua pemeran menggunakan pakaian adat Bali yang melakukan aksinya di dalam mobil yang sedang berjalan.

Aparat kepolisian membutuhkan waktu dalam mengungkap kasus video asusila tersebut.

Pasalnya, pemilik akun yang juga diduga menjadi pemeran dalam video tersebut telah menghapus videonya.

Dalam jumpa pers kemarin, tampak kedua pemeran video asusila tersebut dihadirkan dengan menggunakan seragam oranye tahanan Polda Bali.

Pemeran laki-laki pada video tersebut adalah warga Sesetan Denpasar, dan pemeran peremuan adalah asal Bogor yang bertempat tinggal di Depok.

Ditanya soal motif kedua terduga pelaku nekat melakukan aksinya, Satake Bayu menyebutkan, hanya untuk bersenang-senang.

“Itu (video) tidak diperjualbelikan. Ini direkam kemudian di-share di grup Twitter. Ya ini seperti bernafsu lah,” kata Satake Bayu.

Lebih lanjut, Satake Bayu menuturkan, modus operandi terduga pelaku yakni merekam aksi asusila mereka dan kemudian dibagikan di media sosial.

“Adapun modusnya, yang bersangkutan membuat video, kemudian di-share,” ucap Kabid Humas.

Kabid Humas menuturkan, hubungan kedua terduga pelaku hanya sebatas teman.

“Mereka adalah teman. Hubungannya adalah teman,” ucap Satake Bayu.

Lebih lanjut, terduga pelaku pria MMD menuturkan, perkenalannya dengan DNL berawal dari media sosial Twitter.

MMD menyebut, dirinya mengenal DNL sejak Agustus 2022.

“Kenal lewat media sosial Twitter. Itu dari Agustus (2022),” ucap MMD saat ditanya Kabid Humas Polda Bali dalam acara jumpa pers.

Saat ini, kedua terduga pelaku telah diamankan Ditreskrimum Polda Bali.

Dari kedua pelaku, Ditreskrimsus Polda Bali mengamankan 1 setel pakaian adat Bali untuk laki-laki, 1 setel pakaian adat Bali untuk perempuan, jam tangan yang digunakan saat merekam video, serta beberapa barang bukti lainnya.

Kabid Humas menuturkan, terduga kedua pelaku disangkakan melanggar UU ITE dan UU Pornografi dengan ancaman penjara maksimal 12 tahun serta denda Rp 6 miliar.

“Pasal yang disangkakan kepada yang bersangkutan adalah Undang-Undang ITE, dan juga Undang-Undang Pornografi. Ancaman hukumannya adalah maksimal 12 tahun, dan dendanya Rp 6 miliar,” jelas Satake Bayu.

Sosiolog Universitas Udayana Wahyu Budi Nugroho, Perilaku Homo Ludens

KASUS viral muda-mudi membuat konten porno berbusana adat dan diunggah ke media sosial merupakan bagian dari perilaku homo ludens.

Perspektif homo ludens melihat manusia sebagai makhluk yang suka bermain-main ketika sedang berada pada titik jenuh.

Saya cenderung melihat ini dari perspektif homo ludens.

Biasanya karakter homo ludens memiliki keinginan bermain-main muncul ketika manusia sedang merasa jenuh.

Yang menjadi persoalan, ketika naluri ini muncul dan itu bertentangan dengan nilai norma dan budaya sosial seperti dalam kasus dua muda-mudi yang membuat video porno dengan baju adat kemudian diunggah di media sosial.

Melihat motif kedua pelaku yang hanya berstatus sebagai teman, kemudian berfantasi membuat konten porno untuk disebar di media sosial, hal itu menunjukkan bagaimana pelaku sedang bermain-main untuk mengundang respons publik dan sejenisnya.

Di era media sosial sekarang ada kecenderungan anak muda berhasrat untuk menjadi popular.

Viral dengan cara dia memposting hal-hal yang bisa viral dan sejenisnya.

Kita bisa melihat bagaimana banyak video-video soal keisengan prank dan sebagainya sebagai contoh fenomena hasrat untuk menjadi viral dan dikenal.

Tetapi dalam kasus ini saya kira itu melampaui batas.

Seperti tadi, cenderung menyalahi nilai norma dan budaya social.

Jadi perlu edukasi agar anak muda sekarang masih memahami batasan itu.

Pihak berwajib perlu bertindak tegas agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi di kemudian hari.

Karakter homo ludens pada manusia umumnya muncul ketika manusia sedang merasa jenuh dan membutuhkan senasasi dengan mencoba hal-hal yang baru.

Karakter homo ludens sejatinya ada di setiap diri manusia, namun setiap individu berbeda-beda.

Ketika dia jenuh ada yang cukup bermain game, ada kemudian suka membuat jokes lelucon atau prank.

Hanya saja dalam kasus ini karakter yang muncul menyalahi nilai norma dan budaya sosial sehingga tidak bisa ditolerir.

Di samping itu, kasus ini juga bisa ditilik dari perspektif kenakalan remaja yang muncul akibat sosialisasi yang tidak sempurna.

Sosialisasi adalah proses individu belajar seumur hidup untuk menyesuaikan dengan nilai norma budaya sosial masyarakat.

Yang menjadi persoalannya, sekarang agen sosialisasi tidak hanya keluarga sekolah masyarakat, tapi juga ada media sosial.

Perilaku perilaku seperti ini lebih banyak dipengaruhi sosialisasi dari media sosial dan media internet lainnya.

Sosialisasi tidak sempurna muncul dari sosialisasi yang tidak nyambung.

Misalkan, di keluarga mereka diajarkan hal-hal positif, tapi di luar keluarga, di lingkungan pergaulan, pertemanan itu mereka justru belajar hal negatif.

Jadi tidak nyambung. Kemudian ikatan sosial mana yang paling kuat itu nanti yang lebih memengaruhi karakter dan perilaku anak muda itu.

Kalau misalkan sosialisasinya lebih kuat di keluarga atau selah atau masyarakat kecenderungannya adalah mereka bisa berkepribadian sesuai dengan sosial.

Tetapi kalau kecenderungan yang lebih kuat di luar itu , itu nanti bisa cenderung menyalahi nilai norma dan budaya sosial. (mah/ian).

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved