Berita Buleleng

Kapal Perang Ki Hajar Dewantara Akan Ditenggelamkan di Desa Pacung

Kapal Perang Ki Hajar Dewantara Akan Ditenggelamkan di Desa Pacung Pemkab Masih Urus Surat Permohonan Hibah

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Harun Ar Rasyid
TB/Istimewa
Ratu Ayu Astri Desiani/ Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana saat menggelar rapat terkait rencana penenggelaman kapal perang Ki Hajar Dewantara, sebagai destinasi wisata bahari baru di Buleleng, Selasa (27/9) 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Kapal perang TNI AL Ki Hajar Dewantara rencananya akan ditenggelamkan di perairan laut Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Buleleng.

Kapal ini nantinya akan dijadikan sebagai destinasi wisata bahari baru di Bali.

Rencana penenggelaman kapal perang ini dibahas dalam rapat yang diselenggarakan oleh Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana dengan mengundang Pemprov Bali serta Bali Tourism Board (BTB), pada Selasa (27/9).

Rapat diselenggarakan di ruang rapat lobi kantor Bupati Buleleng.

Dikonfirmasi usai menggelar rapat, Lihadnyana menyebut secara teknis kapal itu telah disepakati bersama Pemprov Bali, akan ditenggelamkan di perairan laut Desa Pacung.

Desa ini dipilih untuk menggaungkan destinasi wisata yang ada di wilayah Buleleng bagian timur.

Pemkab imbuh Lihadnyana, saat ini sedang menyiapkan surat permohonan hibah kepada Kepala Staf Angkatan Laut. Sehingga kapal tersebut ditargetkan dapat ditenggelamkan pada akhir 2022 ini.

Disinggung terkait pengelolaan wisata bahari ini nanti, Lihadnyana menyebut harus secara three partied. Mengingat kewenangan perairan laut ada di Pemprov Bali, sementara status kapal menjadi Pemkab Buleleng, dan pengelolaanya akan diserahkan pada Bali Tourism Board (BTB). Dimana biaya untuk merestorasi, membawa kapal ke Buleleng, penenggelaman hingga pemeliharaan kapal tersebut nantinya akan menjadi tanggung jawab BTB.

"Three partied ini akan menjadi semacam pijakan kami dalam mengelola sebuah destinasi baru. BTB jelas harus melibatkan masyarakat lokal Buleleng. Ini akan jadi destinasi baru, sehingga ada keseimbangan antara pengembangan pariwisata Bali Selatan dengan Bali Utara," jelas Lihadnyana.

Sementara Wakil Sekretaris BTB, Freddy SPS mengatakan, dalam mengelola wisata bahari ini, pihaknya tentu akan melibatkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang ada di Desa Pacung. Wisata bahari ini diyakini Freddy nantinya akan memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar, sebab akan berdampak pada pengembangan hotel dan penginapan, tempat makan, serta wisata lainnya yang ada di Kecamatan Tejakula.

Selain menjadikan Kapal Perang Ki Hajar Dewantara sebagai destinasi, Freddy menyebut pihaknya juga akan membangun museum dan membuat replika dari kapal tersebut di daratan Desa Pacung. Museum ini dibuat untuk memberikan edukasi kepada wisatawan, terkait sejarah dari kapal tersebut.

Freddy menyebut, kapal tersebut idealnya ditenggelamkan di kedalam laut 20 hingga 40 meter. Sementara terkait sasaran, wisata bahari saat ini banyak diminati oleh wisatawan asal Eropa dan Asia.

"Wisata bahari di Karangasem dari kapal Japanese Wreck, namun keberadaanya saat ini sudah mulai berkarat. Maka kita membutuhkan tempat yang baru. Wisata selam ini minatnya khusus, kebanyakan yang terjadi di Karangasem itu banyak dikunjungi wisatawan Eropa. Belakangan Asia juga sudah semakin banyak," tandasnya. (rtu)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved