Berita Tabanan
Nelayan Tabanan Kesulitan Dapat Pertalite Subsidi, HNSI Perjuangakan Nasib Nelayan
Nelayan Tabanan Kesulitan Dapat Pertalite Subsidi *HNSI Pastikan Sudah Perjuangakan Nelayan Dapat Pertalite Bersubsidi
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Nelayan di Pantai Yeh Gangga Tabanan, kesulitan mendapatkan pertalite subsidi.
Sekali melaut diperkirakan membutuhkan sekitar 10 hingga 15 liter.
Saat ini di perairan Tabanan, sedang musim ikan layur. Hal ini diakui oleh Ketua Nelayan Yeh Gangga, Kadek Wita.
Kadek Wita mengaku, bahwa nelayan Yeh Gangga kesulitan mendapatkan pertalite subsidi.
Bahkan, kondisi itu terjadi sebelum BBM (Bahan Bakar Minyak), mengalami kenaikan awal September 2022 lalu.
Sekarang khususnya nelayan untuk cari pertalite, memang harus ada surat-surat dari kantor desa dan dari Dinas Perikanan. Ketika tidak, maka tidak akan diberi untuk membeli pertalite.
“Sukar sekali sekarang nyari minyak (pertalite),” ucapnya, dikonfirmasi kemarin.
Baca juga: LANGKA, Nelayan di Karangasem Terpaksa Beli Eceran Saat BBM Pertalite Langka
Wita mengaku, meski sudah ada surat, terkadang pihak pompa bensin juga tidak memberikan.
Bahkan, beberapa waktu lalu sempat ribut karena hal tersebut.
Padahal, menurut dia, nelayan hanya membutuhkan sekitar 10 liter untuk sekali berangkat melalui.
“Sulitnya masalah ijinnya kedua masalah beli. Ditambah lagi, khususnya nelayan tidak punya jerigen besi. Kemarin (beberapa waktu lalu) juga ribut, karena tidak dikasih. Sedangkan kita membutuhkan 10 hingga 20 liter. Paling tidak ittu hanya untuj satu hari saja,” ungkapnya.
Wita mengaku, saat ini di perairan Tabanan sedang musim ikan layur. Per kilo layur di pengepul, dihargai sekitar Rp 45 ribu. Di luar pengepul Rp 55 hingga Rp 60 ribuan.
“Sekarang musim Layur, pak,” katanya.
Terpisah, Ketua HNSI Tabanan,I Ketut Arsana Yasa mengatakan, bahwa Nelayan di Tabanan, menggunakan mesin tempel 2 tak. Berbahan bakar bbm bersubsidi Pertalite. Soal pertalite susah dibeli, itu awalnya ada mis komunikasi antara SPBU dan Pertamina, nelayan ditolak membeli BBM bersubsidi atau pertalite. Namun, pihaknya sudah berjuang, bertemu dengan Kasat Intel Polres Tabanan, Petamina, akhirnya kesepakatan untuk menyalurkan BBM bersubsidi kepada Nelayan disetujui.
“Kalau ijin untuk mendapatkan BBM Bersubsidi, itu mudah. Sesuai dengan Perpres no 19. Cukup surat keterangan Perbekel saja, pasti dilayani. Saya rasa yang diwawancarai (nelayan Yeh Gangga) tidak pernah minta surat ke Kantor desa,” tegasnya.