Berita Bali
Atur Penerbangan Pesawat Kepresidenan, Sistem Buka-Tutup Bandara Ngurah Rai Diterapkan H-2
Selama pelaksanaan KTT-G20, pesawat delegasi akan menginap atau parkir di beberapa bandara. Simak skenarionya untuk pesawat kepresidenan.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Selama pelaksanaan KTT-G20, pesawat delegasi akan menginap atau parkir di beberapa bandara.
Dengan spesifikasi teknis sesuai standar internasional, dan fasilitas bandara yang memadai di sekitar Bali.
“KTT G20 ini nanti tentunya, akan mendatangkan juga banyak pesawat.
Baik pesawat komersil yang terjadwal secara reguler, maupun pesawat yang digunakan dalam bentuk private jet.
Bahkan yang akan hadir juga pesawat kenegaraan atau pesawat kepresidenan,” ujar Kepala Biro Komunikasi (KaroKom) Kemenko Marves, Andreas Dipi Patria, pada konferensi pers Kesiapan Logistik Jelang KTT G20, Selasa 27 September 2022 yang digelar secara daring.
Baca juga: Angkasa Pura Siapkan Sembilan Bandara Selain Bali untuk Parkir Pesawat Kepresidenan saat KTT G20
Baca juga: Delegasi KTT G20 Terkendala Datang ke Bali karena Penerbangan Penuh, Ini Kata Pemprov

Tentunya Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, tidak cukup untuk menampung pesawat dari para delegasi yang berasal dari 19 negara G20 yang akan hadir nanti di Bali.
Ditambah ada lebih kurang 19 undangan, baik berasal dari lembaga-lembaga internasional bahkan ada 9 negara undangan.
“Pada saat ini kami terus berkoordinasi dengan teman-teman selain dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, yang berupaya memenuhi standar internasional agar dapat digunakan untuk keperluan bukan saja parkir, mendarat dan seterusnya, tapi juga untuk menginap,” imbuh Andreas.
Selama pandemi Covid-19 dua tahun terakhir, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali memang trafik pergerakan penumpang turun cukup drastis.
Apalagi semenjak penerbangan internasional di tutup.
Dan dalam beberapa waktu terakhir ini, trafik pergerakan penumpang naik mencapai 75 persen.
Tentunya akan terus meningkat sampai hari-H KTT G20 bisa sampai 100 persen.

Tentu saja mengatur agar tidak terjadi penumpukan, pelayanan penerbangan komersil reguler terjadwal, baik menuju dan dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali.
Seiring akan adanya tambahan penerbangan tidak terjadwal, (pesawat kepresidenan maupun private jet), menyiapkan strategi untuk buka tutup operasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali.
“Jadi open close Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali ini, akan disesuaikan dengan jadwal-jadwal sedemikian rupa.
Sehingga diharapkan penerbangan komersil, dapat memilih di jadwal-jadwal terbuka untuk perkiraan landing di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali.
Sehingga nanti pada saat closed nanti, digunakan untuk para delegasi yang sudah akan kita tawarkan nanti kepada seluruh negara yang akan hadir melalui kedutaan masing-masing.
Mereka akan memilih slot time jam berapa, sebagai contoh ada beberapa negara yang memilih akan mendarat pada pukul 01.00 WITA dini hari, ada yang pukul 04.00 WITA dan seterusnya,” papar Andreas.
Ia menambahkan, dengan demikian semua proses pada saat H-2 acara KTT G20 sampai H-1 itu akan ditata sedemikian rupa, dan untuk mengurangi kepadatan kami menghimbau kepada wisatawan melalui Kemenparekraf untuk memberikan travel noted agar mengurangi jadwal kunjungannya di hari-H pelaksanaan KTT G20.
Dikarenakan mungkin akan ada penutupan bandara, pengurangan sedikit penerbangan komersil dari dan menuju Bali karena bisa saja wisatawan tidak mendapatkan hotel ataupun penerbangan ke Bali saat itu (15-16 November).
Meskipun jika diperkirakan ketersedian kamar hotel di Bali banyak dan cukup untuk delegasi.(*)