Berita Gianyar

KASUS BAYI Marak Dibuang Kian Memprihatinkan,  KPPAD Bali: Pentingnya Pendidikan Karakter

Kosioner Bidan Pendidikan Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak Daerah (KPPAD) Bali, I Kadek Ariasa, menyayangkan adanya kasus pembuangan bayi.

weg
Kosioner Bidan Pendidikan Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak Daerah (KPPAD) Bali, I Kadek Ariasa saat memberikan edukasi pada siswa di Kabupaten Gianyar belum lama ini. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Kosioner Bidan Pendidikan Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak Daerah (KPPAD) Bali, I Kadek Ariasa, menyayangkan adanya kasus pembuangan bayi di Puspem Payangan.

Menurut dia, siapapun pelakunya, itu merupakan cerminan dari kurangnya pendidikan karakter pada si pelaku.

Khususnya saat pelaku masih berusia anak-anak.

Ariasa meminta semua komponen, memberikan perhatian serius terhadap kondisi ini.

Terlebih, kasus serupa kerap terjadi di Bali.

"Ini betul-betul memprihatinkan.

Siapapun pembuang bayi, harus diberikan tindakan tegas.

Siapapun pasangan, laki maupun perempuan, sah maupun tidak sah, harus ditindaklanjuti.

Karena ini sudah melakukan kekerasan yang keji," ujar Ariasa saat dihubungi dari Gianyar, Rabu 5 Oktober 2022.

Baca juga: Jenazah Bayi Laki-laki Dititip di RSU Payangan, Pembuang Bayi Diburu Hingga ke Kintamani dan Petang

Baca juga: MENGHARUKAN, Bayi Dibuang Ibunya Lalu Diasuh Prabowo, Kini Dilantik Mayjen Kunto Jadi Prajurit TNI

Kosioner Bidan Pendidikan Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak Daerah (KPPAD) Bali, I Kadek Ariasa saat memberikan edukasi pada siswa di Kabupaten Gianyar belum lama ini.
Kosioner Bidan Pendidikan Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak Daerah (KPPAD) Bali, I Kadek Ariasa saat memberikan edukasi pada siswa di Kabupaten Gianyar belum lama ini. (weg)

Sebagai orang yang konsen pada pendidikan anak.

Pria asal Desa Mas, Ubud, ini menilai tindakan yang dilakukan oleh pelaku, tak terlepas dari rekam jejaknya semasih masa kanak-kanak.

"Anak perempuan atau laki-laki, kalau dia mengalami kondisi masa lalu broken home, dia berpotensi melakukan tindakan seperti itu.

Dari pola asuh, pola kembang, keluarga dan masyarakat, dia bisa salah tumbuh kembang dan pergaulan, jadi bisa jadi melakukan hubungan usia dini.

Lalu hamil, saking bingung, mungkin mau dibawa ke puskesmas.

Saking tidak nyaman tidak siap.

Dia juga emosi tidak terkendali begitu saja dibuang di tempat yang rawan," ujarnya.

Kondisi penemuan mayat bayi yang ditemukan di Puspem Payangan, Selasa 4 Oktober 2022.
Kondisi penemuan mayat bayi yang ditemukan di Puspem Payangan, Selasa 4 Oktober 2022. (Istimewa)

Ariasa pun berharap pihak berwajib segera menemukan pelaku.

Dia menilai, yang perlu diberikan edukasi pada kasus seperti ini bukan hanya pelaku.

Tetapi juga orangtuanya maupun masyarakat sekitarnya.

Sebab pola asuh dan lingkungan, sangat berperan besar membentuk seseorang memiliki karakter keji.

"Ini perlu diedukasi, baik keluarga, masyarakatnya, untuk mengatur pola asuh agar tidak melakukan kekerasan agar tidak melakukan tindakan keji, apalagi sampai membunuh bayi," tandasnya.

Ariasa pun memberikan contoh, bagaimana keluarga maupun lingkungan saat ini kurang peduli terhadap katakter anak.

Seperti, ia kerap melihat adanya anak usia SLTP yang telah berpacaran.

Di mana lingkungannya terkesan acuh tak acuh atau bahkan, mereka tidak memberikan teguran ataupun solusi pada kondisi tersebut.

"Masyarakat kita suka ngomongin, namun tidak melakukan upaya mencegah.

Tidak beri solusi.

Contoh ada remaja SMP pacaran, pergi malam pulang pagi, ini berpeluang pada kehamilan dan pembuangan janin.

Mereka hanya berpikir isi perut.

Mereka perlu edukasi.

Kami melihat upaya edukasi untuk itu belum kuat.

Bukan hanya di masyarakat, tetapi maaf, dari pemerintah juga.

Program, edukasi, sangat rendah.

Ini nyata. Mana ada yang betul-betul ngeh," tegasnya mengkritik.

Kosioner Bidan Pendidikan Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak Daerah (KPPAD) Bali, I Kadek Ariasa saat memberikan edukasi pada siswa di Kabupaten Gianyar belum lama ini.
Kosioner Bidan Pendidikan Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak Daerah (KPPAD) Bali, I Kadek Ariasa saat memberikan edukasi pada siswa di Kabupaten Gianyar belum lama ini. (weg)

Ariasa melihat, perhatian terhadap kondisi ini bukan saja hanya untuk Kabupaten Gianyar.

Namun semua kabupaten/kota di Bali, harus meningkatkan perhatian terhadap karakter anak.

Sebab kasus pembuangan bayi hampir ada di setiap kabupaten/kota di Bali.

"Ayolah, bangun bersama, salah satunya dengan membuat banyak program untuk anak.

Buat film, kegiatan ilmiah atau soal lingkungan.

Kalau anak tak punya kegiatan, maka peluang mereka untuk berkegiatan negatif terbuka lebar.

Terlebih lagi saat ini anak-anak usia dini, sudah fasih dengan media sosial, di mana kebanyakan isinya kurang edukasi, hanya mempertontonkan perdebatan dan provokasi," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved