Music Zone
Kisah Hidup Wibhi Laksana dalam Single "Bekas Luka"
Dua tahun hiatus, Wibhi Laksana melalui proyek solo yang dilabeli Manusia Goa Project kembali muncul. Kemunculannya ditandai dengan merilis single
Penulis: Putu Candra | Editor: Marianus Seran
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dua tahun hiatus, Wibhi Laksana melalui proyek solo yang dilabeli Manusia Goa Project kembali muncul.
Kemunculannya ditandai dengan merilis single terbaru berjudul "Bekas Luka".
Lagu ini pun telah tayang di kanal Youtube, dan beredar di beberapa layanan musik diantaranya, Sound cloud, Jumat, 9 September 2022.
Sebelumnya, pemuda ini telah mengeluarkan empat buah lagu yang dirangkum dalam Extended Play (EP) atau album mini yang diberi tajuk Jalan Raya pada 2020 lalu.
Wibhi bisa dikatakan menyajikan musik yang tidak biasa untuk didengar bagi telinga orang kebanyakan.
Baca juga: 6 Arti Mimpi Becerai, Sebuah Peringatan Tentang Hubungan Pernikahan, Jangan Dianggap Remeh!
Dengan balutan nuansa psikedelik rock di lagu "Bekas Luka" ia menyajikan cerita kehidupan yang juga tidak biasa.
Sebagai manusia pasti pernah melalui cobaan dalam fase-fase hidup. Wibhi mencoba menceritakan tentang bagaimana ia menjalani saat sulit untuk menjadi lebih kuat, dan kemudian dituangkan dalam lagu ini.
"Secara pribadi lagu ini menceritakan gejolak yang ada dalam diri mengenai realitas yang mesti dijalani.
Ada proses didalamnya yang membuat saya sebagai manusia harus belajar dari kesalahan lalu.
Menjalani lembaran-lembaran lain terus-menerus hingga kehidupan itu berakhir. Hanya saja, saya menyajikannya melalui curhatan secara tidak harfiah, dengan metafora," ungkapnya.
Secara komposisi musik dari single "Bekas Luka" ini juga terbilang ganjil, terlebih pada tempo yang tidak dinamis.
Alasannya, diungkap oleh Wibhi, ia terispirasi oleh musik-musik lawas era 60an yang begitu bebas, namun membawanya ke dalam gaya 90an.
Baca juga: Ramalan Zodiak Cinta Besok 9 Oktober 2022, Taurus Berbagi Momen Humoris, Scorpio Jaga Emosi
"Era 60an itu bebas, free jaming, meliuk-liuk jadi kesannya nggak mekanis atau robotik. Saya ingin memadukannya dengan pembawaan emosi musik tahun 90an.
Ya (hasil) jadinya gini," bebernya. Raungan suara gitar penuh emosi seolah mengingatkan pendengar kepada kenyataan hidup yang mesti dilalui. Lagu ini seolah memadukan emosi yang campur aduk.