Berita Bali
Bali Dikepung Musibah, 5 Tewas Akibat Longsor dan Banjir di Bangli hingga Denpasar
Akibat hujan deras yang mengguyur Bali, menyebakan longsor, banjir, dan pohon tumbang
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Hujan deras yang mengguyur Bali sejak Jumat 7 Oktober 2022 hingga Sabtu 8 Oktober 2022 dini hari menyebakan longsor, banjir, dan pohon tumbang di Bangli, Denpasar, Gianyar, Badung, Tabanan, Jembrana, dan daerah lainnya. Sontak, Bali pun dikepung musibah.
Hingga tadi malam tercatat 5 orang menjadi korban tewas dalam peristiwa di Bangli, Denpasar, dan Gianyar.
Di Bangli, banjir mengakibatkan ruas jalan penghubung Bangli-Karangasem, tepatnya di Jalan Erlangga putus.
Kejadian ini mengakibatkan tiga korban meninggal dunia akibat mobil Terios yang ditumpangi dua orang dan satu sepeda motor yang ditumpangi satu orang terperosok.
Baca juga: Hujan Semalam, Bangli Dikepung Bencana, Ini Lokasi dan Jumlah Korbannya
Kalak BPBD Bangli, I Wayan Wardana, Sabtu 8 Oktober 2022 mengatakan, kejadian berawal dari hujan lebat yang terjadi sekitar pukul 20.00 Wita.
Karena debit air yang besar sedangkan gorong-gorong di sekitar kecil, mengakibatkan dinding penahan tanah tergerus dan jebol. Alhasil badan jalan ikut tergerus hingga putus.
"Panjang jalan yang putus sekitar 8 meter, dengan kedalaman diperkirakan belasan meter," sebutnya.
Wardana mengakui titik jalan yang putus saat ini, sebelumnya sempat jebol.
Hanya saja saat itu tidak sampai putus.
Badan jalan masih tersisa setengah dan masih bisa dilintasi kendaraan.
Oleh pihak Provinsi, jalan tersebut sudah diperbaiki.
Dikatakan, putusnya jalan tersebut diperkirakan sekitar pukul 00.30 Wita.
Akibat kejadian ini Wardana mengatakan total ada enam korban.
Tiga diantaranya meninggal dunia, dan tiga sisanya selamat.
Sesuai data, korban yang meninggal adalah I Putu Rian Sasmara (25) warga Banjar Sidembunut, Kelurahan Cempaga, Bangli yang saat kejadian mengendarai sepeda motor Vario.
Korban lainnya yakni Gita Savitri (35) asal Jalan Suntanu IV, Banjar Bonbiyu, Desa Peguyangan Kaja, Denpasar dan Hosdianto Gunawan (39) asal perumahan Cempaka Mas Blok C/1 Dalung, Kuta Utara.
Keduanya mengendarai mobil terios DK 1929 AAT.
Sedangkan korban selamat, merupakan satu keluarga asal Banjar Kedui, Desa Tembuku, Bangli, yakni I Ketut Pageh (34), Ni Nyoman Lestari (30) dan I Kadek Wahyu Putra (5).
"Kami belum tahu secara pasti apakah saat kejadian itu kendaraan sedang melintas lalu jalannya tiba-tiba jebol, atau kendaraan melintas saat jalan sudah jebol," ucapnya.
Terpisah, adik dari korban Gita Savitri yakni Made Krisna mengaku sempat mendapat informasi dari kakaknya. Ia menerima shareloc sekitar pukul 02.02 Wita.
Kendati demikian pihaknya baru tahu keesokan harinya, sebab malam itu kondisi handphone dalam mode silent.
"Kami tidak tahu persis apa tujuannya ke Bangli. Pasca mendapat kabar itu, saya dan keluarga segera ke RSU Bangli," ucapnya.
Ditemui di Kamar Jenazah RSU Bangli, Nyoman Laharta selaku paman Putu Rian Sasmara mengaku baru tahu musibah yang menimpa keponakannya sekitar pukul 07.00 Wita.
Informasi itu dia ketahui dari WA group.
"Kami tidak tahu persisnya apakah saat kejadian, dia mau ke rumah Sidembunut atau LC Bukal," ucapnya, Sabtu.
Kasat Lantas Polres Bangli, AKP I Ketut Widiarta menyebutkan, Putu Rian Sasmara sebelumnya main ke rumah temannya yang bernama Putu Arta Mardika.
Sekitar pukul 00.30 wita, Putu Rian hendak pulang ke rumahnya yang beralamat di LC Bukal.
"Korban sempat disarankan untuk menginap di rumah temannya (Putu Arta Mardika), namun korban tetap menolak. Kemudian korban langsung meninggalkan rumah temanya mengendarai sepeda motor Vario hitam menggunakan jaket hitam celana jins warna coklat," ungkap Kasat Lantas.
Ditambahkan pula, identitas korban Hosdianto Gunawan dikenali oleh temannya bernama Arjun, yang juga teman dari korban Gita Savitri.
"Temannya ini mengaku sempat dihubungi korban perempuan atas nama Gita, yang saat itu minta tolong. Namun beberapa menit kemudian HP korban off," sebutnya.
Mengenai korban yang selamat lanjutnya, yakni satu keluarga pengendara mobil pikap.
Diantaranya Ketut Pageh yang mengalami patah tulang belikat kanan dan luka lecet.
Istrinya, Ni Nyoman Lestari mengalami patah tulang rusuk kanan dan luka lecet, dan anaknya I Kadek Wahyu Putra mengalami luka lecet dan luka robek di kaki kanan.
"Dari korban yang selamat, hanya Ketut Pageh dan istrinya yang masih dirawat di RSU Bangli," ucapnya.
Kronologis kejadian, Ketut Pageh bersama istri dan anaknya hendak jualan di pasar.
Saat itu situasi hujan lebat dan jarak pandang hanya 3 meter.
"Korban pada saat itu datang dari arah timur pada saat di TKP korban tidak melihat ada jalan jebol, sehingga mobil Carry pikap yang dikendarainya terperosok," jelasnya.
Kedalaman jalan jebol mencapai 10 m dengan lebar 5 m .
Saat Pageh sudah terprosok di bawah jurang, ia memecahkan kaca depan dan menggendong anaknya.
Sedangkan istrinya sudah jalan duluan.
"Saat itu korban melihat ada mobil lain sudah berada di bawah. Korban selanjutnya ditolong warga sekitar dan dilarikan ke RSU Bangli untuk mendapat penanganan medis," tandasnya.
Ketut Pageh saat ditemui di RSU Bangli mengatakan, awalnya dia hendak ke pasar bersama istri dan anaknya. Ia berangkat dari rumah pukul 01.00 Wita.
Setibanya di TKP sekitar pukul 01.20 wita, mobilnya langsung terperosok.
"Suasana di sekitar hujan deras dan gelap. Tyang jalan santai, hanya 30 km per jam. Saat di TKP tyang tidak sadar kalau jalan sudah jebol, karena ada kabut. Tahu-tahu sudah jatuh," ucapnya.
Akibat kejadian itu, Pageh mengalami luka di dada dan leher.
Tulang bahu sebelah kanannya patah.
Dalam kondisi itu, ia segera menyelamatkan anaknya yang masih berada di mobil.
"Anak mengalami luka di kaki. Sedangkan istri mengalami patah tulang. Saat jatuh itu saya sempat melihat ada mobil yang sudah duluan jatuh," ujarnya.
Basarnas Denpasar berjibaku menyelamatkan korban yang terperosok akibat jalan jebol di jalur Erlangga, Sabtu.
Pihak Basarnas bahkan harus menjebol kap mobil untuk menyelamatkan korban yang terjebak.
Korlap Basarnas Denpasar Made Eka Setiawan mengatakan, pihaknya menerima informasi kebencanaan dari BPBD Bangli sekitar pukul 03.00 Wita, dan segera menuju TKP.
Satu korban diselamatkan dengan masuk ke terowongan, dan dua lainnya terjebak di mobil Terios.
"Keduanya terjebak di posisi depan, yakni di posisi sopir dan penumpang. Kita berhasil evakuasi korban dengan membobol kap atas mobil. Namun kedua korban dalam kondisi meninggal dunia," jelasnya.
Mengenai proses evakuasi, Made Eka mengaku pihaknya cukup terkendala karena kendaraan dalam kondisi tertimbun.
Disamping juga kondisi tanah di titik jalan jebol masih labil.
"Saat dievakuasi, kap atasnya tertekan oleh reruntuhan dari aspal jalan, sehingga kami bongkar dulu karena terlalu menekan. Setelahnya kap kami lepas, baru bisa mengevakuasi korban. Proses evakuasi dimulai dari jam 05.00 Wita, dan butuh waktu tiga jam mengevakuasi korban," tandasnya.
Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta mengungkapkan Basarnas beserta TNI, Polri, serta masyarakat bahu-membahu untuk mengevakuasi korban.
Disamping itu pihaknya juga menyisir di beberapa titik bencana lainnya, seperti ruas Undisan dan Tembuku.
Pihaknya menyarankan pada masyarakat yang hendak melintas agar mencari alternatif jalan lain.
Di Gianyar, nasib malang dialami M Muharrom (22), buruh proyek asal Jember saat mengerjakan proyek senderan di jalan akses Villa Ayatara di Banjar Puakan, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Sabtu sekitar pukul 09.30 Wita.
Ia tewas tertimbun tanah longsor saat membuat pondasi bersama rekan-rekannya.
Kapolsek Tegalalang, AKP I Ketut Sudita menjelaskan, menurut Nur, rekan korban, sekitar pukul 08.00 Wita, ia bersama 6 orang bekerja menggali tanah yang akan dijadikan pondasi senderan tembok. Pondasi tersebut sedalam 80 cm.
Di kawasan lokasi pembuatan pondasi itu, terdapat tebing setinggi sekitar 3 m.
"Saat sedang bekerja tiba-tiba tebing di atas galian longsor dan menimpa para pekerja, 4 orang pekerja berhasil menyelamatkan diri, sedangkan 2 orang tertimbun tanah longsoran dimana satu orang masih terlihat bagian kepala dan satunya lagi tertimpun sepenuhnya, dari kepala sampai kaki," ujar Kapolsek.
Melihat kejadian tersebut, para pekerja yang selamat inipun berusaha menolong rekannya yang tertimbun.
"Pekerja yang lain berusaha menggali tanah dengan alat seadanya sehingga korban bisa diselamatkan 1 orang. Selanjutnya tanah dikeruk menggunakan eskavator untuk mencari korban yang masih tertimbun dan berhasil di angkat, saat diangkat dan dinaikan ke mobil korban masih bernafas, namun sampai di RS Payangan korban sudah meninggal," ungkao Kapolsek.
Sementara itu, Gede Dirga Wira Darma (16), warga Seraya Timur, Karangasem tewas akibat sepeda motor yang dikendaraianya terperosok ke gorong-gorong sungai di Jalan Bung Tomo 10, Denpasar, Sabtu sekira pukul 04.40 Wita. (mer/zae/yun/weg/sup)
Kumpulan Artikel Bali