Berita Jembrana
Jembatan Nusamara Jembrana Belum Dibangun, Anak Sekolah Terpaksa Bolos Saat Air Sungai Bah
Jembatan Nusamara Jembrana Belum Dibangun *Anak Sekolah Terpaksa Bolos Saat Air Sungai Bah *BPBD Jembrana Rencana Usulkan Lewat APBD
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Harun Ar Rasyid
NEGARA, TRIBUN BALI - Pembangunan Jembatan Nusamara di Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Jembrana masih belum teralisasi hingga saat ini.
Padahal, jembatan tersebut merupakan aakses utama warga Tempek I, Banjar Nusamara.
Puluhan KK di lokasi tersebut kerap terisolir ketika terjadi hujan deras disertai air sungai bah.
Sejak putus, imbasnya ke dampak sosial, ekonomoni hingga pendidkkan.

Menurut informasi yang diperoleh, peristiwa putusnya jembatan Nusamara yang terjadi bulan November 2021 lalu ini karena diterjang belabar agung (air sungai bah).
Akibatnya, puluhan KK yang tinggal di Utara sungai kesulitan beraktivitas.
Parahnya, ketika terjadi air bah, masyarakat terutama anak sekolah justru terpaksa tak pergi untuk belajar demi keselamatan.
Mereka berharap agar segera ada perbaikam atau pembangunan terhadap akses utama warga Tempek I Banjar Nusamara tersebut.
Perbekel Yehembang Kangin, I Gede Suardika mengatakan, jembatan Nusamara yang putus sejak tahun lalu tersebut berdampak sosial, ekonomi hingga pendidikan. Artinya, warga kesulitan beraktivitas sejak saat itu, terutama ketika air sungai pasang.
Suardika mengungkapkan, selain berdampak langsung kepada warga yang tinggal di sebelah utara sungai, juga berdampak ke mereka yang tinggal di selatan sungai. Beberapa warga di selatan sungai juga memiliki lahan perkebunan di sebelah Utara sungai. Sebab, jembatan tersebut merupakan akses satu-satunya menuju ladang mereka.
"Sangat kesulitan (warga). Karena itu (jembatan) merupakan akses satu-satunya. Terdampak sosial, ekonomi hingga pendidikan juga," kata Perbekel saat dikonfirmasi, Kaamis 6 Oktober 2022.
Yang paling terdampak, kata dia, adalah sektor ekonomi dan pendidikan. Terutama anak-anak sekolah. Sehingga kita sarankan agar warga tidak melintas ketika air sungai bah. Terutama anak sekolah untuk sementara jangan sekolah dulu demi keselamatan. Jumlah anak sekolah ada sekitar belasan orang.
Disingung mengenai antisipasi mengenai warga yang terisolir ketika terjadi hujan deras dan mengakibatkan air bah, Suardika menegaskan sudah berkoordinasi dengan Kelian Dinas setempat untuk menyiapkan stok kebutuhan pangan atau sembako. Sehingga, ketika terjadi hujan deras dan sungai tidak bisa dilintasi tidak kesulitan bahan pokok makanan.
"Paling tidak ada pasokan lah, seminggu lah," sebutnya.
Disinggung mengenai usulan perbaikan, pihaknya sudah mengusulkan melalui pemerintah daerah. Dan sejak saat itu sudah diusulkan melakui BPBD Jembrana ke pusat yakni BNPB.
"Sampai saat ini masih belum ada kabar rencana pembangunan jembatan ini. Semoga saja segera terealisasi," harapnya.
Rencana Usulkan Lewat APBD 2024
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, I Putu Agus Artana Putra mengatakan, sejak terjadinya peristiwa jembatan putus di Banjar Nusamara, Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo pada bulan November 2021 lalu sudah diusulkan ke pusat dalam hal ini BNPB. Pihaknya sudah melengkapi seluruh berkas administrasi by sistem. Misalnya, surat keterangan bencana dari Bupati Jembrana dan sebagainya.
"Semua berkas kita sudah urus, dari surat keterengan hingga RAB yang sebelumnya dibantu secara teknis penghitungannya oleh Dinas PUPRPKP. Sehingga muncul kebutuhan anggaran Rp 6 Miliar lebih dan sudah kita usulkan by sistem," kata Agus saat dikonfirmasi, Kamis 6 Oktober 2022.
Dia melanjutkan, pengajuannya tersebut sudah dalam bentuk proposal. Setelah itu, ada proses verifikasi dari pusat. Namun, dari informasi yang diterima, hingga saat ini masih belum ada. Dia menduga, anggaran di BNPB terjadi refocusing untuk beberapa hal. Seperti untuk penanganan Covid 19, hingga penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Kemudian, ada pertimbangan lain dari pusat. Sebab, sebelumnya di daerah diminta untuk menyampaikan dampak sosial dan dampak ekonomi dari putusnya jembatan tersebut.
"Usulan yang masuk ke BNPB dari sebelum Covid itu juga ada. Dan itu belum terealisasi. Dan informasi hingga saat ini, realisasi pembangunan jembatan Nusamara tersebut masih belum pasti. Mungkin di 2023 mendatang," ungkap Agus.
Agus melanjutkan, jika semisalnya nanti belum ada tindaklanjut dari pusat, pihaknya akan berupaya berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam hal ini Dinas PUPRPKP untuk mengusulkan lewat APBD. Kemudian, jika dana siap pakai (DSP) dari BNPB juga turun, pihaknya masih bisa mengalihkan untuk keperluan lain. Karena DSP tersebut bisa digunakan untuk keperluan di luar fisik.
"Karena ini urgent sekali, nanti kita akan bahas ulang. Kemudian lakukan kajian disertai melapor ke Bupati Jembrana untuk dianggarkan lewat APBD proses pembangunannya. Itu solusinya nanti jika di 2023 mendatang belum diperbaiki," tandasnya.