Berita Bangli

Mantan Pasien RSJ Bali Jadi Pelukis, Hingga Menjual Lukisannya Mulai dari Rp 1,5 Juta

Mantan Pasien RSJ Bali Jadi Pelukis, Hingga Menjual Lukisannya Mulai dari Rp 1,5 Juta

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Fenty Lilian Ariani
Muhammad Fredey Mercury
Dewa Made Juliawan saat ditemui Senin (10/10/2022) 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Dalam peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS), Senin (10/10/2022) kemarin di RSJ Bali, juga dimeriahkan dengan pameran lukisan. Seluruh lukisan itu merupakan karya dari pasien RSJ Bali.

Salah satu pelukisnya yakni Dewa Made Juliawan. Ia mengaku sehari-hari ia melukis di rumahnya yang berlokasi di Bitra, Kabupaten Gianyar. Iaspirasi lukisannya kebanyakan berasal dari tayangan televisi, internet, hingga tradisi bali. "Saya tidak belajar melukis secara khusus. Secara otodidak saja," kata dia.

Dewa Juliawan mengatakan, lukisannya ini dijual dengan harga bervariasi. Mulai dari Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta. Perbedaan harga ini merujuk pada ukuran lukisan hingga tingkat kerumitan. 

Pria 31 tahun ini membenarkan jika dirinya sempat dirawat di RSJ Bali. Ia dirawat sejak lulus tingkat SMA, dan sempat bolak-balik dirujuk ke RSJ. Kendati demikian, kekurangan tersebut tidak menghambat minatnya untuk terus melukis. 

"Saya enam kali dirujuk ke sini (RSJ Bali). Selama saya dirawat di sini nyaman. Dan sampai sekarang saya setiap bulan melakukan kontrol rutin. Untuk melukis, saya sudah mulai dari sebelum dirawat di sini. Tapi setelah dirawat, saya dilatih lagi," ucapnya. 

Berkaitan dengan HKJS, Dewa Juliawan berharap agar masyarakat lebih memahami pentingnya menjaga kesehatan jiwa. Ia juga berpesan pada pasien yang tidak disiplin kontrol bulanan, agar lebih disiplin lagi serta tetap mengkonsumsi obat. "Termasuk juga yang anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa, agar dibawa ke rumah sakit saja. Di sini sudah ada dokter spesialis yang menangani. Kalau di rumah kan kurang tahu bagaimana penanganannya," ujarnya.

Sementara itu Plt Direktur RSJ Bali dr Dewa Gede Basudewa mengatakan upaya pemulihan pasien ODGJ salah satunya dilakukan dengan rehabilitasi berbasis budaya. Dengan harapan orang tua melihat pasien bisa beraktifitas sesuai kebutuhan keluarga, dalam hal ini budaya Bali. "Misalnya mebanten, ke pura juga sopan, menari, mejangeran. Termasuk juga kegiatan keterampilan lain, seperti melukis, tata boga, membuat cinderamata, dan sebagainya," ucap dia.

Basudewa mengatakan, yang dilatih keterampilan khususnya pada pasien yang sudah tahu dirinya sakit, sudah dalam kondisi tenang, dan disetujui keluarga jika pasien akan dilatih di RSJ. "Tentu juga termotivasi bagaimana dia berkontribusi secara ekonomi untuk kegiatan bermasyarakat," kata dia.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved