Berita Jembrana
Rabies di Jembrana Tunjukkan Tren Menurun, Bulan Oktober Baru Ditemukan 1 Kasus
Rabies di Jembrana Tunjukkan Tren Menurun *Vaksinasi Rabies Hanya Untuk Emergency dan Penyisiran *Bulan Oktober Baru Ditemukan 1 Kasus
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Harun Ar Rasyid
NEGARA, TRIBUN BALI - Kasus temuan virus rabies di Kabupaten Jembrana menurun jauh dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.
Dalam tiga bulan terakhir, hanya ditemukan belasan kasus.
Bahkan, pada bulan ini hanya baru ditemukan 1 kasus.
Namun, untuk menjaga agar kondisi kasus tidak menanjak lagi, petugas melakukan sosialisasi ke desa-desa.

Menurut data yang diperoleh dari Bidang Kesehatan Hewan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet), Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, temuan kasus tertinggi adalah di bulan April dan Mei.
Saat itu temuan kasus cukup tinggi bahkan menyebabkan warga meninggal dunia.
Rinciannya, pada Januari ditemukan 15 kasus, Pebruari 11 kasus, dan Maret 13 kasus.
Kemudian meningkat drastis pada April ditemukan 45 kasus dan Mei 31 kasus. Kasus kemudian menurun ada Juni hanya 25 kasus, Juli 23 kasus, Agustus 11 Kasus dan September 11 kasus.
"Astungkara, sekarang sudah mulai menurun. Bahkan penurunannya jauh sekali. Di Oktober ini, sampai hari ini hanya ditemukan 1 kasus saja," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet), I Wayan Widarsa saat dikonfirmasi, Selasa 11 Oktober 2022.
Menurutnya, penurunan kasus rabies di Jembrana ini adalah dampak dari vaksinasi massal yang dilakukan April-Juni lalu.
Namun, karena adanya virus PMK yang merebak, program ini terpaksa dialihkan sementara. Petugas fokus ke penanganan PMK saat itu atau bulan Juli awal.
Dia berharap, kedepannya tak ditemukan lagi peningkatan kasus yang signifikan.
Sehingga, meskipun pelaksanaan vaksinasi massal masih belum bisa dilaksanakan, pihaknya tetap gencar lakukan sosialisasi ke sejumlah desa. Ini bertujuan agar masyarakat lebih aware terhadap kasus rabies.
"Untuk saat ini, kita masih fokus ke PMK (vaksinasi) sehingga vaksinasi rabies hanya dilakukan dengan sistem emergency dan penyisiran. Artinya, ketika ditemukan kasus baru akan dilakukan vaksiansi di wilayah tersebut," jelasnya.
Disingung mengenai ketersediaan vaksin rabies, Widarsa menyebutkan stok vaksin sementara aman. Namun, karena fokus ke PMK dan kekurangan personel, vaksinasi massal rabies akan dijadwalkan ulang.
"Intinya kami berharap kasus rabies di Jembrana tidak meningkat lagi. Kami harap peran serta masyarakat juga menekan temuan kasus dengan aware atau peduli terhadap lingkungannya," tandasnya.