Berita Klungkung

Wujud Bhakti dan Syukur ke Lautan, Tradisi Nyepi Segara di Nusa Penida

Nyepi Segara serangkaian piodalan di Pura Sad Kahyangan Pura Batumedawu, Nusa Penida dilaksanakan Selasa (11/10/2022). Sehingga seluruh aktivita

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Marianus Seran
Tribun Bali
Pelabuhan Tri Bhuana tampak senggang karena aktivitas penyebrangan ditutup karena nyepi segara di Nusa Penida, Selasa (11/10/2022). foto: Eka Mita Suputra 

 

TRIBUNBALI.COM, SEMARAPURA-Nyepi Segara serangkaian piodalan di Pura Sad Kahyangan Pura Batumedawu, Nusa Penida dilaksanakan Selasa (11/10/2022).

Sehingga seluruh aktivitas penyebrangan dari Klungkung daratan, termasuk dari Pelabuhan Padang Bay, atau Sanur menuju Kecamatan Nusa Penida dan sebaliknya ditutup selama sehari.


Suasana di Pelabuhan Tribhuana, Desa Kusamba, Klungkung tampak sunyi, Selasa (11/10/2022). Pelabuhan yang setiap hari biasanya sibuk dengan aktivitas penyebrangan, tampak sangat lenggang.


Tidak ada warga yang biasanya antre di loket tiket, ataupun penumpang yang menunggu jadwal keberangkaran menuju Nusa Penida.


Demikian halnya warung-warung yang ada di pesisir semua tutup, akibat tidak beroperasinya Pelabuhan Tribhuana karena nyepi segara yang digelar di Nusa Penida.

Kejari Badung Lakukan Pembinaan LPD Desa Kapal, Pasca Pengurus Lama Gelapkan Dana Diatas Rp 15 M


Nyepi segara di Nusa Penida ini digelar setiap setahun sekali.

Pelaksanaannya pun dilakukan secara bergilir di dua pura di Nusa Penida, yakni Pura Sad Kahyangan Penataran Agung Ped pada tahun ganjil dan Pura Sad Kahyangan Batumedau pada tahun genap.


Saat nyepi segara, semua aktivitas di laut seperti aktivitas nelayan, penyebrangan, ataupun wisata bahari dihentikan selama satu hari penuh. 


Ketua PHDI Klungkung I Putu Suarta mengungkapkan, Nyepi Segara memiliki makna yang penting bagi masyarakat Nusa Penida


Prosesi ini merupakan wujud rasa bakti dan syukur masyarakat terhadap lautan, yang selama ini memberikan penghidupan ke sebagian warga di Nusa Penida.


Serangkaian upakara tersebut, caru tawur dilarung di laut yang dimaksudkan dihaturkan kepada Ida Bhatara Baruna. Nyepi segara juga sebagai bentuk penghormatan terhadap alam yang dalam hal ini laut, yang telah memberikan sumber kehidupan bagi masyarakat.

Baca juga: Air Sungai Meluap, Ratusan Rumah di Desa Tangguwisia Terendam Banjir


"Saat nyepi segara ini, semua aktivitas di laut dihentikan selama sehari. Korban suci yang dihaturkan agar bermanfaat bagi alam, dan laut dibiarkan hening untuk mencapai keseimbangannya," ungkap Putu Suarta. (Eka Mita Suputra)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved