Berita Bali

Banjir Hingga Tanah Longsor Menerpa Bali, Pengamat: Perlu Perhatikan Rumah Hujan dan Jalan Air

Selain berkurangnya rumah hujan, melubernya air hingga ke jalan diperparah kembali oleh saluran air atau jalan air yang berubah fungsi.

Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Istimewa/Basarnas Bali
Ilustrasi bencana alam - Air telah kehilangan dua hal, yaitu kehilangan rumah air sebagai tempat dia tinggal, dan air kehilangan jalan air saat dia mau mengalir ke laut. Atas kondisi ini, maka air punya cara untuk menuju ke laut, saat rumah air dan jalan air hilang, yaitu melabrak yang menghalangi jalannya dia dengan mengalir melewati jalan raya, atau melalui pemukiman 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Beberapa wilayah di Provinsi Bali, kembali diguyur hujan deras pada Senin 17 Oktober 2022 pagi.

Tentu saja ini beresiko, mendatangkan bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, hingga jalan putus.

Hal tersebut mengakibatkan beberapa kabupaten/kota di Bali, kembali mendapatkan musibah.

Seperti misalnya yang terjadi di Kabupaten Badung, Bali.

Pasalnya dalam sehari hujan lebat, tercatat 33 bencana alam yang terjadi di semua wilayah di Kabupaten Badung.

Bencana alam paling banyak terjadi di Kecamatan Petang, yakni 17 bencana alam mulai dari tanah longsor, pohon tumbang, hingga banjir.

Baca juga: Desak Okta Terseret Arus Tiga Kilometer di Bangli Akibat Hujan Lebat

Baca juga: CATAT! Sepeda Motor dan Mobil Umum Boleh Melintas, Petugas Terapkan Sistem Buka Tutup

Baca juga: Lima Truk dan 1 Sepeda Motor Terbawa Arus Air Bah di Karangasem

BPBD Badung saat melakukan penanganan bencana alam di wilayah Badung pada Senin 17 Oktober 2022.
Pasalnya dalam sehari hujan lebat, tercatat 33 bencana alam yang terjadi di semua wilayah di Kabupaten Badung.

Bencana alam paling banyak terjadi di Kecamatan Petang, yakni 17 bencana alam mulai dari tanah longsor, pohon tumbang, hingga banjir.
BPBD Badung saat melakukan penanganan bencana alam di wilayah Badung pada Senin 17 Oktober 2022. Pasalnya dalam sehari hujan lebat, tercatat 33 bencana alam yang terjadi di semua wilayah di Kabupaten Badung. Bencana alam paling banyak terjadi di Kecamatan Petang, yakni 17 bencana alam mulai dari tanah longsor, pohon tumbang, hingga banjir. (Istimewa)

 

Selain Kabupaten Badung, seorang pria lansia meregang nyawa, akibat tertimbun tanah longsor di Kecamatan Selat, Karangasem, Bali pada Senin 17 Oktober 2022.

Material longsor ini, menghantam tembok rumah, dan merenggut nyawa si pemilik rumah I Wayan Suti alias Pekak Suti.

Berdasarkan Informasi di lapangan, Pekak Suti tertimbun material longsor saat sedang istirahat di dalam kamarnya.

Menanggapi beberapa musibah tersebut, Tribun Bali menghubungi Dr. Ir. I Made Sudarma, M.S.

Selaku pengamat lingkungan, sekaligus menjadi Dosen Prodi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Udayana, untuk dimintai pandangannya.

Menanggapi beberapa musibah tersebut, Tribun Bali menghubungi Dr. Ir. I Made Sudarma, M.S.

Selaku pengamat lingkungan, sekaligus menjadi Dosen Prodi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Udayana, untuk dimintai pandangannya.
Menanggapi beberapa musibah tersebut, Tribun Bali menghubungi Dr. Ir. I Made Sudarma, M.S. Selaku pengamat lingkungan, sekaligus menjadi Dosen Prodi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Udayana, untuk dimintai pandangannya. (ist)

Made Sudarma menuturkan, curah hujan yang tinggi menjadi salah satu faktor pendukung terjadinya beberapa musibah dan bencana alam, seperti misalnya banjir hingga tanah longsor.

Namun, seluruh komponen masyarakat disebut pula perlu memerhatikan 'Rumah Hujan' atau tempat penampungan air hujan.

“Intinya adalah intensitas hujan yang tinggi sebagai salah satu akibat dari perubahan iklim.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved