Sponsored Content
Jualan Canang, Omset Damayanti Tembus Rp15 juta
Canang adalah sarana upacara keagamaan umat Hindu di Bali untuk persembahan tiap harinya.
Penulis: Arini Valentya Chusni | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Canang adalah sarana upacara keagamaan umat Hindu di Bali untuk persembahan tiap harinya.
Persembahan ini dapat ditemui di tempat suci seperti pura, kuil, tempat sembahyang kecil di rumah-rumah, dan juga di jalan-jalan.
Canang salah satu usaha dagang yang permintaannya cenderung naik apabila ada hari raya seperti tilem, purnama, pagerwesi, galungan kuningan.

Ni Luh Putu Damayanti, pedagang canang di Jl.Tunjung Tutur Br. Paang Tebel Denpasar ini sudah berjualan selama hampir 3 tahun.
Canang yang ia jual beragam seperti canang tangkih dijual Rp 5 Ribu, canang ceper Rp 17 Ribu dan canang bunter Rp 10 Ribu selain canang ia juga menjual dupa dan banten hari raya seperti saraswati, otonan, tumpek landep.
"Walaupun pandemi saya bersyukur masih rame, hari-hari biasa banyak pembeli biasanya sekali belanja ambil 2-3 canang," ungkap Putu Damayanti, Senin (17/10).
Lebih lanjut Putu Damayanti mengungkapkan omset penjualan perhari jika tidak ada hari raya sekitar Rp250.000-300.000 dan jika dihitung perbulan mencapai sekitar Rp7.500.000.
Sedangkan jika ada hari raya penjualan bisa sampai Rp 500.000 bahkan lebih. Jika dihitung perbulan omset penjualan canang sekitar Rp15.000.000.
"Ya saya berharap walaupun pandemi seperti ini semoga tetap ada pembeli yang mesan canang atau sarana upacara lainnya, karena canang kan salah satu sarana wajib yang harus kita haturkan,". jelasnya.(*)