Sponsored Content
JANGAN Sekadar Cari Keuntungan, Bupati Klungkung Made Satria Ancam Blacklist Pemborong Bermasalah
Sementara pembangunan Pustu Satra senilai Rp715 Juta mengalami keterlambatan cukup tinggi mencapai 34 persen.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Sejumlah proyek fisik di Klungkung mengalami keterlambatan pengerjaan.
Hal ini menjadi perhatian Bupati Klungkung, I Made Satria dan Wabup Tjokorda Surya Putra, saat sidak pembangunan fisik di beberapa lokasi, Selasa (7/10/2025).
Beberapa proyek yang ditinjau yakni penataan ruang Cathlab senilai Rp1,6 miliar, Pembangunan Gedung Cytotoxic senilai Rp1,2 miliar dan Penataan Ruang CT-Scan senilai Rp760 juta.
Pembangunan Gedung Cytotoxic mengalami keterlambatan 14,24 persen. Peninjauan dilanjutkan ke Labkesmas di Desa Takmung senilai Rp10 miliar yang mengalami keterlambatan 10 persen.
Sementara pembangunan Pustu Satra senilai Rp715 juta mengalami keterlambatan cukup tinggi mencapai 34 persen.
Baca juga: Kampung Nelayan Merah Putih di Karangasem, Masa Depan Ekonomi Masyrakat Pesisir
Baca juga: Malam di Canggu Berujung Ricuh: Kisah WNA Arab dan Tiga Perempuan Lokal di Sebuah Vila di Canggu
Pemantauan juga dilakukan terhadap pembangunan sejumlah bale di Pura Watu Klotok senilai Rp827 juta, pengadaan dan pemasangan lampu di Kecamatan Banjarangkan senilai Rp1,9 miliar.
Rehabilitasi ruang Kelas di SD N 2 Tusan senilai Rp431 juta, serta konsolidasi pembangunan pagar, toilet dan UKS di SD N 1 Bakas senilai Rp405 juta.
Bupati Made Satria dalam tinjauannya mengatakan, memang ditemukan beberapa proyek fisik yang molor. Pihaknya tetap mengingatkan rekanan mengejar keterlambatan, dengan kualitas pengerjaan yang terjaga.
"Alasan rekanan pengerjaan terlambat karena kurang tenaga dan masalah ketersediaan bahan baku. Ini saya minta segera cari solusinya, tanpa mengurangi kualitas pengerjaan," ungkap Made Satria.
Ia memberikan perhatian khusus kepada proyek di Pustu Desa Satra, yang keterlambatannya cukup besar yakni mencapai 30 persen. Padahal bulan Oktober ini seharusnya bangunan tersebut telah rampung.
Meskipun keterlambatan ada konsekuensi denda, namun ia tidak ingin hal ini berpengaruh ke kualitas pengerjaan.
"Saya tegaskan, saya ingin pelaksana bekerja serius. Tidak sekadar kejar keuntungan saja. Tapi juga dari sisi apa yang mereka kerjakan, ada misi kemanusiaan. Karena bangunan ini demi kepentingan masyarakat," jelas Satria.
Ia juga mengingatkan rekanan atau pemborong, untuk tidak kerja asal-asalan dan jangan sampai meninggalkan pekerjaan buruk. Karena akan menjadi catatan bagi Pemkab Klungkung, untuk tender selanjutnya.
"Kalau sudah ada catatan merah atau rekanan bermasalah blacklist saja. Jangan sesekali kasi ampun, kalau rugikan pemda dan rakyat. Proyek ini semua pakai uang rakyat," tegas Satria. (mit)
Bupati Jembrana Tegaskan Peran Bendesa Adat Sebagai 'Batang Penjaga' Tiga Bendesa Adat Dikukuhkan |
![]() |
---|
Wisata ke Wonosobo? Ini 4 Rekomendasi Hotel Paling Populer di Wonosobo |
![]() |
---|
Pentingnya Kursus Bahasa Inggris untuk Semua Kalangan |
![]() |
---|
Wali Kota Salurkan Santunan JKK BPJS Ketenagakerjaan Kepada Ahli Waris Korban Banjir Kumbasari |
![]() |
---|
Bali Floods One Love Charity: Nagisa Bali Group & Inge Anugrah Salurkan Bantuan ke Warga Kena Banjir |
![]() |
---|