Sponsored Content

Bupati Jembrana Tegaskan Peran Bendesa Adat Sebagai 'Batang Penjaga' Tiga Bendesa Adat Dikukuhkan

Tiga bendesa adat serta prajuru desa adat dikukuhkan Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, Senin 6 Oktober 2025 kemarin. 

ISTIMEWA
Tiga bendesa adat serta prajuru desa adat dikukuhkan Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, Senin 6 Oktober 2025 kemarin.  

TRIBUN-BALI.COM - Tiga bendesa adat serta prajuru desa adat dikukuhkan Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, Senin 6 Oktober 2025 kemarin. 

Dalam kesempatan tersebut, bupati menegaskan pentingnya peran bendesa adat sebagai figur sentral dalam menjaga kelestarian adat, budaya, dan jati diri masyarakat Bali di tengah arus perubahan zaman.

Bendesa adat bukan sekadar pemimpin formal, tetapi juga menjadi “batang penjaga” yang menopang dan melindungi akar desa adat agar tetap kokoh.

Menurut informasi yang diperoleh, tiga bendesa adat dan prajuru desa di antaranya Desa Adat Budeng, Kecamatan Jembrana, Desa Adat Mengenu Anyar, Kecamatan Pekutatan, dan Desa Adat Manggissari, Kecamatan Pekutatan. Pengukuhan dilakukan secara maraton dalam waktu sehari.

Baca juga: SOSOK Halim Kalla, Adik Jusuf Kalla yang Ditetapkan Tersangka Kasus Dugaan Korupsi PLTU Kalbar

Baca juga: DUGA Butuh Uang Buat Hubungan Gelapnya, yang Buat Aiptu SU Gelap Mata Lalu Rampok Dagang Tomat !

"Desa adat ibarat pohon kehidupan bagi masyarakat Bali. Akar yang kuat adalah nilai-nilai luhur, tradisi, dan budaya warisan leluhur. Dan bendesa adat adalah batang yang menjaga agar akar itu tetap hidup, tidak tercerabut oleh arus modernisasi," ujarnya. 

Kembang menambahkan, posisi bendesa adat sangat vital karena tidak hanya mengatur kehidupan adat dan keagamaan, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam menjaga keharmonisan sosial dan ketertiban masyarakat.

Di tengah tantangan globalisasi dan perkembangan teknologi yang cepat, bendesa adat dituntut untuk mampu beradaptasi tanpa kehilangan jati diri.

"Peran bendesa adat hari ini jauh lebih kompleks. Selain melestarikan tradisi, juga harus mampu menjembatani kepentingan masyarakat adat dengan kebijakan pemerintah. Sinergi antara desa adat dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk membangun Jembrana yang berbudaya, berkarakter, namun tetap maju," tegasnya.

Bupati juga menyampaikan apresiasi atas dedikasi para bendesa adat, yang terus menjaga nilai-nilai kearifan lokal. Ia berharap ke depan peran desa adat semakin diperkuat melalui kolaborasi, yang solid antara pemerintah daerah, majelis desa adat, serta seluruh komponen masyarakat.

"Selama batangnya tetap kuat, akar itu akan terus hidup, dan pohon desa adat akan tumbuh semakin rindang. Itulah harapan kita semua, agar warisan leluhur tetap lestari dan menjadi kekuatan utama membangun masa depan Jembrana," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved