Berita Bali

Dumogi Amor Ing Acintya, Kisah Para Korban Bencana di Jembrana hingga Karangasem

doa warga Bali terhadap para korban meninggal dunia akibat bencana alam, bencana alam yang mengepung Kabupaten Jembrana ditaksir mencapai Rp 15 miliar

Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
Situasi di Jembatan Bilukpoh-Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Selasa 18 Oktober 2022 pagi. Truk kontainer masih belum boleh melintas sementara truk besar masih mengular di Jalur Denpasar-Gilimanuk - Dumogi Amor Ing Acintya, Kisah Para Korban Bencana di Jembrana hingga Karangasem 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA – Dumogi amor ing acintya. Demikian doa seluruh warga Bali terhadap para korban meninggal dunia akibat bencana alam yang terjadi di Jembrana, Bangli, Karangasem, Senin 17 Oktober 2022.

Ni Putu Widya Margareta (17), siswi SMAN 2 Mendoyo, korban yang jatuh dan terseret arus Sungai Bilokpoh, Penyaringan, Jembrana, ditemukan di pesisir Pantai Delod Berawah, Banjar Dangin Marga, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Selasa 18 Oktober 2022 siang.

Sementara korban meninggal lainnya ternyata menyimpan kisah tersendiri.

Desak Made Oktania, siswi kelas XI SMKN 1 Bangli ternyata terkena musibah sepulang dari kerja kelompok.

Baca juga: Estimasi Kerugian Material Bencana Alam Capai Rp15 M, Pemda Minta Bantuan Provinsi dan Pusat

Dan I Gusti Ngurah Wedana Putra (9), siswa kelas 3 SDN Selat, yang meninggal setelah terseret air bah di Banjar Santi, Kecamatan Selat, Karangasem, semasa hidupnya merupakan anak berbakti, baik, dan penurut.

Penemuan mayat Widya berawal dari I Komang Agus Suryadi dan I Kadek Arta Negara (18) yang berniat mencari bongkahan kayu untuk hiasan, di pesisir Pantai Delod Berawah.

Setelah menyusuri pantai, ia melihat sesosok mayat yang tertahan kayu di pinggir pantai.

Dia melanjutkan, ketika melihat sosok jenazah itu, mereka langsung memanggil warga yang juga ikut mencari kayu.

Seorang warga kemudian menghubungi warga setempat dan aparat desa.

Mayat tersebut kemudian dieavkuasi ke RSU Negara.

Koordinator Pos Pertolongan dan Pencarian SAR Jembrana, Dewa Putu Hendri Gunawan mengatakan, sesuai dengan keterangan pihak desa yang datang ke lokasi, jenazah tersebut adalah Ni Putu Widya Margareta (17).

Kepergian Ni Putu Widya Margareta meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan keluarga besar SMAN 2 Mendoyo yang meninggal setelah terpeleset dan jatuh ke derasnya aliran Sungai Bilukpoh, Senin pagi.

Ibu korban, Ni Made Astini (40) mengatakan, tidak ada firasat apa pun sebelum peristiwa nahas itu terjadi.

Namun, ia mengaku sempat bermimpi buruk dua hari berturut-turut.

Selain itu, burung gagak juga sempat beterbangan di atas rumah sebelum kejadian tersebut.

"Sempat bermimpi bahwa anak saya (almarhum) dibawa oleh dua orang laki-laki. Tapi saat itu saya berusaha merebut dan berhasil mengajaknya pulang," kata Made Astini didampingi suaminya I Made Eka Astama (40).

Artini menyatakan, anak pertama dari empat bersaudara tersebut adalah sosok yang baik dan rajin membantu orangtua.

Apalagi, ia juga membantu ayahnya berjualan sayur.

"Bahkan kalau diajak ke sawah dia tidak malu. Anak saya semangat bantu orang tua," kenangnya.

Eka Astama menambahkan, Senin dini hari menjadi hari terakhir ia melihat putri sulungnya.

Ia merasa sangat tak menyangka dan menyesali bahwa mengajak anaknya untuk berjualan di hari itu.

Kepala SMAN 2 Mendoyo, I Komang Winata menyatakan, kepergian siswinya itu menjadi duka yang mendalam bagi keluarga besar SMAN 2 Mendoyo.

Apalagi warga sekolah mengenang Ni Putu Widya sosok yang rajin.

"Memang anak yang kreatif, dan rajin juga. Ia rajin itu tidak hanya di sekolah, tapi juga rajin membantu orangtuanya,” katanya.

Winata menuturkan, dalam kesehariannya, ia juga diajak orangtuanya berjulan sayur.

Bahkan, siswi jurusan IPS I itu juga sempat bercerita kepada wali kelasnya punya cita-cita sebagai pengusaha sayur.

"Sekarang ibunya masih memiliki bayi, tugas itu (berjualan) kemudian digantikan atau dilakukan almarhum. Intinya, siswi ini sangat membantu orangtuanya," tuturnya.

Di kegiatan sekolah, kata dia, Ni Putu Widya juga aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Dan anaknya adalah siswi yang sangat disiplin tergolong anak pintar.

"Dia (korban) juga masuk 10 besar di kelasnya. Intinya tidak pernah ada masalah, orangnya baik. Bahkan teman sebangkunya juga sangat merasa kehilangan," katanya.

Bupati Jembrana, I Nengah Tamba didampingi Ny Candrawati Tamba mengunjungi korban Ni Putu Widya di Banjar Yeh Buah, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Selasa 18 Oktober 2022.

Ia menyampaikan duka cita yang mendalam atas tragedi tersebut dan berharap keluarga yang ditinggalkan tabah serta ikhlas.

"Dumogi Amor Ing Acintya, tiang atas nama Pemerintah Daerah Jembrana turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya putri bapak/ibu tersebut. Semoga bapak-ibu bisa tabah dan mengiklaskan kepergiannya, kembali lagi ini sudah takdir yang digariskan oleh Ida Bhatara," ucap Tamba di hadapan kedua orangtua dan keluarga korban.

Sementara itu, Desak Made Oktania siswi kelas XI SMKN 1 Bangli, warga Lingkungan Sidembunut, Kelurahan Cempaga, meninggal dunia terseret derasnya arus saat melintas di wilayah Desa Tamanbali, tepatnya di lapangan Kilobar, sepeulang kerja kelompok.

Mayatnya ditemukan 3 km dari lokasi dia terjatuh.

Ibunda Desak Okta, Jro Wayan Mariasih (47) ditemui di rumah duka, Selasa 18 Oktober 2022, mengatakan, sehari sebelum kejadian (Minggu) anaknya sempat bilang mau kerja kelompok di rumah teman, Senin.

Dia kemudian memperingatkan agar mengurungkan niat saja apabila sedang hujan.

"Saat itu dia (Desak Okta) mengiyakan. Namun karena pada Senin siang tidak hujan, maka dia jadi pergi. Tapi saat akan pulang, justru dia mengalami musibah," ucapnya lirih.

Ngakan Ketut Rudiasa (47), ayah korban, mengaku tidak ada firasat apa pun saat itu.

Hanya saja pada Senin pagi, ia melihat Desak Okta tumben mandi dua kali.

"Sebelum berangkat (sekolah) sempat mandi, kemudian mengganti pakaian dengan seragam sekolah. Namun seragam sekolah dilepas. Malah dirinya mandi lagi dan menggunakan pakaian adat. Tapi akhirnya tidak jadi berangkat karena kondisi hujan lebat," ujarnya.

Baik Ngakan Rudiasa maupun Jro Mariasih mengetahui niat anaknya pergi belajar kelompok ke rumah temannya di Desa Tamanbali.

Remaja 17 tahun itu meninggalkan rumah, Senin siang.

Sementara kedua orangtuanya sedang bekerja sehingga tidak melihat anaknya keluar rumah.

"Kami bekerja dan anak sekolah, biasa sore baru bisa kumpul," kata Ngakan Rudiasa.

Rombongan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P2A) Bangli mendatangi rumah duka yang berlokasi di Lingkungan Sidembunut, Kelurahan Cempaga.

Rombongan dipimpin Kepala Dinas Sosial P2A, Ida Ayu Gede Yudi Sutha untuk menyerahkan bantuan kepada keluarga.

Terpisah, I Gusti Ngurah Wedana Putra (9), bocah yang meninggal akibat terseret air bah di Banjar Santi, Kecamatan Selat, Karangasem, di masa hidupnya merupakan anak berbakti, penurut, dan senang membantu orangtua.

Dia secara akademis tak berprestasi, tetapi dia dikenal sebagai anak baik, rajin belajar, tidak membantah nasehat orangtuanya.

"Dia itu memang tak berprestasi. Tapi polos orangnya, serta penurut. Keluarga merasa kehilangan," kata orangtua korban, Gusti Ngurah Suparta ditemui di Puskesmas Selat.

Bibi korban, Gusti Ayu Ngurah Santi, mengutarakan hal sama. Gusti Wedana adalah orang yang polos dan baik juga dengan temannya.

"Biasanya bermain sama teman setelah pulang sekolah. Namanya anak-anak, senanganya main sama teman," kata Gusti Santi.

Wali Kelas korban, I Gusti Ayu Surya Wati, mengatakan Gusti Wedana memang rajin dan pro aktif.

Ketika ada teman yang nakal, biasanya korban yang melaporkan ke ruang guru.

Sikapnya baik saat bergaul dengan teman.

Gusti Ayu Surya Wati mengaku bertemu korban terakhir, Sabtu 15 Oktober 2022.

Saat itu korban hendak berangkat les ke sekolah.

Tak ada lagak aneh. Korban hanya menyapa sambil tersenyum.

Selain itu, kata Surya Wati, suaminya sempat lihat korban saat akan gelar pasraman di Bale Banjar.

Pasang Pengaman Jembatan Bilukpoh

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) melalui Satker Wilayah I Provinsi Bali mengecek kelayakan Jembatan Bilukpoh-Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Selasa 18 Oktober 2022.

Setelah dicek, petugas langsung melakukan uji coba dengan memberikan sejumlah kendaraan besar, seperti truk kontainer hingga hus besar melintas di atas jembatan.

Artinya, pihak Balai Jalan akan memasang pengaman pada struktur bangunan jembatan sebelum dilewati kendaraan dengan berat tonase puluhan ton.

Kepala Satker Pelaksanaan Jalan Wilayah I Provinsi Bali, Izzudin Ismawanto menjelaskan, pihaknya telah mengecek kondisi kelaikan jembatan.

Hasil sementara, hanya perlu dipasang pengunci atau pengaman jembatan pada bagian ujung Barat.

"Saat ini (pengaman) masih persiapan mobilisasi menuju ke sini (lokasi). Sebagian sudah di perjalanan, dan sebagian masih loading dari Samsam," kata Izzudin, Selasa.

Dia menegaskan, pengaman atau pengunci struktur jembatan dengan bahan tiang baja itu akan dipasang secepatnya.

Karena fungsinya adalah untuk mengunci bagian ujung jembatan.

Sehingga apabila jika terjadi air bah lagi agar tidak menggerus lagi struktur yang sudah terbuka saat ini.

"Secara visual tadi dirasakan tidak ada getaran yang membahayakan. Asalkan jalan kendaraan pelan dan satu-satu karena kondisinya (jembatan) masih terbuka atau belum ada pengunci/pengaman jembatan," ungkapnya.

Disingung mengenai beban, dia tidak berani memastikan.

Sebab, berat tonase dari masing-masing kendaraan berbeda-beda.

Sehingga untuk sementara selektif dulu atau diperbolehkan untuk kendaraan yang ringan-ringan.

Gubernur Bali, Wayan Koster dan Wagub Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati serta Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra mendatangi lokasi kejadian dan tempat pengungsian di Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo Jembrana, Selasa.

Dalam kegaitan tersebut, pimpinan daerah Provinsi Bali tersebut juga sempat melihat kondisi rumah rusak paraah akibat banjir.

Koster juga telah menginstruksikan jajarannya untuk memperhatikan dengan baik kebutuhan masyarakat terdampak.

Koster juga meminta warga masyarakat yang terdampak agar bisa diperhatikan dengan baik kebutuhannya terlebih mereka yang rumahnya masih terendam banjir.

"Saya minta BPBD untuk mengelola ini dengan baik terutama tempat tinggal darurat untuk mandi makan. Kemudian mengenai tempat tinggal permanen kedepan yang akan direlokasi. Ada tanah provinsi, namun tidak luas. Nanti akan kita carikan lagi. Sekarang ini baru ada 26 are lahan provinsi. Dan itu akan diberikan kepada masyarakat supaya bisa dibangun perumahan oleh BNPB," terangnya.

Selain itu, kata dia, upaya yang akan dilakukan kedepannya adalah soal renovasi jembatan Bilukpoh-Penyaringan.

Rencananya, jembatan yang merupakan jalur utama Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk tersebut akan dibuat lebih tinggi dari sebelumnya.

Tujuannya adalah jika terjadi peningkatan debit air seperti yang sudah terjadi jembatan tersebut akan tetap aman.

Sementara itu, kerugian material yang disebabkan oleh bencana alam yang mengepung Kabupaten Jembrana ditaksir mencapai Rp 15 miliar.

Nilai tersebut adalah kerugian sementara dan bisa bertambah. Jumlah tersebut merupakan estimasi dari kerusalaan rumah dan infrastruktur.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman (PUPRPKP) Jembrana, I Wayan Sudiarta mengatakan, menurut data sementara, estimasi kerugian tersebut terbagi dalam dua hal, kerugian akibat rumah yang terdampak sekitar Rp 8 miliar, sedangkan infrastruktur jalan dan jembatan sekitar Rp 6-7 miliar.

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin menjelaskan, seluruh penanganan dampak dari bencana alam akan diusulkan ke pusat dalam hal ini BNPB.

Anggarannya kemungkinan diusulkan menggunakan dana siap pakai (DSP).

Warga terdampak banjir di Desa Bilukpoh Kangin, Kecamatan Mendoyo, Jembrana bergotong-royong mendirikan dapur umum (DU).

Dapur umum didirikan di tempat pengungsian warga terdampak yang berlokasi di Tempek Lima, Desa Bilukpoh Kangin.

Informasi yang dihimpun dari PMI Kabupaten Jembrana, dapur umum ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan pangan 40 KK pengungsi.

PMI Kabupaten Jembrana yang juga membantu di lokasi mengatakan perlengkapan masak di dapur umum ini cukup lengkap. (mpa/mer/ful /yun)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved