Banjir di Bali
Burung Gagak Terbang di Atas Rumah Sebelum Putri Sulung Ini Pergi Selamanya, Banjir di Jembrana Bali
Kepergian siswi SMAN 2 Mendoyo ini untuk selamanya, menjadi duka mendalam bagi keluarga maupun masyarakat luas, di tengah bencana alam yang mengepung
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA – Korban terseret arus sungai Bilukpoh, Jembrana, Ni Putu Widya Margareta diaben hari ini, Rabu 19 Oktober 2022 siang.
Kepergian siswi SMAN 2 Mendoyo ini untuk selamanya, menjadi duka mendalam bagi keluarga maupun masyarakat luas, di tengah bencana alam yang mengepung Jembrana, Bali.
Sebelumnya, ibu korban, Ni Made Astini (40) mengungkapkan, tidak ada firasat apapun sebelum peristiwa nahas itu terjadi.
Namun, ia mengaku sempat bermimpi buruk dua hari berturut-turut.
"Sempat bermimpi bahwa anak saya (almarhum) dibawa oleh dua orang laki-laki. Tapi saat itu saya berusaha merebut dan berhasil mengajaknya pulang," kata Made Astini didampingi suaminya I Made Eka Astama (40).
Selain mimpi buruk, ada kejadian tak biasa di rumahnya.
Astini mengatakan, buruk gagak juga sempat beterbangan di atas rumah sebelum kejadian putrinya terseret arus sungai.
Ternyata, itu menjadi firasat sebelum kepergian putri sulungnya untuk selamanya.
Baca juga: Amor Ing Acintya, Siswi SMAN 2 Mendoyo, Korban Terseret Arus Sungai Bilukpoh Diaben Hari Ini
Artini mengenang sulung dari empat bersaudara tersebut sebagai sosok yang baik dan rajin membantu orang tua.
Apalagi, ia juga membantu ayahnya berjualan sayur.
"Bahkan kalau diajak ke sawah dia tidak malu, anak saya semangat bantu orang tua," kenangnya.
Eka Astama menambahkan, Senin 17 Oktober 2022 dinihari menjadi hari terakhir ia melihat putri sulungnya.
Ia sangat tak menyangka dan menyesali mengajak anaknya untuk berjualan di hari itu.
Ni Putu Widya Dikenal Rajin
Sebelumnya, Kepala SMAN 2 Mendoyo, I Komang Winata mengatakan kepergian siswinya itu menjadi duka yang mendalam bagi keluarga besar SMAN 2 Mendoyo.