Demo di SMPN 5 Denpasar

KRONOLOGI Demontrasi Siswa ke Kepsek SMPN 5 Denpasar Bali, Guru Histeris Siswa Kerasukan

Sebelum memuncak pada hari ini, siswa mengaku sudah mengalami hal-hal yang tidak sesuai selama datangnya kepala sekolah baru ini.

Tribun Bali/Putu Supartika
Guru menangis - Di depan kepala sekolah yang bersangkutan, dan juga kadis, perwakilan guru, dan pegawai juga curhat dan sambil menangis. 

Ibunya bilang, 'maaf saya tidak bisa ngomong dengan orang baru, maaf anda siapa?',” kata siswa tersebut bercerita di depan Kadis Pendidikan Kota Denpasar.

“Saya mengajukan proposal lomba, karena lombanya gratis, ibunya langsung bilang karena lombanya gratis tidak akan dibiayai transportasi dan konsumsi sekalipun,” bebernya.

Siswa lain, Dewi Angeli Budi Astini IX A, menambahkan saat lomba dan dirinya dapat juara III dalam lomba story telling tak mendapat apresiasi dari sekolah.

Guru menangis - Aksi demontrasi siswa di SMPN 5 Denpasar ramai diperbincangkan. 

Selain itu, hadir pula Camat Denpasar Utara, Kapolsek Denpasar Utara, Lurah Ubung, Kaling, hingga Ketua Komite SMPN 5 Denpasar.

Perwakilan siswa dari kelas VII, VIII, dan IX, kemudian diajak berdialog dalam satu ruangan.

Di sana, beberapa siswa pun menyampaikan aspirasi mereka, terkait kepala sekolah baru ini.

Salah seorang siswa Kelas IX A, I Made Satria Aldo Adinata, mengaku saat siswa memberikan salam kepala sekolah tak menggubris.
Guru menangis - Di depan kepala sekolah yang bersangkutan, dan juga kadis, perwakilan guru, dan pegawai juga curhat dan sambil menangis. (Tribun Bali/Putu Supartika)

“Bahkan uang transport tidak dikasi, uang konsumsi juga tidak,” katanya.

Tak hanya siswa, guru juga dikumpulkan oleh kepala dinas termasuk sang kepala sekolah.

Di depan kepala sekolah yang bersangkutan, dan juga kadis, perwakilan guru, dan pegawai juga curhat dan sambil menangis.

Guru PJOK, Gede Parwata pun menangis histeris di depan kadis menceritakan absensinya diblokir oleh kepala sekolah.

“Saya tertekan, absensi saya diblokir karena kesalahan kecil,” katanya histeris.

Tak hanya itu, hampir semua guru juga terisak di dalam ruangan tersebut.

Sementara Guru PPKN, Sagung Made Warsiki, berbicara sangat keras di depan kadis dan kepala sekolah.

“Kepemimpinan kepala sekolah sebelumnya hingga plt, jauh berbeda dengan kepala sekolah sekarang.

Kami seperti pembantu.

Kami disuruh membersihkan kamar mandi, padahal tugas kami melayani siswa di sini bukan pembantu,” katanya.

Ia mengatakan hari ini, saat guru-guru menggunakan pakaian adat juga disuruh ngepel lantai.

Rapat - Selain itu, hadir pula Camat Denpasar Utara, Kapolsek Denpasar Utara, Lurah Ubung, Kaling, hingga Ketua Komite SMPN 5 Denpasar.

Perwakilan siswa dari kelas VII, VIII, dan IX, kemudian diajak berdialog dalam satu ruangan.

Di sana, beberapa siswa pun menyampaikan aspirasi mereka, terkait kepala sekolah baru ini.

Salah seorang siswa Kelas IX A, I Made Satria Aldo Adinata, mengaku saat siswa memberikan salam kepala sekolah tak menggubris.
Rapat - Selain itu, hadir pula Camat Denpasar Utara, Kapolsek Denpasar Utara, Lurah Ubung, Kaling, hingga Ketua Komite SMPN 5 Denpasar. Perwakilan siswa dari kelas VII, VIII, dan IX, kemudian diajak berdialog dalam satu ruangan. Di sana, beberapa siswa pun menyampaikan aspirasi mereka, terkait kepala sekolah baru ini. Salah seorang siswa Kelas IX A, I Made Satria Aldo Adinata, mengaku saat siswa memberikan salam kepala sekolah tak menggubris. (Tribun Bali/Putu Supartika)

“Bahkan siswa ada yang nanya ke kami, bu kok nyapu, kok ngepel,” katanya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved