Tragedi Kanjuruhan

Pengakuan Athok Devi di Balik Alasan Batalnya Autopsi Jenazah 2 Putrinya Korban Tragedi Kanjuruhan

Nyaris tiga pekan lamanya Tragedi Kanjuruhan berlalu namun luka yang ditinggalkan masih terasa memedihkan hati seorang Devi Athok Yulfitri.

Editor: Ady Sucipto
Tribun Jatim/Kukuh Kurniawan
Devi Athok Yulfitri saat ditemui di kediamannya. Devi mengakui takut meskipun dalam hati ingin jenazah kedua putrinya korban Tragedi Kanjuruhan diautopsi untuk mengetahui secara pasti penyebab kematiannya 

Ia menyebut saat mendapati jenazah putrinya pertama kali, ia masih mencium bau seperti bau amoniak yang pekat di tubuh dan baju anaknya.

Karenanya ia berfikir autopsi menjadi jalan satu-satunya untuk mengetahui penyebab kematian putrinya.

Iapun mau secara terbuka menyemapikan keinginan autopsi itu lewat tim advokasi yang mendampingi kala itu.

Tapi belakangan Devi justru harus dibuat berfikir ulang karena kondisi yang dialaminya jadi berbeda. 

Semakin ke sini ia merasa tak mendapat dukungan dari siapapun .

Ia heran, ada131 Aremania korban meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan (saat itu), tapi  kondisi tiba-tiba jadi berbalik, semua sorotan dan seolah semua beban ditujukan padanya seorang diri justru saat dia secara terbuka menyatakan bersedia jenazah keluarganya diautopsi .

Padahal keinginannya itu sejalan dengan keinginan Ketua Panpel Arema FC, TGIPF dan banyak pihak yang menuntut kasus Tragedi Kanjuruhan diusut tuntas.

Hingga akhirnya ia menandatangani surat pernyataan mencabut kesediaan autopsi.

Devi Atok Yulfitri mengungkapkan, ada dua alasan mengapa ia mencabut pernyataan kesediaan melakukan autopsi tersebut.

"Yang pertama, kalau dilakukan autopsi, yang terlibat tidak hanya dari pihak polisi saja, melainkan juga ada pihak luar (yang ikut dilibatkan). Kalau enggak ada hal itu, ya enggak usah (dilakukan autopsi)," ujarnya kepada TribunJatim.com, Rabu (19/10/2022).

Baca juga: Dampak Tragedi Kanjuruhan, EPA Ditunda, Bali United Youth Matangkan Komposisi Pemain Lewat Uji Coba

Devi ingin autopsi bisa dilakukan juga oleh pihak netral selain dari kepolisian.

Ketika tak ada kepastian tentang pihak-pihak mana saja di luar polisi yang melakukan autopsi , Devi pun jadi berfikir ulang.

Lalu alasan yang kedua, dia heran karena tidak ada terlihat dukungan dan keinginan dari para keluarga korban meninggal Tragedi Kanjuruhan yang lain untuk melakukan autopsi.

"Kenapa pihak keluarga dari korban meninggal Tragedi Kanjuruhan yang lainnya enggak ikut mengajukan autopsi. Kalau usut tuntas, ya harus berkorban dan jangan hanya bicara. Yang saya sesalkan sampai sekarang ini, kok cuma saya yang bikin pengajuan otopsi, yang lainnya kemana kok tidak ikut bikin pengajuan autopsi?," ungkapnya.

Devi juga mengaku didatangi oleh sejumlah anggota kepolisian yang langsung datang ke rumahnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved