Berita Tabanan
25 Ribu Warga Terdampak, Perumda TAB Tabanan Distribusikan 240 Ribu Liter Air Bersih Per Hari
25 Ribu Warga Terdampak, Perumda TAB Tabanan Distribusikan 240 Ribu Liter Air Besih Per Hari
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Marianus Seran
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Kepungan bencana membuat segala lini tersendat di Tabanan.
Bahkan pasokan air bersih ke rumah warga. Hal ini diketahui, karena Perumda Tirta Amertha Buana (TAB) Tabanan mencatat sekitar 25 ribu pelanggan terdampak atau kesulitan air bersih. Sehingga, 240 ribu liter air harus didistribusikan ke rumah warga per harinya mulai dari Senin 17 Oktober 2022 lalu.
Baca juga: Aturan Kemenkes Belum Jelas, Apotek Pertanyakan Obat Sirup Apa Saja yang Tidak Boleh Dijual
Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya Perumda TAB, khususnya petugas, berjibaku memberikan pelayanan pada masyarakat pasca bencana.
Terutama petugas bagian langganan, teknik dan sopir tangki.
Bencana banjir kali ini yang terbesar dialami kabupaten Tabanan karena sebelumnya tidak sampai dengan ketinggian tujuh meter lebih.
Inilah yang selanjutnya akan dijadikan pengalaman dan bahan evaluasi untuk mencegah kemungkinan bencana serupa datang kembali.
“Semoga tidak ada lagi banjir yang lebih besar. Ini kami jadikan bahan evaluasi bagaimana masing-masing Kecamatan.
Ke depan jaga lingkungan, karena banjir ini bukan karena debit air saja tetapi banyak pendangkalan sungai, termasuk sampah yang dibuang di sungai,” ucapnya, Jumat 21 Oktober 2022 saat kunjungan ke Perumda TAB.
Baca juga: Konimex Hentikan Produksi Obat Sirup Termorex, BPOM Perintah Penarikan dari Pasaran
Sementara itu, Direktur Utama TAB Tabanan, I Gede Nyoman Wirah Adnyana mengatakan bahwa untuk distribusi 240 ribu liter air bersih itu didistribusikan menggunakan enam armada. Dimana pendistribusian juga berkolaborasi dengan pihak BPBD dan Damkar.
Selain itu, pihaknya juga menyediakan dua tendon air.
Yang didapatkan dari bantuan dari Kementrian Sosial.
Dimana itu ditempatkan di Kecamatan Marga. Alasannya, Kecamatan itu menjadi paling terdampak pada bencana Oktober 2022 ini.
“Upaya distribusi terus kami lakukan. Kami dibantu BPBD dan Damkar.
Mulai jam 9 pagi hingga malam hari kami lakukan. Itu sesuai dengan permintaan,” paparnya.
Baca juga: Bencana Alam Yang Terjadi di Bali Tak Pengaruhi KTT G20, Koster Sebut Ini Banjir Terakhir
Ia menyebut, bahwa dampak bencana itu membuat pipa saluran transmisi rusak. Akibat dari longsor yang terjadi.
Belum lagi, intake-intake berpasir dan tersumbat. Sehingga membuat, pompa-pompa tidak dapat beroperasi secara maksimal. Kemudian, air baku keruh serta berlumpur.
Bahkan, dua mata air Perumda TAB, rusak. Saat ini, masih dalam proses perbaikan.
Yakni, di Mata Air (MA) Dedari dan MA Kelepud.
“Kemarin sempat ada longsor susulan jadi sedikit terkendala, padahal pipa termasuk petugas kami sudah sangat siap,” bebernya.
Menurut dia, meski masih dalam proses perbaikan di MA yang lain kondisi sudah membaik.
Contohnya saja, di MA Tasakan, Baturiti, sudah dalam tahap normalisasi. Begitu juga di Shortcut Meliling sudah dalam tahap normalisasi.
Hanya saja, pipa 3’ dan 6’ di Megati kembali terputus Kamis malam kemarin, akibat terkena alat berat proyek pemasangan box culvert dengan wilayah terdampak Kerambitan, Megati, dan sekitarnya.
Selanjutnya, di Malmundeh sedang dalam pekerjaan.
Termasuk di MA Dedari dari tujuh sumber yang ada, baru tiga disambung, sedangkan lainnya masih dalam tahap pekerjaan.
Begitu juga dengan pipa yang terkena longsor di Gadungan sedang dalam tahap perbaikan. Dan Beji Mumbul Nyambu juga sudah sedang dalam tahap normalisasi.
“Ya benar di MA Dedari memang menjadi paling banyak dampak.
Karena memang MA Dedari itu mendistribusikan air di wilayah kota Tabanan dan Kediri,“ ungkapnya. (*)