Hari Raya Saraswati

Makna Hari Raya Saraswati, Ilmu Pengetahuan Mempermudah Menjalani Hidup

Apa sesungguhnya makna Saraswati? Hari Saraswati rutin dirayakan setiap 210 hari sekali atau 6 bulan sekali.

Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Hari Raya Saraswati. Saraswati merupakan sakti Dewa Brahma, dianalogikan sebagai dewi yang cantik, simbol kecantikan atau ilmu pengetahuan. 

TRIBUN-BALI.COM – Hari Raya Saraswati dirayakan hari ini, Sabtu Umanis Watugunung, 22 Oktober 2022.

Apa sesungguhnya makna Saraswati?

Hari Saraswati rutin dirayakan setiap 210 hari sekali atau 6 bulan sekali.

Perayaan Hari Saraswati diperingati sebagai hari turunnya hari ilmu pengetahuan dan dilambangkan sebagai dewi yang cantik atau Dewi Saraswati.

Saraswati merupakan sakti Dewa Brahma, dianalogikan sebagai dewi yang cantik, simbol kecantikan atau ilmu pengetahuan.

Pengurus PHDI Provinsi Bali, Dr I Nyoman Alit Putrawan, S.Ag., M.Fil.H mengatakan, umat Hindu di Bali selalu merayakan Hari Saraswati. Tidak hanya di sekolah, namun di setiap rumah juga merayakan Saraswati.

“Di Bali, Hari Saraswati diperingati. Maknanya, umat manusia eling atau ingat pada Saraswati. Saraswati berasal dari kata saras dan wati. Saras artinya mengalir seperti air mengalir dari hulu ke hilir. Wati artinya memiliki. Artinya sesuatu yang mengalir, memberi kehidupan,” ungkapnya.

Ilmu pengetahuan sifatnya mengalir untuk memberi kehidupan pada umat manusia.

Baca juga: Hari Turunnya Ilmu Pengetahuan, Benarkah Tidak Boleh Membaca dan Belajar Saat Hari Raya Saraswati?

Pada esensinya, seluruh umat Hindu di Bali merayakan Hari Saraswati, maknanya sebagai wujud bhakti dan terima kasih kepada Beliau, karena telah menurunkan ilmu pengetahuan untuk bisa lebih mudah menjalani kehidupan ini.

“Dewi Saraswati dilambangkan sebagai dewi yang cantik karena sesuatu yang cantik itu menarik. Demikian ilmu pengatuan dilambangkan sebagai dewi yang cantik, agar setiap orang tertarik mencari pengetahuan itu,” jelas pria yang juga pengurus Majelis Desa Adat Provinsi.

I Nyoman Alit Putrawan memaparkan, Dewi Saraswati disimbolkan bertangan empat melambangkan Catur Weda, yang merupakan sumber pengetahuan itu. Catur Weda terdiri dari Reg Weda, Sama Weda, Yajur Weda, dan Atharwa Weda.

Keropak atau lontar yang dibawa Dewi Saraswati melambangkan ilmu pengetahuan, sumber dari sumber kehidupan. “Seperti jik keropak itu dibuka, pengetahuan itu tidak terbatas,” ungkapnya.

Lotus atau bunga tunjung merupakan bunga yang bisa hidup di tiga alam. “Akarnya di lumpur, batangnya di air, dan bunganya di udara. Ini adalah lambang bhur bwah swah. Ilmu pengetahaun ada di tiga alam sehingga bisa memberikan sesuluh,” jelas pria yang juga dosen ini.

Genitri simbol dari keabadian dan lambang Siwa. Maknanya, orang yang mempelajari ilmu pengetahaun maka sifat ilmu yang dipelajari tersebut abadi, bisa sebagai penuntun kehidupan.

Alat musik Wina adalah simbol kesenian dan budaya.

“Siapapun yang memiliki pengetahuan kesenian, seperti musik, tari, itu adalah hal yang menyenangkan. Maknanya, mengejar ilmu pengetahuan itu menyenangkan,” paparnya.

Sementara angsa sebagai lambang kebijaksanaan.

Angsa bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Membedakan mana yang bisa dimakan dan tidak.

Sehingga manusia yang berpengetahaun bisa membedakan mana perbuatan yang baik dan buruk.

I Nyoman Alit Putrawan mengatakan, penjelmaan sebagai manusia adalah mulia, ini disebutkan dalam Sarasamuscaya, sebab dengan menjadi manusia dapat menolong dirinya dengan berbuat baik.

Merak merupakan lambang kewibawaan, orang yang mempelajari ilmu pengetahuan, digunakan untuk hal yang baik.

Demikian makna Saraswati dan simbolnya.

“Hari Saraswati dirayakan sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan. Seyogyanya dalam perayaan Saraswati ini natab banten sesayut Saraswati. Momentum peringatan Saraswati adalah penyadaran untuk bangkit. Evaluasi diri sehingga kita harus tetap semangat dan tabah menghadapi kehiduapn ini,” ucap Alit Putrawan.

Hari Saraswati juga merupakan sarana penyadaran dan penyucian diri, sehingga kehidupan menjadi lebih tenang dan damai.

Ia mengingatkan, Saraswati sebagi refleksi diri kita, semaksimal mungkin menggunakan pikiran, perkataan, dan perbuatan untuk kebaikan umat bersama.

“Inilah tonggak untuk kita berbuat kebaikan untuk kita semua. Perayaan Saraswati, agar selalu eling, mencurahkan ilmu yang kita miliki untuk kepentingan umat kita semua,” jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved